Rabu, 01 Juli 2020

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

 

 

 

 

 

Oleh :

FAIZAL IQBAL

NPM : 715.2.1.1934

                                                                   

 

Program Studi Manajemen

 

 

 

 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

                    2019                    


MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

 

 

 

 

 

Oleh :

FAIZAL IQBAL

NPM : 715.2.1.1934

                                                                   

 

Program Studi Manajemen

 

 

 

 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

2019

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

 

 

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi : Manajemen

 

 

 

 

Oleh :

FAIZAL IQBAL

NPM : 715.2.1.1934

                                                                   

 

 

 

 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

                                                 2019                                                

 

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

 

Dipersiapkan dan disusun oleh

FAIZAL IQBAL

NPM : 715.2.1.1934

 

 

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada tanggal 18Juli 2019

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

 

                                                             

Susunan Tim Penguji

Ketua            : Rusnaini, SE., MM

Anggota       : 1. Endang Widyastuti, SE., MM

                        2. Miftahol, SE., MM

 

Sumenep, 18Juli 2019

Dekan

 

 

 

Ahmad Ghufrony, SE., MM

Ketua Tim Penguji

 

 

 

Rusnaini, SE., MM

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

 

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

 

Nama               : FAIZAL IQBAL

N.P.M             : 715.2.1.1934

                               

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DI SELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

 

diajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2019 adalah hasil karya saya.

 

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat pemikiran dari penulis lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja batal saya terima.

Sumenep, 18 Juli 2019

Materai

6000

Yang membuat pernyataan,

 

 

 

FAIZAL IQBAL

           

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.      MAHASISWA

Nama                                : FAIZAL IQBAL

N.P.M                              : 715.2.1.1934

Proram Studi                    : Manajemen

Tempat / Tanggal Lahir    : Sumenep / 10 Juli 1994

Agama                              : Islam

Jumlah Saudara Anak ke : 4, Anak ke-3

Alamat Rumah                 : Jln. Trunojoyo GG 3b/9c

Status                               : Mahasiswa

 

B.       ORANG TUA

Nama Ayah                      : Kadarisno

Nama Ibu                         : Farida

Alamat Rumah                 : Jln. Trunojoyo GG 3b/9c

Alamat Kantor / Telepon : 085230324904

Pekerjaan / Jabatan           :

 

C.      RIWAYAT PENDIDIKAN

1.    Tamat SD di SDN Kolor II  Tahun 2008

2.    Tamat SLTP di MTsN Sumenep  Tahun 2011

3.    Tamat SLTA di MAN Sumenep Tahun 2014

4.    Pendidikan Tinggi (PT)

Nama PT

Tempat

Semester

Tahun

Keterangan

UNIJA

SUMENEP

VIII

2019

 

 

Foto

3x3

Dibuat dengan sebenarnya

Oleh

 

 

 

            Faizal iqbal

 

                                                  

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripri ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesakan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

 

1.    Ayahanda Kadarisno Dan Ibunda Farida atas segala doa, dorongan dan kasih sayangnya demi keberhasilan penulis. Juga kepada kakak dan adik kandungku Norawinda Ferawati, Chairul Umam dan Ayu Safitri serta ponakanku Zahra Nafisah.

2.    Bapak Dr. Sjaifurrachman, SH.,CN.,MH, selaku Rektor Universitas Wiraraja.

3.    Bapak Ahmad Ghufrony, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4.    Bapak Miftahol Arifin, SE., MM, selaku dosen pembimbing.

5.    Ibu Very Andrianingsi, SE., MM, selaku ketua Program Studi Manajemen.

11.Untuk Sahabat Nian Faradila dan Dini Indriyani yang selalu membantuku dalam mengerjakan Skripsi dan masa sepanku Lisa Monica selalu ada disaat aku dalam keadaan frustasi dan putus asa dalam sesuatu hal.

21.Untuk teman karibku Wahdaturrohma Nurhuaida, Abul bazar, Nurcahya Ningsi, Ulfiatul Aulia, Firnanda, Irestu, Hidayat, dan Moh Luqman yang selalu mendukungku, menemaniku setiap aku membutuhkan sesuatu, dan yang memberikanku semangat, motivasi untuk terus berjuang demi meraih cita – cita dan demi membanggakan kedua orang tuaku.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Sumenep, 12 Juli 2019

Faizal Iqbal

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI...........................................................

HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI....................................................... i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... . ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

ABSTRAKSI................................................................................................... xiv

ABSTRACT...................................................................................................... xv

                  

BAB I   PENDAAHULUAN

1.1    Latar Belakang............................................................................... 1

1.2    Rumusan Masalah.......................................................................... 8

1.3    Tujuan Penelitian............................................................................ 8

1.4    Manfaat Penelitian......................................................................... 8

1.5    Fokus Penelitian............................................................................. 9

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tinjauan Pustaka.......................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia dalam Tinjauan Islam... 10

2.1.2 Pengertian Wirausaha.......................................................... 11

2.1.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha... 13

2.1.4 Pengertian Pelatihan dan Pengembangan........................... 14

2.1.5 Jenis-jenis Pelatihan............................................................ 15

2.1.6 Faktor-faktor yang Menentukan Kinerja............................ 17

2.1.7 Pengertian Pengangguran.................................................... 17

2.1.8 Jenis-jenis Pengangguran.................................................... 18

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penganggurangan........ 18

2.2  Penelitian Terdahulu dan Sekarang.............................................. 19

2.3  Rancangan Isi............................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN         

3.1  Jenis Penelitian............................................................................. 26

3.2  Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................... 26

3.3  Jenis Dan Sumber Data................................................................ 26

3.3.1  Jenis Data .......................................................................... 26

3.3.2  Sumber Data...................................................................... 27

3.4  Informan...................................................................................... 27

3.4.1  Informan Kunci.................................................................. 27

3.4.2  Informan Utama................................................................. 28

3.4.3  Informan Pendukung......................................................... 28

3.5  Teknik Pengumpulan Data........................................................... 28

3.5.1  Observasi............................................................................ 28

3.5.2  Wawancara......................................................................... 28

3.5.3  Dokumentasi...................................................................... 29

3.6  Teknik Analisis Data.................................................................... 29

3.6.1  Analisis Sebelum di Lapangan........................................... 29

3.6.2  Analisis Selama di Lapangan............................................. 29

3.6  Uji keabsahan Data...................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil Penelitian............................................................................ 32

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.................................... 32    

4.2    Analisis dan Pembahasan............................................................. 44

4.2.1   Data Informan.................................................................... 44    

4.2.2 Analisis Penelitian............................................................... 46

4.3    Pembahasan.................................................................................. 67

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ..................................................................................... 72

5.2 Saran............................................................................................ 75

JADWAL PENELITIAN................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 78

LAMPIRAN..................................................................................................... 79

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                   Halaman

4.1. Data Informan............................................................................................ 45

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                               Halaman

2.1.  Rancangan Isi Penelitian........................................................................... 25

4.1.  Strukrur Organisasi PIWS......................................................................... 36

4.2.  Sistem Layanan PIWS.............................................................................. 40

4.3.  Peran Pelaksanaan PIWS.......................................................................... 44


 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                           Halaman

1.  Pedoman Wawancara................................................................................... 80

2.  Hasil Wawancar........................................................................................... 82

2.  Dokumentasi Wawwancara Dengan Informan............................................ 92

3.  Surat Keterangan Selesai Riset.................................................................... 98

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

Faizal Iqbal. 2019.Membangun Wirausaha Muda dalam Mengurangi Pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 Wirausaha Muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep), Sumenep Pembimbing : Miftahol Arifin SE,. MM

Wirausaha dapat merubah  perekonomian suatu bangsa maupun negara dengan cepat sehingga diperlukan bagi pemerintah untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya berwirausaha.Angka pengangguran di Kabupaten Sumenep pada tahun 2017 cukup tinggi, mengalami penurunan sebesar 0,04 persen yaitu dari 11.554 jiwa menjadi 11.067 jiwa. Penurunan tersebut sangatlah minim, walaupun mengalami penurunan, namun penurunan tersebut diakibatkan oleh menurunnya jumlah angkatan kerja di tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelatihan di PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep) dan langkah – langkahnya  dalam mengurangi pengangangguran di Kabupaten Sumenep. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan menentukan informan kunci sebanyak 1 orang, informan utama sebanyak 5 orang, dan menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaMembangun Wirausaha Muda dalam Mengurangi Pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 Wirausaha Muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep)Proses pelatihan yang diselanggarakan PIWS cukup baik. Tim pendamping memberikan pendampingan yang baik kepada peserta pelatihan saat proses pelatihan selesai.Proses pelatihan memiliki kekurarangan yaitu pada tahap demi tahap yang jaraknya cukup jauh dan waktu pelaksanaan tertunda. Peserta pelatihan sering datang tidak tepat waktu pada saat proses pelatihan dengan beberapa alasan dari peserta. Terbatasnya fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk proses pelatihan juga menjadi kendala, sehingga proses pelatihan kurang maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan.

Kata Kunci : Wirausaha dan Pengangguran

 


 

ABSTRACT

Faizal Iqbal. 2019. Building Young Entrepreneurs in Reducing Unemployment in Sumenep Regency with the training of 1000 Young Entrepreneurs organized by PIWS (Sumenep Young Entrepreneur Incubator Center), Sumenep Advisor: Miftahol Arifin SE., MM

Entrepreneurship can change the economy of a nation and country quickly so it is necessary for the government to make people aware of the importance of entrepreneurship. The unemployment rate in Sumenep Regency in 2017 was quite high, which decreased by 0.04 percent, from 11,554 people to 11,067 people. The decline was very minimal, despite a decline, but the decline was caused by a decrease in the number of workforce in 2018.

This study aims to find out how the training process at the PIWS (Sumenep Young Entrepreneur Incubator Center) and its steps in reducing unemployment in Sumenep Regency. The sampling technique in this study used Purposive Sampling by determining key informants as many as 1 person, the main informants as many as 5 people, and using data collection techniques, including observation, interviews, and documentation.

The results of this study indicate that Building Young Entrepreneurs in Reducing Unemployment in Sumenep Regency with the training of 1000 Young Entrepreneurs organized by the Sumenep Young Entrepreneur Incubator Center) The training process conducted by PIWS is quite good. The escort team provided good assistance to the training participants when the training process was completed. The training process has the disadvantage that is step by step, the distance is quite far and the implementation time is delayed. Training participants often come not on time during the training process with several reasons from the participants. The limited facilities and equipment used for the training process are also obstacles, so the training process is not optimal and not in accordance with what has been targeted.

Keywords: Entrepreneurship and Unemployment


 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Wirausaha dapat merubah  perekonomian suatu bangsa maupun negara dengan cepat sehingga diperlukan bagi pemerintah untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya berwirausaha. Maka dengan adanya peran pemerintah dan fasilitas yang memadai serta di lindungi hak dan kewajiban untuk berwirausaha, masyarakat akan timbul kesadaran dan semangat untuk berwirausaha. Hal ini menyebabkan tuntutan bagi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan supaya ia mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang di inginkan serta disukai dan dimitati. Oleh karena itu peran pemerintah pusat maupun daerah harus tegas dalam urusan faktor kesejahteraan baik ekonomi dari segi apapun seperti dikalangan masyarakat yang kurang mampu.

Pemerintah pusat dan daerah berperan penting dalam penyelenggaraan serta membangun kestabilan prekonomian suatu daerah maupun bangsa, dengan tujuan untuk meningkatkan, menstabilkan dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di suatu bangsa maupun daerah. Dalam suatu proses untuk meningkatkan prekonomian dan mengurangi angka kemiskinan ada kaitannya dengan yang namanya pelatihan berwirausaha.

Pelatihan dan peraktek berwirausaha sangat penting jika menyangkut hasil dan penetapan suatu pekerjaan yang sesuai minat dan bakat per individu. Pelatihan adalah kunci utama sebagai pengerak masyarakat dan menyadarkan


masyarakat untuk selalu berusaha dikarnakan setiap usaha yang dikerjakan akan membuahkan hasil yang di inginkan. PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) menjadi salah satu sarana program pemerintah untuk memberikan pelayanan masyarakat yang kurang mampu untuk menjadi wirausahawan muda di sekitar daerah Kabupaten Sumenep dan meningkatkan produktifitas masyarakat Sumenep, dan memiliki peran penting untuk kemajuan suatu daerah. Oleh sebab itu, Pelatihan selalu di tuntut untuk memberikan pelatihan sesuai mintat per individu dan apa yang sudah di tetapkan pada program pelatihan tersebut. Keluhan yang sering terjadi di kalangan peserta pelatihan yaitu tentang pembina pelatihan (pemateri) seperti ketepatan waktu dalam mengisi materi dan peraktek yang akan disampaikan. Kualitas dan kuntitasnya masih sangat rendah dalam penyampaian materi. Rendahnya suatu pelayanan yang di berikan akan menimbulkan citra buruk bagi program pelatihan itu sendiri.

