KARYA ILMIAH
BAHAYA MEROKOK
BAGI KESEHAATAN
OLEH :
faizal iqbal
Madrasah Aliyah
Negeri Sumenep
Jl. KH. Agussalim
No. 19
Tahun pelajaran
2011-2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang, bahaya merokok, penyimpangan sek pada
remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba. yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Karya ilmiah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini memuat tentang “bahaya merokok” yang
sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun karya ilmiah ini mungkin
kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada ibu guru bahasa Indonesia,
yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya ilmiah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Probolinggo,
15 Desember 2009
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………1
KataPengantar………………………………………………………………2
Daftar isi………………………………………………………………………3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………… 4
I. Latar
Belakang Masalah………………………………………4
II. Rumusan
Masalah…………………………………………… 4
III. Tujuan
………………………………………………………4
Bab II Pembahasan …………………………………………………………5
I. Isi
Bahaya merokok …………………………………………………5
Bab III Penutup ………………………………………………………………6
I. Kesimpulan
……………………………………………………6
II. Saran …………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali
mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja
merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun
peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap
sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum
usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang)
mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja
dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia
nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang
perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola
perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi
bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak
perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
II. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
Untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada
remaja, dan
bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
III. TUJUAN
Supaya pembaca lebih mengerti
tentang bahaya merokok, penyimpangan sek
pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan
narkoba.
Supaya pembaca menyadari bahwa
merokok, penyimpangan sek pada remaja,
dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat
merusak tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN ROKOK
Di masa modern ini, merokok
merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap
dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang
disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan
dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi
seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk
menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya
tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana,
2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya
dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja
Merokok antara lain:
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja
perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan
hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam
Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan
bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan
teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok
karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau
jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas
sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial
lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat
berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar kita. Dalam rokok
banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh manusia, daintaranya
yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan
dari pada pengobatan. Jangan sekali kali mencoba untuk merokok karena hamper
dari semua yang terjerumus berawal
dari coba coba. Pikirkan bentuk pergaulan. Pencegahan lebih
baik dari pada pengobatan
II. Saran
Menekan pada pencegahan maka
perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh sungguh dan terpadu : di
sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman
Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa.
Direproduksi oleh
Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Offset
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Offset
terima kasih ,,
BalasHapusini sangat membantu sekali
Download dalam format .doc disini
BalasHapus