Praktek pelatihan dapat di ketahui kinerjanya melalui umpan balik para peserta pelatihan tersebut sehingga dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kinerja program pelatihan. Pencapaian tujuan yang di inginkan dan di harapkan program pelatihan harus memberikan pelayanan dan praktek yang memuaskan bagi peserta pelatihan melalui usaha dan tekat baik yang di lakukan pemateri, adanya pemberian materi pelatihan yang di berikan pemateri pelatihan akan membuat program pelatihan semakin maju dan menjadi contoh bagi program program pemerintah yang lain.

Peserta pelatihan memiliki pendapat yang berbeda. Pendapat yang baik bagi peserta pelatihan dapat menerima program pelatihan dan pengalaman yang diselenggarakan akan membuat minat masyarakat sekitar untuk mengikuti program pelatihan yang akan di selenggarakan di program pelatihan selanjutnya. Sebaliknya, peserta pelatihan yang mempunyai pendapat buruk terhadap pelatihan yang di alami akan menimbulkan citra buruk terhadap pelatihan yang diselenggarakan dan menurunkan semangat masyarakat sekitar untuk tidak mengikuti program peltihan. Kepuasan peserta pelatihan menjadi faktor utama terhadap pelayanan yang di berikan oleh penyelenggara program pelatihan tersebut, maka peserta pelatihan harus menerima program pelatihan dengan baik dan memenuhi prosedur yang di berikan akan merasa puas dan mempengaruhi minat para peserta untuk berwirausaha dan mengajak para masyarakat sekitar yang mengalami faktor ekonomi (tidak mampu) untuk mengikuti program pelatihan yang akan di selenggarakan berikutnya.

Dalam penilaian kualitas program didasarkan dari empat aspek diantaranya penempatan waktu, penyampaian materi,  alat peraktek sesuai prosedur dan memilihan peserta pelatihan (tepat sasaran). Penempatan waktu yaitu, kemampuan penyelenggara dan pemateri dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan bagi peserta. Penyampaian materi yaitu, sesuai dengan bahasa yang dimengerti oleh peserta pelatihan agar muda di pahami oleh peserta pelatihan. Alat praktek sesuai prosedur yaitu, apa yang di lakukan pemateri dalam peraktek pelatihan harus mengunakan alat yang ada di pasaran dan mudah di miliki oleh peserta sehingga peserta dapat meneruskan praktek tersebut untuk membuka usahanya. Peserta pelatihan (tempat sasaran yaitu, sesuai dengan apa yang di minati dan benar - benar bersungguh - sungguh untuk mau berusaha dan dari kalangang orang tidak mampu atau pengguran.

Kendala  yang dihadapi PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) saat melakukan praktek pelatihan untuk membangun wirausaha muda diantaranya : kendala pertama  alat yang tidak cukup memadai/terbatasnya alat untuk peserta yang akan melakukan praktek saat pelatihan yang akan di lakukan. Kendala kedua yaitu waktu yang tidak efisien, seperti menunda waktu pada saat akan melakukan praktek pelatihan. Pelatiha sering tertunda dari waktu yang sudah dijadwalkan, disaat pemateri atau peserta sudah datang peraktek tidak segera dilakukan, sebaiknya pemateri tidak cukup dengan satu orang melainkan harus melebihi satu orang. Kendala ketiga yaitu kurangnya informasi praktek yang akan dilakukan selanjutnya, seperti bahan praktek telat untuk di sediakan terlebih dahulu atau kurangnya bahan-bahan peraktek. PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep)  diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di atas sehingga peraktek pelatihan yang akan di laksanakan dalam membangun wirausaha muda  selanjutnya menjadi efektif dan efisien.

PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) merupakan bagian dari program pelatihan pemerintah Kabupaten Sumenep yang dapat meningkatkan keinginan masyarakat sekitar untuk selalu mau berusaha dan membuka peluang usaha dan memberikan wadah bagi masyarakat yang tidak memiliki bakat berwirausaha menjadikan wirausahawan muda yang di inginkan disukai dan diminati oleh individu yang tidak memiliki bakat tersebut. Pelayanan di PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) yang baik akan mempengaruhi kepuasan peserta dan akan berdampak baik pula di mata masyarakat maupun pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Oleh karena itu, hal yang harus di perhatikan. Fungsi program pelatihan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) adalah untuk meningkatkan produktifitas masyarakat kurang mampu dan menstabilkan manajemen pelaksanaan program pelatihan secara baik dan benar (memenuhi prosedur), bagi peserta yang benar-benar membutuhkan pelatihan dan berusaha untuk menjadi wirausahawan muda harus di lakukan perlakuan khusus dan diberikan fasilitas yang cukup memadai.

PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) merupakan bagian yang menyediakan program pelatihan dan penanganan paling utama pada masyarakat kurang mampu dan pengguran yang ingin memiliki usaha sehingga menjadi wirausahawan muda di daerah tempat tinggalnya. Pelayanan di PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) harus memberikan pelayanan 24 jam kepada peserta pelatihan yang mengalami kesulitan saat memperaktekkan usah di daerah tempat tiggalnya seperti yang di pelajari di saat ikut pelatihan tersebut. Pemberian pelayana yang tepat dan cepat dapat dijadikan ujung tombak sebagai keberhasilan program pelatihan yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) oleh karena itu untuk mendukung terwujutnya program pelatihan yang diselenggarakan menjadi berkualitas, efektif dan efisien. Apabila pelayanan mengalami keterlambatan dalam memberikan informasi yang masih belum di pahami peserta maka akan berdampak buruk bagi peserta pelatihan yang ingin menjadi tahu tantang usaha yang akan di lakukan.

PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) merupakan tempat pelatihan terbesar di Kabupaten Sumenep, dan menjadi contoh bagi pemerintah daerah maupun pusat. Oleh karena itu PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) menjadikan tempat alternatif yang di pilih masyarakat Sumenep sebagai tempat penyaluran bakat terpendam yang dimiliki masyarakat di daerah sekitar Sumenep. PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) sebagai pelayanan penyedia program pelatihan bagi masyarakat yang membutuhkan, seharusnya lebih mementingkan pelayanan dan pelaksanaan program yang baik dan benar sehingga menciptakan suasana yang kondusif meskipun dilakukan secara bertahap. Perhatian dan ketulusan bagi para penyedia program pelatihan sangat berarti besar kepada peserta yang mengikuti program pelatihan, sehingga para peserta pelatihan untuk memperktekkan apa yang pernah di sampaikan pemateri membuat semangat baru dan menjadikan para peserta menjadi wirausahawan muda dan mengurangi angka pengguran yang ada di daerah Sumenep.

Angka pengangguran di Kabupaten Sumenep pada tahun 2017 cukup tinggi, yaitu mencapai 11.554 jiwa. Pada tahun 2018 angka pengangguran di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan sebesar 0,04 persen yaitu dari 11.554 jiwa menjadi 11.067 jiwa. Penurunan tersebut sangatlah minim, walaupun mengalami penurunan, namun penurunan tersebut diakibatkan oleh menurunnya jumlah angkatan kerja di tahun 2018. Pelatihan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) sangat berperan penting dalam memotivasi dan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada peserta pelatihan. PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep)  diharapkan mampu mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan menghasilkan alumni-alumni pelatihan wirausaha muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.

PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) yang dibentuk oleh pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Sumenep melatarbelakangi berdirinya PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep). Pelaksanaan program pencetak wirausaha yaitu PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) tidak berjalan sesuai yang diharapkan, sampai saat ini masih banyak para peserta PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) yang masih kurang mampuh untuk mendirikan dan mengelolah sebuah usaha. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DISELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)”.

 

1.2.  Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana proses pelatihan yang diselenggarakan oleh PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam membangun wirausahawan muda di Kabupaten Sumenep?

1.2.2. Bagaimana PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep?

1.3.  Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana proses pelatihan yang diselenggarakan oleh PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep.

1.4.  Manfaat Penelitian

1.4.1   Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2   Manfaat Praktis

a.         Bagi Kantor PIWS

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk Kantor PIWS dalam melaksanakan pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselengarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

 

 

 

b.         Bagi Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengetahui pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

c.         Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bermanfaat sebagai revrensi untuk melakukan penelitian yang lebih luas mengenai pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselengarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

1.4.3   Manfaat Kebijakan

Penelitian ini bermanfaat untuk PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) sebagai bahan untuk membuat kebijakan agar PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) agar menciptakan interpreneur sukses.

1.5.  Fokus Penelitian

Fokus Penelitian yang di teliti adalah proses pelatihan yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dan dampak pelatihan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep.


 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1.      Pengertian Sumber Daya Manusia dalam Tinjauan Islam

Menurut Miftahol Arifin, et al (2015:9) SDM merupakan kekuatan terbesar dalam mengelolah seluruh resources (sumber daya)yang ada di muka bumi SDM, karena pada dasarnya semua ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini memang sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemashalahatan ummat manusia. Oleh karena itu sumber daya yang ada harus dijaga dan dikelolah dengan benar karena itu merupakan amanah yang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Untuk mendapatkan pengelolaan yang baik, ilmu sangatlah diperlukan untuk menompang pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sumber daya yang ada. Di dalam surah Ar-Rohman ayat ke 33 Allah telah menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu seluas-luasnya tanpa batas dalam rangka membuktikan kemahakuasaan Allah SWT.

Menurut Miftahol Arifin, et al (2015:12) SDM menurut tinjauan Islam tak hanya cukum dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pengembangan nilai-nilai rohani, yaitu berupa iman dan takwa. SDM yang mempunyai dan memegang nilai-nilai agama akan lebih tangguh secara rohaniah. Dengan demikian akan lebih mempunyai tanggung jawab spiritual terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi. Sumber daya manusia yang tidak disertai


dengan kesetiaan kepada nilai-nilai keagamaan, hanya akan membawa manusia kearah pengajaran kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Dan jika semangat hedonisme sudah menguasai manusia, bias diramalkan yang terjadi adalah eksploitasi alam sebesar-besarnya tanpa rasa tanggung jawab dan bahkan penindasan manusia terhadap manusia lain.

2.1.2.      Pengertian Wirausaha

Menurut Dedy Takdir et al (2016:9) Wirausaha (Entrepreneur) adalah seseorang yang memiliki ide mengenai produk atau jasa dan kemudian membisniskannya. Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia dalam Dedy Takdir, Mahmudin, Sudirman Said (2016:9) mengartikan wirausaha sebagai berikut: “Orang yang pandai berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksi prodak baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memamerkannya serta mengatur permodalan operasinya. Istila kewirausaan (Entrepreneur) pertama kali di perkenalkan pada awal abat ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya entrepreneur adalah “agent whobuys means of produktion at certain prices in order to combine them”. Adapun makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata : “wira”, “swa”, dan “sta”. Wira berarti manusia ungul, teladan, pahlawan, pionir, pendekar/pejuang kemajuan,memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri.

Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering di gunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.

Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut Intruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan adalah semengat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and diffrent) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif

 

.

2.1.3.      Faktor –faktor yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Dedy Takdir at al, 2015) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

1.        Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemempuan dan pengetahuan mengelolah usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2.        Kurang pengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelolah sumberdaya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3.        Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik , faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4.        Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5.        Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.

6.        Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.

7.    Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan dikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

Ketidak mampuan dalam melakukan pemeliharaan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.1.4.      Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Kaswan (2016:2) Pelatihan adalah proses penigkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua tingkat dalam organisasi. Pada tingkat bawah / rendah pelatihan berisikan pengajaran bagaimana mengerjakan suatu tugas,  misalnya mengoprasikan mesin. Di sisi lain, pengembangan merupakan proses dimana karyawan memperoleh keterampilan dan pengalaman agar berhasil pada pekerjaan sekarang dan tugas-tugas di masa yang akan datang. Istilah “pengembangan” lebih sering digunakan untuk pekerjaan pada level manajerial.

Meskipun pelatihan sering dilakukan dangan pengembangan, kedua istilah itu tidak sinonim. Pelatihan secara spesifik berfokus pada memberi keterampilan khusus atau membantu karyawan memperbaiki kekurangannya dalam kinerja. Pengembangan sebaliknya merupakan upaya memberi kemampuan kepada karyawan yang akan di perlukan organisasi.

Selain itu, pelatihan bisa dilansungkan di tempat kerja atau tempat yang disimulasikan sebagai tempat kerja. Proses pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dan penerapan pemahaman serta mengetahuan pada pelaksanaan tugas tertentu. Umumnya hasil yang diinginkan dari pelatihan ialah penguasaan atau peningkatan keterampilan. Proses pelatihan dikendalikan oleh pemilik keahlian yang di ajarkan atau ahli yang membantu pengembangan keterampilan melalui pengalaman terstruktur (Dale, 2003:111).

2.1.5.      Jenis-jenis Pelatihan

Menuru Akrani (2009), ada empat jenis pelatihan yang berbeda. Pelatihan-pelatihan itu adalah sebagai berikut:

a.    Iduction training (Pelatihan Induksi).

b.    Job training (Pelatihan Pekerjaan).

c.    Trainingfor promotion (Pelatihan untuk Promosi).

d.   Refresher training (Pelatihan Penyegaran).

e.    Training for managerial development (Pelatihan untuk Pengembangan Manajerial).

Pertama, induction training bertujuan untuk mengenalkan organisani kepada karyawan yang baru diangkat. Ini merupakan pelatihan yang singkat dan informatif yang diberikan segera setelah bergabung dengan organisasi tersebut. Tujuannya memberikan informasi “selayang pendang” kepada pegawai. Kedua Job training berkaitan dengan pekerjaan khusus dan tujuannya adalah memberikan informasi dan petunjuk yang sesuai kepada karyawan sehingga memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan secara sistematis, tepat, efisien, dan akhirnya percaya diri.

Ketiga, Training for promotion adalah pelatihan yang diberikan setelah promosi tetapi sebelum bergabung pada posisi pegawai melakukan penyesuaian diri dengan tugas pekerjaan di level lebih tinggi. Tujuannya adalah memberi kesempatan pada pegawai melakukan penyesuaian diri dengan tugas pekerjaan di level lebih tinggi. Keempat, tujuan refresher training ialah memperberat keterampilan professional, informasi dan pengalaman seseorang yang menduduki posisi eksekutif penting. Terakhir, training for managerial development diberikan kepada manajer agar meningkatkan efisiensinya dan dengan demikian memungkinkan mereka menerima posisi yang lebih tinggi. Perusahaan harus menyediakan semua jenis pelatihan.

2.1.6.      Faktor-faktor yang Menentukan Kinerja

Menuru Kaswan (2016:80) Faktor-faktor itu meliputu kerakteristik orang, imput, output konsekuensi, dan umpan balik. Karakretistik karyawan adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motifasi, sikap dan kepribadian karyawan. Imput mengacu pada intruksi yang memberitahu keryawan tentang apa, bagaimana, dan kapan pelaksanaan. Output merujuk kepada standar kinerja. Konsekuensi merupakan insentif yang mereka terima karena kinerja yang baik.  Umpan balik merupakan informasi yang karyawan terima selama bekerja.

2.1.7.      Pengertian Pengangguran

Menurut Muhdar HM (2018:46) Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

Pengangguran menurut Keynes dianggap selalu wujud dalam perekonomian karena permintaan efektif yang wujud dalam masyarakat (pengeluaran agregat) adalah lebih rendah dari kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.

 

2.1.8.      Jenis-jenis Pengangguran

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:Pertama, Pengangguran Terselubung(Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu; Kedua,Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu; Ketiga, Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

2.1.9.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangguran

Menurut Mudhar HM (2015:46) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut: Pertama, besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. Kedua, struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang. Ketiga, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia. Keempat, Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia. Kelima, penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

2.2.      Penelitian Terdahulu dan Sekarang

Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu, penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu reverensi sehingga penulis dapat mengkaji teori yang digunakan oleh penelitian yang sedang dilakukan. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengkaji riset penelitian terdahulu dengan topik yang disesuaikan yaitu Membangun Wirausaha Muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep). Berikut beberapa jurnal yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya yaitu sebagai berikut :

2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh (Lilis Karwati Volume 3, Nomor 1Februari 2015) dengan judul "Dampak Program Pelatihan Kewirausahaan Mandiri terhadap Usaha Home Industri Makanan Ringan di Desa Margaluyu Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.". Metode kualitatif dengan Teknik penelitian yang dipergunakan adalah  Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi, Studi Literatur. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang responden yang meliputi 2 orang Supervisor Program pelatihan, 2 orang penyelenggara pelatihan kewirausahaan, 16 orang peserta pelatihan. Berdasarkan hasil wawancara dengan empat orang peserta pelatihan (P1, P2, P3, P4,P5 dan P6) mengenai tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan didapat bahwa dari empat orang peserta yang diwawancarai mengenai pelatihan ini hanya 4 orang yang usahanya berkembang dan berjalan dengan baik, sedangkan dua orang lainnya usaha yang dimilikinya tidak begitu berkembang hal ini menurut P2 dikarenakan”ketidakmahiran saya sebagai pemilik usaha menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin hari semakin ketat”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah Mengenai pelatihan yang di lakukan hanya berfokus pada usaha rumahan.

2.2.2. Penelitian yang di lakukan oleh (Rina Nur Azizah1*, Sosesilo Zauhar2, M. Saleh Soeaidy3 Volume 18, No. 3 2015) dengan judul“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang”. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode observasi, wawancara dan dokumen. Metode observasi dilakukan dengan melihat secara langsung proses penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat. Metode wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan instansi terkait pemberdayaan masyarakat dan peserta pemberdayaan masyarakat. Metode dokumen digunakan dengan melihat dokumen data pengangguran di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Rencana Kerja dan laporan penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Sampang tahun 2013. Hasil dari penelitian ini ialah program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang sangat bermanfaat bagi penganggur di Kabupaten Sampang diantaranya masyarakat yang memiliki sumberdaya yang perlu diolah, masyarakat dilingkungan pedesaan serta masyarakat di wilayah pondok pesantren. Kemampuan yang dimiliki nantinya berupa kekampuan untuk berwirausaha sendiri sehingga dengan pengalaman yang diperoleh dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini hanya memberikan gambaran tentang pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi angka pengguran di Kabupaten Sampang

2.2.3. Penelitian yang dilakukan oleh (Diah Perwita Volume 5. No.2 2017) dengan judul”Upaya Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa”. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pendekatan secara langsung kepada mahasiswa didik. Hasil yang diperoleh dari pelatihan kewirausahaan tersebut Misalnya, siswa SMK jurusan teknik otomotif dapat berwirausahadengan membuka bengkel. Siswa jurusan Tata Boga dapat berwirausahadengan membuka usaha kuliner seperti rumah makan dan katering. Sebagai motivator, guru dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa sebagai generasi muda siswa SMK diharapkan tidak hanya siap kerja, cerdas dan kopetitif, namun juga diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan menjadi wirausahawan.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini hanya di lingkup sekolah SMK dalam melakukan sosialisasi dan praktek berwirausaha.

2.2.4.   Penelitian yang di lakukan oleh (Iman Hilman Volume 3 No. 2 Tahun 2017) dengan judul “Penetapan Desa Wirausaha Dan Strategi Pengembangannya”.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan cara mewawancarai tokoh masyarakat Desa Gunung Malang dan wawancara tatap muka yang berpedoman pada kuisioner terstruktur dan di lakukan dengan 100 orang pelaku UKM di Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor pada periode 2017. Hasil dari penelitian Bahwa Desa Gunung Malang memenuhi persyaratan untuk Pengembangan Wirausaha, dengan nilai skor 5,3 dari total 5,7. Sedangkan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan aparat Desa Gunung Malang cukup produktif dan kreatif.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dan kuantitati.

2.2.5. Penelitian yang di lakukan oleh (C. Tri Widiastuti, Anandha, Rahmatya Widyaswati Volume 2 No. 1 Januari 2018) dengan judul “Penigkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Wirausaha Produk Camilan Sehat Stik Sea Food bagi Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Mlatibaru Semarang”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan secara lansung kepada masyarakat dengan memberikan resep resep dan komposisi yang tepat, membantu mengaplikasikan resep tersebut, dan mengemasnya dengan semenarik mungkin. Hasil yang diperoleh Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membentuk pola pikir yang kreatif dan inovatif pada ibu-ibu Kelurahan Mlatibaru Semarang yaitu melalui penyuluhan menyenangkan untuk mengetahui cara berwirausaha dan manajemen usaha yang baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini hanya pada ibu rumah tangga dan peraktek pelatihan yang di lakukan camilan stik sea food.

2.2.6. pelatihan yang dilakukan oleh (Josephine Ivoma Orga (Ph.D), Eucharia Adaeze Ekwochi (Ph.D.), Eva Eneh Vol-3,Iss-8 Agustus 2018) dengan judul ”Entrepreneursip Skills Acquisition a Tool for Reduction of Social Vices Among the Unemployed Youths in Nigeria (A Study of Enugu State)”This study uses a qualitative method. The results obtained by entrepreneurial practice as a way of creating employment and when improving crime problems. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah objek penelitian pada penelitian ini berlokasi di Nigeria.


 

2.3. 

Latar Belakang

Dengan adanya masalah pengangguran di Kabupaten Sumenep cukup tinggi mencapai 11.554 jiwa. Pada tahun 2018 angka pengangguran di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan sebesar 0,04 persen yaitu dari 11.554 jiwa menjadi 11.067 jiwa. Penurunan tersebut sangatlah minim, walaupun mengalami penurunan, namun penurunan tersebut diakibatkan oleh menurunnya jumlah angkatan kerja di tahun 2018.

Rancangan Isi

 

 

 

Judul Penelitian

Membangun Wirausaha Muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep)

Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisa data sebelum dilapangan dan analisa data selama di lapangan, yaittu :

1.       Reduksi Data

2.       Penyajian Data

3.       Verifikasi Data

Tujuan penelitian

3.     Untuk mengetahui bagaimana proses pelatihan yang diselenggarakan oleh PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

4.     Untuk mengetahui bagaimana PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep.

 

Harapan

Penelitian ini dapat meningkatkat kinerja PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam menggurangi pengguran yang ada di kabupaten Sumenep serta menambah mitat masyarakat berwirausaha.

 

 

 


Rumusan Masalah

1.     Bagaimana proses pelatihan yang diselenggarakan oleh PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam membangun wirausahawan muda di Kabupaten Sumenep?

2.     Bagaimana PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep) dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.1

Rancangan Isi

 


 


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.  Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, penulis sebagai instrumen kunci akan mendeskripsikan mengenai membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

3.2.  Tempat Dan Waktu penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini ialah PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep) yang terletak Di STKIP Sumenep, Jalan Trunojoyo Gedungan Sumenep Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 13 Februari 2019 s/d 27 Mei 2019

3.3.  Jenis Dan Sumber Data

3.3.1.      Jenis Data

a.         Data Subjek

Jenis data dalam penelitian ini berupa data yang berdasarkan pendapat dari beberapa narasumber penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti dan gerak gerik yang ditunjukkan oleh narasumber.

 

 

 


b.        Data Dokumenter

Jenis data dalam penelitian ini yang berupa dokumen atau arsip yang terdapat pada objek penelitian dan berkaitan dengan tema penelitian

3.3.2.      Sumber Data

a.         Sumber Data Primer

Data yang diperoleh didapatkan dari hasil observasi di PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda), dengan mewawancarai beberapa informan yang sudah ditentukan yaitu informan kunci direktur PIWS, informan utama 5 orang pendamping dari perjenis pelatihan, informan pendukung 10 peserta pelatihan.

b.      Sumber Data Sekunder

Data yang diperoleh yaitu dari buku literatur, jurnal yang menegenai membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

3.4.  Informan

3.4.1.      Informan Kunci

Informan kunci pada penelitian ini ialah Direktur  PIWS yaitu KhoIrul Asiah M.S.I

 

 

3.4.2.      Informan Utama

Informan utama pada penelitian ini ialah 5 orang pendamping dari perjenis pelatihan, yaitu : Hamzari, Siswandi, Anggi, Nunung, Anwar

3.4.3.      Informan Pendukung

Informan pendukung pada penelitian ini ialah 10 orang peserta pelatihan.

3.5.  Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data, ada beberapa teknik diantaranya sebagai berikut :

3.5.1.      Observasi

Peneliti mendatangi lokasi pelatihan untuk memperoleh data tentang membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di kabupaten sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep). Peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

3.5.2.      Wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data yang dibutuhkan mengenai membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan beberapa informan, dengan pertanyaan yang sudah disiapkan secara struktur dan tidak terstruktur. Subjek dalam penelitian ini adalah Direktur PIWS, 5 pemateri, 10 orang peserta pelatihan PIWS.

3.5.3.      Dokumentasi

Peneliti mengambil dokumentasi di lokasi penelitian, berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitianmembangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep). Peneliti meminta izin langsung kepada derektur PIWS untuk melengkapi data yang di butuhkan dalam penelitian ini.

3.6.  Teknik Analisis Data

3.6.1.      Analisis Sebelum di Lapangan

Peneliti melakukan analisis data terhadap hasil pendahuluan dan data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus dalam penelitian.

3.6.2.      Analisis Selama di Lapangan   

Peneliti menggunakan analisis model Miles and Huberman yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Peneliti menganalisis data dengan beberapa langkah:

 

 

 

a.    Data Reduction (Reduksi Data)

Peneliti mendapatkan beberapa data dari hasil penelitian, setelah itu peneliti memilih hal yang dianggap penting sesuai dengan tema penelitian, yaitu mengenai membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di kabupaten sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep). Data yang di peroleh diringkas lebih rinci dan jelas.

b.    Data display (penyajian data)

Data yang sudah di reduksi kemudian disajiaka agar mudah untuk dipahami. Penyajian data diperoleh dari hasil penelitiansaat melakukan penelitian di kantor PIWS, data yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel, grafik serta teks naratif.

c.    Verification (verifikasi data)

Data yang sudah di reduksi dan disajikan selanjutkan peneliti verifikasi, hasil dari verifikasi data ditemukan kesimpulan dari rumusan masalah yang ada di awal. Dari hasil verifikasi data akan memberikan gambaran mengenai mengenai membangun wirausaha muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang di selenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep).

 

 

3.7.  Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan untuk memeriksa keakuratan data. Pada penelitian ini dilakukan uji kreadibilitas data dengan menggunakan perpanjangan pengamatan. Peneliti memperpanjang waktu penelitiannya untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Perpanjangan waktu penelitian dapat membantu peneliti untuk lebih dekat dengan orang-orang yang berada di objek penelitian. Penulis mencari data yang lebih lengkap dan mengecek kembali data yang sudah didapatkan sebelumnya, sehingga penulis dapat mengetahui apakah ada kesesuaian dan perbedaan antara data yang didapat diawal dengan data yang baru.


 


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian akan memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya disaat dilakukan penelitian. Peneliti akan menggambarkan secara jelas tentang Peningkatan Pelatihan PIWS Dalam Membangun Wirausaha Muda Sumenep Untuk Mempertahankan Citra Pelayanan Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep di Kabupaten Sumenep. Sesuai dengan data-data yang dihasilkan selama proses penelitian. Data tersebut didapatkan dari kegiatan pengamatan objek penelitian, wawancara dengan informan yang sudah ditentukan oleh peneliti, dan dokumentasi sehingga data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.

4.1. Hasil Penelitian              

4.1.1.   Gambaran Umum Objek Penelitian

a.    Sejarah Singkat Berdirinya PIWS

Pusat Inkubator Wirausaha STKIP Sumenep (PIWS) adalah lembaga yang berada di bawah naungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI Sumenep) yang didirikan dengan SK Ketua STKIP PGRI Sumenep Nomor: 92/SK/C.2/STKIP-PGRI/II/2016

Pusat Inkubator Wirausaha STKIP PGRI Sumenep (PIWS) bergerak  dan fokus pada penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru baik di lingkungan mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Usaha ini sebagai perwujudan keinginan STKIP


PGRI Sumenep dalam menggalakkan kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship). Sebagaimana diketahui bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih kurang dari 1 % dari jumlah penduduk Indonesia yang jauh tertinggal dari negara tetangga di tingkat regional maupun internasional.

Eksistensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diakui sanggup dan kokoh menghadapi badai krismon 1998. Jumlah wirausahawan baru telah digalakkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dengan mengadakan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang dicanangkan oleh Presiden SBY pada tanggal 15 Maret 2013 yang lalu di Gelora Bung Karno Jakarta.

Keberadaan inkubator wirausaha di sebuah perguruan tinggi sangat diperlukan untuk membantu anggota sivitas akademika utamanya mahasiswa yang memiliki usaha untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Disamping itu inkubator wirausaha juga berperan untuk memotivasi calon wirausahawan baru, dan mewujudkan ide bisnisnya menjadi usaha nyata.

Berdirinya Pusat Inkubator Wirausaha STKIP PGRI Sumenep (PIWS) dapat menjadi jawaban atas munculnya berbagai upaya dan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, dinas-dinas (SKPD) terkait maupun perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik swasta (BUMS) tentang kewirausahaan. Dengan demikian pusat studi ini dapat  bermanfaat bagi masyarakat melalui peran sertanya yang lebih aktif dan nyata.

b.    Visi Misi PIWS

1.        Visi

Menjadi pusat pengembangan inkubator wirausaha yang unggul dan berkembang bagi sivitas akademika STKIP PGRI Sumenep dan masyarakat pada umumnya.

2.        Misi

a)         Melakukan kegiatan inkubator wirausaha guna menumbuhkan dan mengembangkan wirausahawan, baik di lingkungan sivitas akedemika STKIP PGRI Sumenep maupun masyarakat pada umumnya;

b)        Menjadi pusat studi yang mampu menghimpun data tentang kegiatan sivitas akademika STKIP PGRI Sumenep di bidang kewirausahaan dan data sivitas akademika STKIP PGRI Sumenep yang menjadi wirausahawan;

c)         Melakukan pengkajian dan menggalakkan minat dan bakat calon wirausahawan baru di lingkungan STKIP PGRI Sumenep dan masyarakat pada umumnya dengan cara menggalakkan kegiatan inkubator wirausaha;

d)        Menjadi pusat studi yang mampu mengakomodasi kebutuhan calon pengusaha dan wirausahawan pemula di lingkungan STKIP PGRI Sumenep agar dapat tumbuh dan berkembang melalui pendampingan dan konsultasi di dalam inkubator bisnis.

e)         Menjadi bagian yang mendorong STKIP PGRI Sumenep untuk aktif menggalakkan kegiatan yang dapat menghasilkan pemasukan dana (income generating revenue) untuk penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi.

f)         Menjadi bagian/mitra Pemerintah, swasta, atau yang lainnya untuk menyukseskan gerakan wirausahawan.


 

c.       Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja dan Masyarakat Tahun 2018, organisasi pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut:

Anggota

Al-Maburi S.Pd

Dea Angraini S.An

Edi Santoso S.Pd.SD

Moh Iqbal Fanani S.Si

Mohammad Taufik S.P

Nadya Nur Fathilah S,Kep

Novia Sri Mulyani S.Pd

Nur Jannah, S.H

Saniman, S.Pd

Yusuf

Siswandi

Wakil Derektur Keuangan

Anton Hermawan S,KOM

Wakil Derektur Administrasi Umum

Khoiril Anwar, S.Pd

Wakil Derektur SDM dan Pengembangan Bisnis

Arief Syahrial, S.Pd

Wakil Derektur Operasional

Tim PendampingHamzar

Siswandi

Anggi

Nunung

Busaki

Ila

Nusi

Shoba

Anhariyadi

KhoIrul Asiah, M.S.I

Direktur PIWS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Anton Hermawan S,KOM              

Gambar 4.1

                                                Struktur Organisasi PIWS

 

 

d.      Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus PIWS

1.    Direktur

Sebagai pusat dan kontrol manajemen tata kelola Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep (PIWS).

2.    Wadir.  Administrasi Umum

Melakukan tata administrasi secara kontinue dan berkala serta pengarsipan kegiatan tata kelola inkubator wirausaha.

3.    Wadir. Keuangan

a)    Menetapkan mengontrol standar menagement keuangaan semua bidang usaha

b)   Mengontrol dan mengelola pembukuan keuangan

c)    Menyusun kerangka kebutuhan pendanaan kegiatan inkubasi

4.    Wadir. Pengembangan SDM dan Bisnis

a)    Membuat Pedoman Menejemen Personalia

b)   Membuat Rumusan Evaluasi dan Control Personalia

c)    Membuat Bisnis Plan

5.    Wadir. Operasional dan Kantor

a)    Membuat Modul pelaksanaan setiap kegiatan

b)   Membuat Form control dan evaluasi

c)    Mengelola kegiatan pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan control

d)   Pengelolaan Kantor

6.    Pendamping

a)    Melakukan pendampingan terhadap kelompok jenis pelatihan

b)   Melakukan monitoring secara berkala terhadap jenis usaha tiap kelompok

c)    Melakukan evaluasi terhadap perkembangan jenis usaha masing-masing

7.    Pelaksanaan Teknis:

a)    Bidang Administrasi Umum

1)   Melakukan tata administrasi secara kontinue dan berkala

2)   Melaksanakan pengarsipan kegiatan tata kelola inkubator wirausaha.

3)   Membuat laporan teknis berkaitan dengan kinerja Administrasi Umum

b)   Bidang Keuangan

1)   Melaksanakan penyusunan menagement keuangaan semua bidang usaha

2)   Melaksanakan dan mengelola pembukuan keuangan

3)   Menyusun kerangka kebutuhan pendanaan kegiatan inkubasi

4)   Membuat laporan teknis berkaitan dengan kinerja Keuangan

c)    Bidang Pengembangan SDM dan Bisnis

1)   Membuat Pedoman Manajemen Persoalia

2)   Membuat Rumusan Evaluasi dan Control Personalia

3)   Membuat Bisnis Plan

4)   Membuat laporan teknis berkaitan dengan Pengembangan SDM dan Bisnis

d)   Bidang Operasional

1)   Membuat Modul pelaksanaan setiap kegiatan

2)   Membuat Form control dan evaluasi

3)   Mengelola kegiatan pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan control

4)   Membuat laporan teknis berkaitan dengan Operasional

e.       Jenis-jenis Pelatihan

1.    Cetring

2.    Olahan Daging dan ikan

3.    Las listrik dan las karbit

4.    Roti kue

5.    Camilan

6.    Pembuatan sandal dan sepatu

7.    Pariwisata

8.    Lebah Madu

9.    Pertanian

10. Spesialis Besi, Galvalum, dan Alumunium

11. Mebeller

12. Bengkel dan Cuci Otomotif

13.  Konveksi A (kaos)

14.  Konveksi B (pakaian, gamis, mukena)

15.  Konveksi C (songkok)

16.  Konveksi D (tas dan dompet)

17.  Design Grafis

18.  Sablon

19.  Percetakan

20.  Batik

21.  Budidaya Jamur

22.  Budidaya Lele

23.  Tata Rias

24.  Rumput laut

25.  Souvenir dan Kerajinan

f.       Sistem Layanan

Skil Dev

PIWS

Sinergy

Space

 Seed Capital

Service

Shered

Support

 

 

 

 

 


                                    Gambar 4.2

Sistem Layanan PIWS

 

1.      Space

Inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tehap awal.

2.      Shared

Inkubator menyediakan fasiltator yang bisa digunakan secara bersama, misalnya resepsionis, ruang konfrensi, sistem telepon, faksmile dan keamanan.

3.      Service

Meliputi konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan hukum, informasi perdagangan, dan teknologi.

4.      Suppotr

Inkubator membantu akses kepada riset, jaringan profesional, teknologi, internasional, dan investasi.

5.      Skil Developmen

Dapat dilakukan melalui latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen, dan kemampuan lainnya.

6.      Seed Capital

Dapat dilakukan melalui dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang lain.

7.      Sinergy

Kerjasama tenant dan jejaring dengan pihak pemerintah, perbankan, swasta, lembaga riset, profesional maupun dengan masyarakat internasional.

g.      Syarat Pendaftaran Pelatihan PIWS

1.    Usia Minimal 16 Tahun, Maksimal 35 Tahun

2.    Fotocopy KTP

3.    Belum memiliki pekerjaan

4.    Catatan Pengalaman dan kemampuan di dunia usaha (jika ada)

5.    Tempat  Pendaftaran Kantor PIWS atau melalui website : http://bit.ly/PENDAFTARAN-WIRAUSAHA-MUDA-2019

6.    Waktu ; 09:00 WIB s/d 15:00

h.      Sasaran

Sesuai dengan PP Nomor: 27 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha Bab II Pasal 3 Huruf a,b,dan c. Maka sasaran pengembangan inkubator wirausaha adalah:

1.    Penumbuhan wirausaha baru dan penguatan kapasitas wirausaha pemula (start up) yang berdaya saing tinggi.

2.    Penciptaan dan penumbuhan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi.

3.    Peningkatan nilai tambah pengelolaan potensi ekonomi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.    Peningktan eksibilitas wirausahawan atau calon wirausahawan untuk mengikuti program inkubasi.

5.    Peningkatan kemampuan dan keahlian pengelola inkubator wirausaha untuk memperkuat kompetensi inkubator wirausaha.

6.    Pengembangan jejaring untuk memperkuat akses sumber daya manusia, kelembagaan, permodalan, pasar, informasi, dan teknologi.

 

 

 

 

 

 

i.       

PEMKAB

Peran Pelaksana

Perbankan, tenaga/ lembaga profesional Swasta, dsb

SKPO

MOU

PIWS

KARYAWAN

PEDAGANG KECIL

KELOMPOK TANI DAN NELAYAN

SARJANA BARU

PENGANGGURAN

KELOMPOK PEMUDA

SELEKSI PESERTA PELATIHAN

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

SELEKSI PESERTA

LULUS

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, MANAJEMEN, AKSES PASAR, FASILITAS PEMBIAYAAN

PE LEPASAN PESERTA  MANDIRI BERKUALITAS (PT, CV, UD, KOPERASI, WARALABA, Dsb))

TIM SELEKSI

TIM PELATIHAN

TIM MANAJEMEN PIWS

TIM DAN STEACHOLDER INKUBASI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Anton Hermawan S,KOM

                                                            Gambar 4.3

Peran Pelaksanaan PIWS

4.2. Analisis Dan Pembahasan

4.2.1    Data Informan

Data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dan informan, dimana informan yang dipilih adalah dianggap mengetahui kebenaran yang terjadi di lapangan dan dapat memberikan informasi yang peneliti butuhkan. Peneliti memilih para informan yang dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Data Informan

 

No

Nama

Informan

Status Informan

1.

KhoIrul Asiah M.S.I

Informan Kunci

Derektur PIWS

2.

Nunung

Informan Utama

Pendamping PIWS

3.

Hamzari

Informan Utama

Pendamping PIWS

4.

Siswandi

Informan Utama

Pendamping PIWS

5.

Anwar

Informan Utama

Pendamping PIWS

6.

Anggi

Informan Utama

Pendamping PIWS

7.

Supriyadi

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

8.

Yuliatun

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

9.

Wadun Jamila

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

10.

Rofi

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

11.

Ahmad Rifki

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

12.

Tila

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

13.

Hilalah

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

14.

Urip Abdiyono

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

15.

Junaidi

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

16.

Ook

Informan Pendukung

Peserta pelatihan PIWS

Sumber : Data sekunder diolah tahun 2019

 

 

 

 

4.2.2.   Analisis Penelitian

a.    Proses Pelatihan PIWS

PIWS memiliki beberapa pelatihan sehingga peserta pelatiahan dapat memilih dan menentukan minat dan bakat yang dimiliki peserta pelatihan dimana minat dan bakat tersebut diolah dan di aplikasikan menjadi usaha melalui pelatihan PIWS. Setiap pelatihan yang di minati peserta memiliki kualitas dan dapat bersaing dalam bentuk usaha setelah pelatian telah selesai. Sehingga peserta pelatihan tambah berminat dan termotivasi dalam melaksanakan pelatihan PIWS. Kualitas pelatihan yang di laksanakan harus memiliki kualitas yang dapat bersaing dalam bentuk usaha yang akan di kembangkan peserta pelatihan.

Peserta pelatihan yang telah melewati tahap demi tahap pelatihan dan memiliki skill menjadi tolak ukur bahwa pelatihan PIWS menjadikan peserta pelatihan menjadi wirausaha muda yang dapat memberikan kemajuan di bidan ekonomi suatu daerah di Kabupaten Sumenep ini. Dan mendapatkan perkembangan yang sangat tinggi di bidangnya. Baik dari proses pembuatan maupun pengemasan serta pemasaran.

Diungkapkan KhoIrul Asiah M.S.I

“Pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan PIWS itu dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama pelatihan softskill kemudian haskill, softskill itu satu minggu haskill itu selama 25 hari tahap satu kemudian pelatihan haskill tahap dua 15 hari hemudian pelatihan tahap ke tiga yaitu 10 hari terkait dengan pemasaran kemudian ada juga paska pelatihan tahap ke tiga itu peserta di seleksi untuk mengikuti kegiatan pemagangan di sela-sela itu paska pelatihan tahap ketiga itu peserta melakukan uji produksi hasil produk jadi ada softskillnya dan ada haskillnya kemudian pemagangannya kemudian uji produksinya dari uji produksi mereka sudah mematenkan produk. kemudian yang makanan mengajukan PIRT dan suda lending pada riel bisnis dan alhamdulillah tahun 2018 ini kita sudah punya enam titik rumah produksi yang pertama di dinkes kemudian di jalan kartini, gapura, batang-batang, dungkek, rubaru sama di lenteng.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 12.59-13.20)

 

Jadi dapat disimpulkan dari pertanyaan pertama pada informan kunci yaitu, Pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan PIWS itu dilakukan ada tiga tahap. Tahap pertama pelatihan softskill kemudian haskill, softskill itu satu minggu haskill itu selama 25 hari tahap satu kemudian pelatihan haskill tahap dua 15 hari hemudian pelatihan tahap ke tiga yaitu 10 hari terkait dengan pemasaran kemudian ada juga paska pelatihan tahap ke tiga itu peserta di seleksi untuk mengikuti kegiatan pemagangan di sela-sela itu paska pelatihan tahap ketiga itu peserta melakukan uji produksi hasil produk jadi ada softskillnya dan ada haskillnya kemudian pemagangannya kemudian uji produksinya dari uji produksi mereka sudah mematenkan produk.

Tujuan peserta mengikuti pelatihan PIWS dari semua informan pendukung yang saya dapatkan Di ungkapkan oleh Supriyadi

“Untuk memperdalam pengetahuan produk yang di tetapkan panitia PIWS serta menjalankan usaha yang di jalani.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

Rofi juga mengungkapkan

“Tujuan mengikuti pelatihan ialah mengembangkan usaha yang kita miliki dan membantu prekonomian yang ada di Kabupaten Sumenep.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 10.20-11.09)

Berbeda dengan Yuliatun

“Pengen mempunyai  usaha sendiri atau menjadi pengusaha.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 12.07-12.22)

Berbeda juga ungkap Wadun Jamila

“Untuk bisa mengetahui bidang apa yang di ikuti dalam pelatihan tersebut misalnya pelatihan yang saya lalui yaitu roti kue.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 10.16-10.27)

Ungkap Ahmad Rifki

“Ingin menambah ke ilmuan, membuka lowongan pekerjaan untuk remaja pengangguran dan lain-lain.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 11.23-11.45)

Tila juga mengungkapkan hal yang sama

“Untuk menembah wawasan dan pengalaman.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 11.48-12.20)

Sedangkan Hilalah

“Tujuannya adalah ingin membuka usaha dan membantu keuangan keluarga”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 09.10-10.17)

Urip Abdiyono mengungkapkan

”Tujuan mengikuti pelatihan ini untuk meningkatkan skill dan kemampuan dengan pelatiahan yang saya ikuti dan juga menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri maupun orang lain.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 09.00-09.18)

Junaidi mengungkapkan hal yang sama

“Dalam tujuannya tentunya untuk meningkatkan skill seperti bidang pelatihan yang di ikuti. Saya mengikuti pelatihan dibidang ketring banyak hal yang saya dapatkan , dibidang ketering bukan hanya memesan tentunya melainkan bagaimana cara memasarkan produk yang dihasilkan dan juga pengemasan produk yang baik supaya konsumen bisa tertarik terhadap produk yang kita hasilkan.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 12.20-13.10)

Berbeda ungkap Ook

“Menamba wawasan.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 13.23-14.11)

Dari semua informan pendukung yang peneliti teliti terkait dengan mengenai tujuan mengikuti pelatihan dapat disimpulkan bahwa kebanyakan peserta mengikuti pelatihan di antaranya ingin menjadi pengusaha, menambah skill, menembah pengetahuan, menambah pengalaman, mempunyai usaha sendiri, dan membuka lowongan pekerjaan bagi pengangguran yang ada di Kabupaten Sumenep.

Kalangan peserta pelatihan yang peneliti teliti dari pendamping peserta pelatihan diantaranya ungkap  Nunung dalam pelatihan berlangsung

”Kalangan mahasiswa, umum, bahkan ada yang sarjana”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 11.34-11.59)

Hamzari mengungkapkan

“Semua pemuda Sumenep yang berusia di bawah 35 tahun.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 09.34-10.00)

Ungkap Siswandi

“Semua kalangan.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 11.14-11.36)

Anwar mengungkapkan hal yang sama

“Mahasiswa, pengangguran dan semua kalangan.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 10.22-10.43)

Berbeda dengan ungkap Anggi

“Dari kalangan ibu rumah tangga, guru, mahasiswa, serta pengangguran.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 02.03-02.26)

Dapat disimpulkan bahwa peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan di PIWS adalah semua kalangan yang berada di seluruh Kabupaten Sumenep baik pengangguran, mahasiswa, guru, dan sebagainya.

Jenis-jenis pelatihan yang di berikan PIWS tahun demi tahun ada perubahan tahap demi tahap ada yang dikurangi maupun di tambahkan serta tetap ada jenis pelatihannya tegantung minat peserta. Jenis pelatihan yang di selenggarakan PIWS ungkap KhoIrul Asiah M.S.I

“Pelatihan untuk membangun wirausaha muda di Kabupaten Sumenep langkah-langkah pelatihan yang di berikan pelatihannya banyak, tiap tahun itu ada sedikit perubahan tahun 2017 itu ada tatarias ada budidaya lele dan di tahun 2018 budidaya lele tidak ada tetapi adanya budidaya jamur untuk tatarias tidak ada untuk tahun 2019 ini ada budidaya lele budidaya jamur kemudian tatarias ada dan kemudian beberapa pelatihan lain misalnya konveksi tetap tiap tahun ada karna peminatnya juga banyak dan masi prospek kemudian ketring roti kue kemudian frozen food itu masi ada kemudian bengkel batik tiap tahun juga masi ada untuk tahun ini budidaya lele budidaya jamur juga ada beserta aneka camilannya.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 12.59-13.20)

Dapat di simpukan dari informan kunci dari jenis-pelatihan yang di adakan PIWS setiap tahunnya mengalami perubahan tergantung minat peserta dan jenis pelatihan yang paling prospek untuk di jadikan usaha.

Kendala-kendala PIWS dalam melakukan praktek pelatihan dari semua informan baik informan kunci dan pendukung menurut Nunung

“Ada, jarak atau tempat pelatihan yang jauh menjadi kendala karena berasal dari seluruh Kecamatan dan kepulauan Sumenep.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 11.34-11.59)

Sedangkan menurut Hamzari

“Ada, menyatukan pembicaraan peserta yang beraneka ragam.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 09.34-10.00)

Berbeda ungkap siswandi

”Kendala cuaca dan waktu.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 11.14-11.36)

Ungkap Anggi

”Kendalanya saat peserta pelatihan berbicara sendiri saat pemateri menyampaikan materi dan bahasa peserta yang beraneka ragam.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 02.03-02.26)

Sedangkan menurut Supriyadi

“Kendalanya yaitu waktu ketika peserta banyak yang terlambat saat mengikuti pelatihan.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

Ungkap Yuliatun

“Jarak yang terlalu lama dari waktu pelatihan tahap pertama, kedua, dan ketiga.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 12.07-12.22)

Ungkap Wadun jamila saat pelatihan berlangsung

“Kurangnya alat dan bahan ketika pelatihan berlangsung.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 10.16-10.27)

Menurut ungkap Rofi

“Bagi saya pribadi mungkin tidak ada kendala.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 10.20-11.09)

Ungkap Ahmad Rifki

“Alat kurang lengkap, ilmu yang diberikan masih minim, dan kurangnya disiplin.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 11.23-11.45)

Sama dengan ungkap Tila

“Kekurangan alat dan penyampaian pemateri.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 11.48-12.20)       

Berbeda dengan ungkap Hilalah

“Tidak ada kendala.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 09.10-10.17)

Ungkap Urip Abdiyono sama

“Untuk kendala rasanya minim kendala karena pemateri yang di ajarkan dan juga alat yang di sediakan sudah cukup memuaskan.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 09.00-09.18)

Junaidi mengungkapkan hal yang sama

“Untuk kendala saya minim kendala karena dalam proses pelatihan ini baik dari segi materi dan peralatan sangat memuaskan.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 12.20-13.10)

Ook juga mengungkapkan kendalanya saat proses pelatihan

“Jarak yang jauh.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 13.23-14.11)

Dari semua informan peneliti menemukan beberapa titik permasalahan dalam kendala-kendala yang di hadapi terkait saat pelatihan berlangsung di antaranya kendala jarak, waktu, tempat, cuaca, berbedaan bahasa, pembicaraan yang tidak penting saat pelatihan di mulai, dan kurangnya alat untuk Praktek pelatihan saat pelatihan berlangsung di perjenis pelatihan.

Mengenai apa yang di dapatkan saat pelatihan dan ilmu yang didapatkan peserta dalam mengikuti pelatihan PIWS dari semua informan baik informan utama maupun pendukung saat pelatihan berlangsung ungkap Nunung

“Sesuai dengan jenis usaha yang dipilih peserta.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 11.34-11.59)

Ungkap hamzari sama halnya

“Macam-macam sesuai bidang yang dipilih peserta misalnya catering, jahit, batik, dan lain-lain.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 09.34-10.00)

Menurut siswandi berbeda yaitu

“Olahan jamur, catering, roti, dan kue (semua jenis pelatihan).”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 11.14-11.36)

Sedangkan menurut Anwar

“Ilmu yang di dapat peserta yaitu bagaimana memproduksi serta bagaimana menjual produk yang sudah di produksi.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 10.22-10.43)

Ungkap Anggi tentang ilmu yang di dapat di antaranya yaitu

“Ilmu yang di dapat peserta tentunya banyak dari tatacara memproduksi, memperkirakan harga dan menjualnya.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 02.03-02.26)

Ilmu yang di dapat peserta saat pelatihan ungkap Supriyadi

“Yang saya dapatkan adalah produk, manajemen, bisnis plan,dan kebersamaan dalam menjalankan usaha.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

Ungkap Yuliatun

“Banyak diantranya menjadikan diri lebih terampil dan menjadikan kita lebih dewasa dalam menjalankan usaha.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 12.07-12.22)

Sedangkan Wadun jamila

“Bisa mengetahui apa yang di ajarkan mengenai proses pembuatan roti dan kue terlatih untuk bisa membuat sendiri.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 10.16-10.27)

Rofi mengungkapka

“Pengetahuan dan ilmu-ilmu yang telah di ajari selama pelatihan berlangsung.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 10.20-11.09)

Ungkap Ahmad Rifki yang di dapatkan

“Ilmu, pengalaman, dan bisnis.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 11.23-11.45)

Tila mengungkapkan

“Pengalaman.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 11.48-12.20)

Ungkap Hilalah yang didapatkan yaitu

“Dapat banyak ilmu yang diterapkan buat usaha.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 09.10-10.17)

Urip Abdiyono mengungkapkan

“Yang saya dapatkan dari pelatihan ini banyak yaitu ilmu yang bermanfaat dan cara membuat hingga mengemas produk yang baik.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 09.00-09.18)

Junaidi sama halnya mengungkapkan

“Banyak hal yang kami dapatkan dari adanya pelatihan ini yang prospek yaitu ilmu yang bermanfaat dan peralatan memasak yang cukup baik prosesnya.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 12.20-13.10)

Ungkap Ook

“Ilmu, pengalaman, teman, dan bantuan.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 13.23-14.11)

Dari semua informan dapat di simpulkan terkait apa yang di dapatkan dan ilmu yang di peroleh saat pelatihan di antaranya tatacara memproduksi produk, menjual produk, menentukan harga, pengalaman, bantuan untuk membuat usaha dan menambah teman atau saudara.

Pelatihan yang prospek dari semua informan utama di antaranya ungkap Nunung untuk menjalankan usaha

“Semua usaha prospek, disesuaikan dengan kemampuan SDM dalam memanajemen, bisnis plan, dan marketing bisnis”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 11.34-11.59)

Hamzari mengungkapkan

“Karena saya di konveksi, maka saya jawab konveksi dan yang lain juga prospek”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 09.34-10.00)

Ungkap Siswandi

“Semua jenis pelatihan tergaantung minat dan bakat peserta”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 11.14-11.36)

Anwar sama halnya mengungkapkan

“Konveksi, camilan, dan catering”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 10.22-10.43)

Ungkap Anggi sama

“Semua jenis pelatihan tentunya prospek”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 02.03-02.26)

Dari jawaban informan di atas mengenai  pelatihan yang sangat prospek di jadikan usaha  konveksi camilan dan semua jenis usaha tetapi tergantung minat dan bakat yang peserta miliki serta kemampuan SDM dalam menyerap ilmu yang disampaikan saat pelatihan berlangsung.

Dari semua informan pendukung apakah pelatihan ini dapat membantu peserta dalam menjalankan usahanya di antaranya ungkap supriyadi

“Sangat membantu, karna pelatihan ini mampu mencetak pengangguran menjadi pemuda yang kreatif, inovatif dan mendapatkan  dan penghasilan dengan usaha yang di lakukan di PIWS.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

Yuliatun mengungkapkan

“Sangat membantu.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 12.07-12.22)

Ungkap Wadun Jamila

“Ya, karena tujuan wirausaha muda itu melatih kita untuk berbisnis terutama di bidang roti kue dan disediakan tempat usaha (otlet).”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 10.16-10.27)

Ungkap Rofi sama

“Sangat membantu.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 10.20-11.09)

Ahmad Rifki mengungkapkan

“Iya, tetapi masih banyak kendala yang harus diperbaiki dan di tata.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 11.23-11.45)

 Tila sama halnya

“Iya sangat membantu.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 11.48-12.20)

Ungkap Hilalah

“60% bisa membantu.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 09.10-10.17)

Urip Abdiyono mengungkapkan

“Untuk menciptakan sebuah usaha mungkin bisa tinggal tergantung orangnya semangat atau tidaknya dalam mendirikan usaha.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 09.00-09.18)

Ungkap Junaidi sama

“Untuk membawa suatu usaha ini sangat mungkin bisa dilakukan tetapi ini kembali kepada yang mau membuka usaha karena jika mereka tidak semangat dalam membuka usaha itu tidak baik juga dikarnakan usaha di bidang makanan itu sangat banyak pesaingnya.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 12.20-13.10)

 

Ungkap Ook untuk membuka usaha

“Iya sangat membantu.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 13.23-14.11)

Dapat di simpulkan bahwah pelatihan PIWS sangat membantu peserta dalam membuka usaha atau mendapatkan pekerjaan di antaranya PIWS menyediakan wadah atau Otlet di mana alumni pelatihan dapat menjalankan usahanya di sana tetapi tergantung pada mental masing-masing peserta mau tidaknya berusaha menjadi wirausahawan yang menjalankan bisnisnya yang mereka ikuti saat pelatihan.

Dari semua informan utama dalam mendampingi peserta saat pelatihan berlangsung Ungkap Nunung

“Selalu mendampingi setihap tahap pelatihan dengan memberi motivasi dan doktrin minset enterpreneurship.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 11.34-11.59)

Hamzari mengatakan dalam cara mendampingi peserta yang berbeda bahasa saat pelatihan berlangsung

“Menyumbang sistematika pembicaran manajemen bisnis.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 09.34-10.00)

Ungkap Siswandi dalam mendampingi peserta

“Saya mendampingi peserta disaat peserta kurang mengerti saat pelatihan akan di mulai.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 11.14-11.36)

Anwar mengungkapkan

”Mengarahkan peserta untuk mengikuti pelatihan dengan baik.”

(Wawancara tanggal 23 April 2019, pukul 10.22-10.43)

Berbeda ungkap Anggi dalam mendampingi peserta pelatihan

“Memberi nasehat dan motivasi peserta untuk tetap berusaha dalam mengikuti pelatiahan sampai peserta bisa membuka usaha dan di setiap bidang usaha sudah memiliki grub watshap masing-masing agar setelah pelatihan peserta bisa menanyakan langsung apa kendala yang ada saat melakukan usahanya.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 02.03-02.26)

 

Dapat di simpulkan bahwa pendamping peserta selalu mendampingi peserta saat pelatihan maupun setelah pelatihan baik saat kurang memahami peraktek pelatihan dan memberi motivasi peserta pelatihan untuk selalu ingin tetap berusaha dan tidak mudah putus asa saat mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya.

b.    Langkah-langkah PIWS Dalam Mengurangi Pengangguran di Kabupaten Sumenep

Langkah-langkah PIWS dalam mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Sumenep tentunya dengan melihat prospek kerja PIWS dalam melakukan proses pelatihan dan usaha peserta pelatihan dalam membangun usaha atau membuka usaha baru yang akan mereka lakukan (membuat usaha baru).

Di ungkapkanngkap KhoIrul Asiah M.S.I

“Didalam membangun wirausaha muda Sumenep pertama  bagaimana membangun menset mereka untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produk yang mereka buat dan juga menumbuhkan kreativitas untuk masing-masing peserta wirausaha muda. Jadi penguatan itu dilakukan PIWS melalui direksi juga melalui tim pendamping kami juga mencoba melakukan satu trobosan dejaring pihak lain sebagai penguatan dari teman teman wirausaha ini misalnya kerjasama dengan BPJS ketenaga kerjaan, bekerjasama dengan bank BPRS, kemudian dengan media untuk branding produk, kemudian bekerjasama juga dengan OPD untuk penguatan ekomersnya. Ada latian untuk pemasaran online itu juga di upayakan dan aktif di dalam branding untuk produk teman-teman itu selalu kita lakukan. Disamping itu didalam membangun kebersamaan tim antara bidang usaha itu dilakukan sholat berjamaah wajib untuk dzuhur dan ashar dijadikan satu ruang media untuk bertemunya satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain. Kemudian momen-momen seperti iven, bazar, dan pameran itu menjadi satu media juga di dalam membangun sentral bahwa selalu ada ide setiap pribadi itu untuk pelempar produk pada publik karna momen-momen bazar itu sebagai ruang media mengenalkan atau mempromosikan karya-karya mereka.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 12.59-13.20)

 

Dapat disimpulkan dari jawaban direktur PIWS bahwa untuk membangun wirausaha muda di Kabupaten Sumenep diantaranya pertama  bagaimana membangun menset mereka untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produk yang peserta pelatihan buat dan juga menumbuhkan kreativitas untuk masing-masing peserta wirausaha muda di sela itu direksi juga tim pendamping mencoba melakukan satu trobosan terhadap pihak lain sebagai penguatan dari teman-teman wirausaha misalnya kerjasama dengan BPJS ketenaga kerjaan, bekerjasama dengan bank BPRS, media untuk branding produk, kemudian bekerja sama juga dengan OPD dalam penguatan ekomers, pemasaran online itu juga di upayakan dan aktif di dalam branding untuk produk alumni peserta itu selalu kita lakukan. Disamping itu didalam membangun kebersamaan tim antara bidang usaha itu dilakukan sholat berjamaah wajib untuk dzuhur dan ashar dijadikan satu ruang media untuk bertemunya satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain.Kemudian momen-momen seperti iven, bazar, dan pameran itu menjadi satu media juga di dalam membangun sentral bahwa selalu ada ide setiap pribadi itu untuk pelempar produk pada publik karna momen-momen bazar itu sebagai ruang media mengenalkan atau mempromosikan karya-karya mereka.

Dalam peran PIWS dalam mengurangi pengangguran KhoIrul Asiah M.S.I mengungkapkan

“Kalau peran kita sebagai lembaga yang mengelolah kegiatan ini tentunya mengurangi dari cuman berapa persentaseenya kita tahun-ketahun itu nanti bisa di kroscek tapi yang jelas dengan adanya kegiatan ini mencetak wirausaha muda ini secara umum ikut memberikan kontribusi positif terhadap dampak pengurangan pengangguran yang ada di kabupaten sendiri.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 12.59-13.20)

 

Supriyadi mengungkapkan dalam mengurangi penangguran di

Kabupaten Sumenep yaitu

“Peran PIWS ini adalah program untuk pemuda pengangguran atau yang tidak bekerja menjadi bisnisman dan pendampingan yang dilakukan oleh PIWS sangatlah bagus, karna banyak sesuatu yang dilakukan PIWS kepada peserta , baik dari aspek modal, alat dan lain-lain. Sehingga peserta merasa enak dan nyaman di dalam menjalankan usaha yang di dampingi PIWS.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

 

Sedangkan Yuliatun mengatakan tentang peran PIWS dalam mengurangi pengangguran

“Sangat baik, setidaknya bisa menyediakan pemuda-pemuda pengangguran menjadi tertarik dan belajar menjadi seorang pengusaha atau setidaknya mempunyai usaha sendiri.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 12.07-12.22)

Wadun Jamila mengatakan

“Sangat berperan penting terutama bagi kalangan pemuda sehingga  di tuntut menjadi wirausaha muda terkhusus di Kabupaten Sumenep.”

(Wawancara tanggal 19 April 2019, pukul 10.16-10.27)

Ungkap Rofi dengan adanya pelatihan PIWS dalam mengurangi pengangguran yaitu

“Syukur alhamdulillah setelah ada wirausaha muda Sumenep  bisa mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Sumenep.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 10.20-11.09)

Ungkap Ahmad Rifki dalam pelatihan ini

“Masih belum bisa secara total mengurangi angka pengangguran untuk wilayah Sumenep khususnya karena masih banyak kekurangan-kekurangan dalam struktur PIWS.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 11.23-11.45)

Pendapat Tila dalam Pelatihan PIWS untuk mengurangi pengangguran

”Pendapat saya tentang PIWS dalam mengurangi penangguran sanagat berperan dikarnakan PIWS menyediakan tempat usaha bagi alumni pelatihan PIWS.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 11.48-12.20)

Ungkap Hilalah dalam mengurangi pengangguran

“Bagus banget tetapi harus ditingkatkan lagi progresnya agar banyak penerus pemuda pemuda yang sukses.”

(Wawancara tanggal 17 April 2019, pukul 09.10-10.17)

Pendapat yang berbeda dari Urip Abdiyono tentang mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep ini

“Peran PIWS dalam mengurangi pengangguran belum efisien karena minim peserta yang benar-benar ingin membuka usaha.”

(Wawancara tanggal 20 April 2019, pukul 10.09-10.47)

Ungkap  Junaidi sama yaitu

“Pendapat saya tentang PIWS dalam mengurangi pengangguran ini masi belum cukup efisien karena meraguakan minat para peserta untuk membuka usaha setelah selesai pelatihan.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 12.20-13.10)

Ook mengatakan

“Dengan adanya pelatihan yang diadakan oleh PIWS ini sangat membantu dalam mengurangi pengangguran khususnya di Kabupaten Sumenep. Karena beberapa peserta pelatihan yang di adakan PIWS sudah mulai mempunyai usaha sendiri.”

(Wawancara tanggal 24 April 2019, pukul 13.23-14.11)

Dari semua informan baik informan kunci dan pendukung mengenai peran PIWS dalam mengurangi Pengangguran dapat disimpulkan bahwa PIWS sebagai lembaga sangat berperan dalam mengurangi pengangguran walaupun persentasenya sangatlah sedikit, PIWS juga memberi wadah kepada peserta yang mau berusaha dalam menjalankan usahanya baik dari segi permodalan dan PIWS juga tidak langsung melepas peserta dengan cuma-cuma dan memantau peserta yang sudah mempunyai usaha maupun tidak mempunyai usaha walaupun masi banyak kekurangan-kekurangan yang ada di dalam lembaga pelatihan di PIWS.

KhoIrul Asiah M.S.Imemaparkan tentang apakah pengangguran di kabupaten Sumenep berkurang

“Kalau dikatakan dapat tidaknya ya? pastinya ada, dampak atau dapat mengurangi pengangguran. Pastinya ada cuman presentasenya yang belum tau secara detail, cuman dari peserta yang suda ada juga proses yang mereka jalani, kemudian yang mereka sudah lakukan dari proses pelatihan, kemudian mereka membangun bisnis, kan mereka berkelompok, di saturumah produksi, dan rumah produksi yang lain, itu menghidupkan dan membangun usaha bersama, itu juga bagian cara salah satu yang bisa di katakan bahwa itu mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep. Karena dari yang misalnya ibu-ibu itu hanya diam dirumah, menunggu uang dari suaminya atau minta. Misalnya, yang belum menikah masi minta orang tua atau dengan  adanya atau ikut dirumah produksi dan mereka sudah mampu mendapatkan pemasukan itu misalnya kisaran 1 juta sampai 1 juta setengah. Sebagai contoh batik yang awalnya pemuda pengangguran terus mereka menjalankan bisnis batik dapat orderan dia yang awalnya penangguran sudah tidak menyandang pengangguran karna dia sudah mampu memproduksi, mampu menjual, dan mampu menghasilkan uang. Begitu juga misalnya sablon, yang awalnya pengangguran lontang lantung gak ada kerjaan, terus jahit juga begitu yang awalnya hanya anak-anak muda biasa tapidengan totalitas membangun, membuat, memproduksi songkok akhirnya mereka sekarang sudah mampu memproduksi banyak, bahkan sudah memunyai pangsa pasar sendiri, dengan bisnis yang mereka jalani tentunya ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka ini sudah posisi menjalankan usaha, dari usaha itu mendapatkan uang. Lah ini juga salah satu bisa di katakan dapat mengurangi penangguran, mungkin presentasenya tidak banyak atau tidak mencapai target seribu dalam satu tahun dari apa yang suda ada ini sudah terlihat ada usaha yang dijalankan.”

(Wawancara tanggal 22 April 2019, pukul 12.59-13.20)

 

Dapat di simpulkan bahwa pengangguran di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan hanya presentasenya yang belum tau secara pasti, hanya dari peserta yang sudah ada juga proses yang mereka jalani, kemudian yang mereka sudah lakukan dari proses pelatihan, kemudian mereka membangun bisnis, mereka berkelompok, di saturumah produksi, dan rumah produksi yang lain, itu menghidupkan dan membangun usaha bersama, itu juga bagian cara salah satu yang bisa di katakan bahwa itu mengurangi pengangguran. Misalnya ibu-ibu yang hanya diam dirumah, menunggu uang dari suaminya, yang belum menikah masi minta orang tua atau dengan  adanya atau ikut dirumah produksi dan mereka sudah mampu mendapatkan pemasukan itu misalnya kisaran 1 juta sampai 1 juta setengah. Sebagai contoh batik yang awalnya pemuda pengangguran terus mereka menjalankan bisnis batik dapat orderan dia yang awalnya pengangguran sudah tidak menyandang pengangguran karna dia sudah mampu memproduksi, mampu menjual, dan mampu menghasilkan uang, peserta sablonyang awalnya pengangguran gak ada kerjaan, jahit juga begitu yang awalnya hanya anak-anak muda biasa tapi dengan totalitas membangun, membuat, memproduksi songkok akhirnya mereka sekarang sudah mampu memproduksi banyak, bahkan sudah memunyai pangsa pasar sendiri, dengan bisnis yang mereka jalani tentunya ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka ini sudah posisi menjalankan usaha, dari usaha itu mendapatkan uang. Ini juga salah satu bisa di katakan dapat mengurangi pengangguran walaupun presentasinya sangatlah sedikit.

4.3. Pembahasan      

Berdasarkan data-data yang didapatkan dari hasil observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan beberapa informan, dokumentasi yang dikumpulkan terkait dengan judul penelitian dan telah dianalisis oleh peneliti, maka dapat dihasilkan pembahasan sebagai berikut:

a.     Proses pelatihan PIWS

Pelatihan PIWS memiliki beberapa pelatihan yang bisa diikuti oleh peserta. Pelatihan yang diberikan dibagi memjadi tiga tahap, yaitu tahap pertama, kedua dan ketiga. Proses pelatihan sangat berperan penting kepada peserta yang mengikuti pelatihan dan berdampak terhadap kemampuan para peserta setelah mengikuti pelatihan dalam memulai usaha. Proses pelatihan yang baik dapat menghasilkan calon-calon pengusahan yang memiliki kemampuan usaha dan sebaliknya proses pelatihan yang kurang baik akan menghasilkan calon-calon pengusaha yang kurang memiliki kemampuan. Hal tersebut akan mengakibatkan penilaian negatif pada masyarakat tentang pelatihan PIWS.

Proses pelatihan untuk membangun wirausaha muda di Kabupaten Sumenep langkah-langkah pelatihan yang di setiap tahun itu ada sedikit perubahan tahun 2017 itu ada tatarias ada budidaya lele dan di tahun 2018 budidaya lele tidak ada tetapi adanya budidaya jamur untuk tatarias tidak ada untuk tahun 2019 dan pelatihan konfeksi setiap tahunnya ada, dikarnakan pelatihan tersebut banyak peminatnya. Setiap pelatihan yang di berikan PIWS yang beraneka ragam pelatihan diharapkan bisa mencetak suatu peserta yang handal sehingga menjadi contoh dan semangat kepada peserta di tahun-tahun berikutnya.

Setiap bidang pelatihan terdapat seorang pendamping yang berfungsi untuk mengatur kegiatan pelatihan dan mendampingi serta mengarahkan para peserta pelatihan. Pendamping pelatihan PIWS yang berperan penting dalam mendampingi semua peserta pelatihan berperan cukup baik walaupun masih banyak kekurangan. Pendamping pelatihan mendampingi peserta pelatihan yang bersikap ramah dan sopan serta kesabaran menghadapi peserta pelatihan yang begitu banyaknya dan menanggapi dengan baik setiap ada komplain dari beberapa pesrta, sehingga menjadi masukan pada tim pendamping untuk lebih semangat dan sabar mendampingi peserta pelatihan yang beraneka ragam bahasa serta keluhan peserta yang belum menguasai proses pelatihan. Kesabaran tim pendamping menghadapi peserta pelatihan termasuk fasilitas PIWS yang berperan penting dalam membangun wirausaha muda serta bisa membangun menset para peserta pelatihan yang meragukan pelatihan yang mereka laksanakan selama pelatihan berlangsung maupun setelah melewati proses pelatihan.

Dari proses pelatihan yang diselanggarakan oleh PWIS terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat kesuksesan perose pelatihan. Salah satu masalahnya ialah kurangnya efisiensi waktu. Jarak antara pelatihan tahap satu, tahap dua, dan tahap tiga terlalu jauh dan tertunda dari jadwal yang ditetapkan, sehingga hasil dari pelatihan kurang maksimal. Terkait dengan masalah waktu, para peserta juga tidak datang tepat waktu sesuai waktu yang sudah dijadwalkan dengan beberapa alasan, salah satunya jarak rumah yang jauh dari lokasi pelatihan, sehingga banyak waktu terbuang sia-sia. Dari segi fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk pelatihan juga masih banyak kekurangan, sehingga peserta pelatihan tidak bisa melaksanakan praktek usaha sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan.

Penelitian  ini di dukung dengan jurnal dari Penelitian yang di lakukan oleh (Rina Nur Azizah1*, Sosesilo Zauhar2, M. Saleh Soeaidy3 Volume 18, No. 3 2015) dengan judul“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang”. Hasil dari penelitian ini ialah program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang sangat bermanfaat bagi penganggur di Kabupaten Sampang diantaranya masyarakat yang memiliki sumberdaya yang perlu diolah, masyarakat dilingkungan pedesaan serta masyarakat di wilayah pondok pesantren. Kemampuan yang dimiliki nantinya berupa kekampuan untuk berwirausaha sendiri sehingga dengan pengalaman yang diperoleh dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

b.    Langkah-Langkah PIWS dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep

PIWS melalui direksi juga melalui tim pendamping melakukan kerjasama dengan BPJS ketenaga kerjaan bekerjasama dengan bank BPRS kemudian dengan media untuk branding, bekerja sama OPD untuk penguatan ekomes ada latian untuk pemasaran online di upayakan dan aktif di dalam branding untuk produk peserta pelatihan itu selalu di lakukan,  disamping itu didalam membangun kebersamaan tim antara bidang usaha itu dilakukan sholat berjamaah wajib untuk dzuhur dan ashar dijadikan satu ruang media untuk bertemunya satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain. Kemudian momen-momen seperti iven bazar pameran itu menjadi satu media untuk pelempar produk pada publik karna momen-momen bazar itu sebagai ruang media mengenalkan atau mempromosikan karya-karya mereka.

Peran PIWS yang sebagai lembaga yang mengelolah masyarakat khususnya di Kabupaten Sumenep tentunya mengurangi dan dapat di lihat sendiri tetapi dengan adanya lembaga ini mencetak wirausaha muda secara umum memberikan kontribusi positif terhadap dampak pengangguran di Kabupaten Sumenep sendiri. PIWS berperan dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten  Sumenep, walau persentasenya tidak terlalu banyak namun PIWS mampu memberikan usaha untuk beberapa pesertanya. Dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep PIWS melakukan beberapa langkah-langkah, salah satunya dengan adanya pelatihan  dan rumah produksi yang telah di bangun PIWS untuk alumni peserta PIWS dalam  memulai usahanya. Beberapa peserta yang mulanya pengangguran, ibu-ibu rumah tangga yang mulanya meminta pada suami, mahasiswa yang mulanya juga hanya meminta uang kepada orang tua setelah mengikuti pelatihan dan bagaimana proses pembuatan, pengemasan, pemasaran serta menentukan harga produk yang dibuat dia bisa menghasilkan uang sendiri walau masih belum memiliki pendapatan yang tetap tetapi dengan usaha mereka juga di kategorikan bisa mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Sumenep.

Penelitian  ini di dukung dengan jurnal dari Penelitian yang di lakukan oleh (Rina Nur Azizah1*, Sosesilo Zauhar2, M. Saleh Soeaidy3 Volume 18, No. 3 2015) dengan judul“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang”. Hasil dari penelitian ini ialah program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang sangat bermanfaat bagi penganggur di Kabupaten Sampang diantaranya masyarakat yang memiliki sumberdaya yang perlu diolah, masyarakat dilingkungan pedesaan serta masyarakat di wilayah pondok pesantren. Kemampuan yang dimiliki nantinya berupa kekampuan untuk berwirausaha sendiri sehingga dengan pengalaman yang diperoleh dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

 

 


 


BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti akan menarik simpulan yang terkait dengan penelitiannya sebagai berikut :

5.1.1.      Proses Pelatihan PIWS

Proses pelatihan yang diselanggarakan PIWS cukup baik. PIWS. Tim pendamping memberikan pendampingan yang baik kepada peserta pelatihan saat proses pelatihan selesai. Tim pendamping bersikap baik, ramah, dan santun kepada peserta. Setiap ada keluhan yang di hadapi peserta PIWS tim pendamping mendampingi dengan baik dan dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki proses pelatihan. Bahasa yang beraneka ragam dari peserta yang tidak muda di pahami tim pendamping menjadi kekurangan bagi PIWS dan tim pendamping.

Proses pelatihan memiliki kekurarangan yaitu pada tahap demi tahap yang jaraknya cukup jauh dan waktu pelaksanaan tertunda. Peserta pelatihan sering datang tidak tepat waktu pada saat proses pelatihan dengan beberapa alasan dari peserta. Terbatasnya fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk proses pelatihan juga menjadi kendala, sehingga proses pelatihan kurang maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan.


5.1.2.      Langkah-Langkah PIWS dalam mengurangi pengguran di Kabupaten Sumenep

PIWS yang berperan sebagai lembaga pencetak wirausaha muda, secara umum memberikan kontribusi positif dalam mengatasi pengangguran di Kabupaten Sumenep. Kontribusi positif yang diberikan PIWS dalam mengatasi pengangguran tidak lepas dari kinerja Tim PIWS dan semangat para peserta dalam menciptakan para calon-calon pengusaha di Kabupaten Sumenep. Untuk menciptakan wirausaha di Kabupaten Sumenep, PIWS melakukan beberapa langkah-langkah untuk mewujudkan tujuannya, diantaranya memberikan pelatihan wirausaha kepada para peserta dan mendirikan rumah produksi untuk para peserta yang telah selesai mengikuti proses pelatihan. Rumah produksi dapat digunakan oleh peserta sebagai langkah awal untuk memulai usahanya.

5.2.  Saran

Dari data penelitian dan pembahasan yang telah disimpulkan diatas maka peneliti memiliki beberapa saran, antara lain sebagai berikut :

5.2.1.   Bagi Pihak PIWS

a.         PIWS perlu melakukan evaluasi terhadap  proses pelatihan terkait dengan efisiensi waktu, penyediaan perlengkapan pelatihan, dan bidang-bidang lain yang masih perlu adanya pembenahan agar proses pelatihan berjalan dengan lancar.

b.        PIWS  harus memperbaiki lagi setiap aspek dalam pelaksanaan program pelatihan wirausaha agar dapat mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan angka yang lebih besar.

5.2.2.  Bagi Masyarakat (calon anggota PIWS)

Bagi masyarakat atau anggota baru diharapkan untuk lebih mentaati dan disiplin saat pelatihan dan peraktek yang akan di lakukan sehingga bisa menjadi wirausahawan baru dan membuka peluang kerja kepada pengangguran seusai pelatihan yang akan peserta anggota baru PIWS.

5.2.3.  Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah diharap untuk bisa melihat dan memantau langsung pelatihan dan memberikan motivasi-motivasi sehingga menimbulkan semangat untuk maju menjadi wirausahawan muda yang sukses.

5.2.4.   Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan pembahasan yang lebih mendalam lagi mengenai Membangun Wirausaha Muda Dalam Mengurang Pengangguran Di Kabupaten Sumenep Dengan Adanya Pelatihan 1000 Wirausaha Muda Yang Diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep.


 


JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M,. Et al. (2015). Buku Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya:Corpertaise. IV Press.

Hilman, I,. (2017). Penetapan Desa Wirausaha Dan Strategi Pengembangannya. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas ekonomi. Vol. 3 No. 2.

Iqbal, F,. (2019). Membangun Wirausaha Muda dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep dengan adanya pelatihan 1000 wirausaha muda yang diselenggarakan PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep.

Ivoma, J, O,. Adeze, E, E,. Eneh, E,. (2018). Entrepreneursip Skills Acquisition a Tool for Reduction of Social Vices Among the Unemployed Youths in Nigeria (A Study of Enugu State. Vol. 3 No. 8.

Kaswan (2016). Buku Pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan SDM. ALFABETA. Bandung.

Karwati, L,. (2015).Dampak Program Pelatihan Kewirausahaan Mandiri terhadap Usaha Home Industri Makanan Ringan di Desa Margaluyu Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jurnal Empowerment.

Muhdar, HM. (2018). Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan kemiskinan indonesia. Jurnal AL-Buhuts Vol. 11 No. 1.

Nur Azizah, R, Zauhar, S, Saleh, M, Soeaidy,. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengurangi Angka Pengangguran di Kabupaten Sampang. Jurnal wacana. Vol. 18. No. 3.

Perwita, D,. (2017). Upaya Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa. Jurnal pendidikan ekonomi UM metra. Vol. 5 No. 2.

Tri, C,. W,. A,. & Widyawati, R,. (2018). Penigkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelatihan Wirausaha Produk Camilan Sehat Stik Sea Food bagi Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Mlatibaru Semarang. Vol. 2 No. 1.

Takdir, Dedy, Et al,. (2016). Buku Kewirausahaan. Cetakan pertama. Agustus.

www.koranmadura.com/2018/12/bps-sumenep-angka-penangguran-turun-tapi-jumlah-angkatan-kerja-berkurang/

 

 

 

 


 

 

 

Lampiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1.

PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI

(DIREKTUR PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)

1.    Bagaimana pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan PIWS?

2.    Apa saja pelatihan yang di berikan PIWS?

3.    Apa saja yang dilakukan PIWS untuk membangun wirausaha muda di Kabupaten Sumenep?

4.    Bagaimana peran PIWS dalam mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep?

5.    Apakah PIWS dapat mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep?

 

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN UTAMA

(PENDAMPIN PESERTA PELATIHAN PIWS)

1.    Dari kalangan apa saja peserta yang mengikuti pelatihan?

2.    Apakah ada kendala-kendala saat proses pelatihan?

3.    Ilmu apa saja yang dapat di peroleh saat pelatihan?

4.    Pelatihan apa saja yang prospek untuk dijadikan usaha?

5.    Apa yang ada lakukan dalam mendampingi peserta pelatihan?

 

 

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN PENDUKUNG

(PESERTA PELATIHAN PIWS)

1.    Apa tujuan mengikuti pelatihan?

2.    Kendala apa yang terjadi ketika proses pelatihan?

3.    Apa yang anda dapatkan dari pelatihan PIWS?

4.    Apakah pelatihan ini dapat membantu anda untuk membuka usaha atau mendapatkan pekerjaan?

5.    Apa pendapat anda tentang peran PIWS dalam mengurangi pengangguran?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2.

HASIL WAWANCARA

INFORMAN KUNCI DIREKTUR PIWS (KhoIrul Asiah M.S.I)

1.      Pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan PIWS itu dilakukan beberapa tahap. Pertama pelatihan sofskil kemudian haskil, sofskil itu satu minggu haskil itu selama 25 hari tahap satu kemudian pelatihan haskil tahap dua 15 hari hemudian pelatihan tahap ke tiga yaitu 10 hari terkait dengan pemasaran kemudian ada juga paska pelatihan tahap ke tiga itu peserta di seleksi untuk mengikuti kegiatan pemagangan di sela-sela itu paska pelatihan tahap ketiga itu peserta melakukan uji produksi hasil produk jadi ada sofskilnya haskilnya kemudian pemagangannya kemudian uji produksinya dari uji produksi mereka sudah mematenkan produk. kemudian yang makanan mengajukan PIRT dan sudah lending pada riel bisnis dan alhamdulillah tahun 2018 ini kita sudah punya enam titik rumah produksi yang pertama di dinkes kemudian di jalan kartini, gapura, batang-batang, dungkek, rubaru sama di lenteng

2.      Pelatihan untuk membangun wirausaha muda di kabupaten sumenep langkah-langkah pelatihan yang di berikan pelatihannya banyak tiap tahun itu ada sedikit perubahan tahun 2017 itu ada tatarias ada budidaya lele dan di tahun 2018 budidaya lele tidak ada tetapi adanya budidaya jamur untuk tatarias tidak ada untuk tahun 2019 ini ada budidaya lele, budidaya jamur kemudian tatarias ada dan kemudian beberapa pelatihan lain misalnya konveksi tetap tiap tahun ada karna peminatnya juga banyak dan masi prospek kemudian ketring, roti kue kemudian frozen food itu masi ada kemudian bengkel, batik tiap tahun juga masi ada untuk tahun ini budidaya lele budidaya jamur juga ada beserta aneka camilannya.

3.      Didalam membangun wirausaha muda sumenep pertama bagaimana membangun menset mereka untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produk yang mereka buat dan juga menumbuhkan kreativitas untuk masing masing peserta wirausaha muda jadi penguatan itu dilakukan PIWS melalui direksi juga melalui tim pendamping kami juga mencoba melakukan satu trobosan dejaring pihak lain sebagai penguatan dari teman-teman wirausaha ini misalnya kerjasama dengan BPJS ketenaga kerjaan bekerjasama dengan bank BPRS kemudian dengan media untuk branding produk kemudian bekerja sama juga dengan OPD untuk penguatan ekomesnya ada latian untuk pemasaran online itu juga di upayakan dan aktif di dalam branding untuk produk teman-teman itu selalu kita lakukan  disamping itu didalam membangun kebersamaan tim antara bidang usaha itu dilakukan sholat berjamaah wajib untuk dzuhur dan ashar dijadikan satu ruang media untuk bertemunya satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain. Kemudian momen-momen seperti iven bazar pameran itu menjadi satu media juga di dalam membangun sen bahwa selalu ada ide setiap pribadi itu untuk pelempar produk pada publik karna momen-momen bazar itu sebagai ruang media mengenalkan atau mempromosikan karya-karya mereka

4.      Kalau peran kita sebagai lembaga yang mengelolah kegiatan ini tentunya mengurangi dari cuman berapa persentaseenya kita tahun-ketahun itu nanti bisa di kroscek tapi yang jelas dengan adanya kegiatan ini mencetak wirausaha muda ini secara umum ikut memberikan kontribusi positif terhadap dampak pengurangan pengangguran yang ada di Kabupaten sendiri

5.      Kalau dikatakan dapat tidaknya ya pastinya ada dampak atau dapat mengurangi pengangguran pastinya ada cuman prosentasenya yang belum tau secara detail cuman dari peserta yang sudah ada juga proses yang mereka jalani kemudian yang mereka sudah lakukan dari proses pelatihan kemudian mereka membangun bisnis kan mereka berkelompok di satu rumah produksi dan rumah produksi yang lain itu menghidupkan dan membangun usaha bersama itu juga bagian cara salah satu yang bisa di katakan bahwa itu mengurangi pengangguran di Kabupaten Sumenep karena dari yang misalnya ibu-ibu itu hanya diam dirumah menunggu uang dari suaminya atau minta. Misalnya yang belum menikah masi minta orang tua atau dengan  adanya atau ikut dirumah produksi dan mereka sudah mampu mendapatkan pemasukan itu misalnya kisaran 1 juta sampai 1 juta setengah. Sebagai contoh batik yang awalnya pemuda pengangguran terus mereka menjalankan bisnis batik dapat orderan dia yang awalnya pengangguran sudah tidak menyandang pengangguran karna dia sudah mampu memproduksi mampu menjual dan mampu menghasilkan uang begitu juga misalnya sablon yang awalnya pengangguran lontang lantung gak ada kerjaan terus jahit juga begitu yang awalnya hanya anak-anak muda biasa tapi dengan totalitas membangun membuat memproduksi songkok akhirnya mereka sekarang sudah mampu memproduksi banyak bahkan sudah memunyai pangsa pasar sendiri dengan bisnis yang mereka jalani tentunya ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka ini sudah posisi menjalankan usaha dari usaha itu mendapatkan uang lah ini juga salah satu bisa di katakan dapat mengurangi pengangguran mungkin prosentasenya tidak banyak atau tidak mencapai target seribu dalam satu tahun dari apa yang sudah ada ini sudah terlihat ada usaha yang dijalankan

 

INFORMAN UTAMA PENDAMPING PESERTA PIWS (Nunung)

1.    Kalangan mahasiswa, umum, bahkan ada yang sarjana

2.    Ada, jarak atau tempat pelatihan yang jauh menjadi kendala karena berasal dari seluruh Kecamatan dan kepulauan Sumenep

3.    Sesuai dengan jenis usaha yang dipilih peserta

4.    Semua usaha prospek, disesuaikan dengan kemampuan SDM dalam memanajemen, bisnis plan, dan marketing bisnis

5.    Selalu mendampingi setihap tahap pelatihan dengan memberi motivasi dan doktrin minset enterpreneurship

 

 

 

INFORMAN UTAMA PENDAMPING PESERTA PIWS (Hamzari)

1.    Semua pemuda Sumenep yang berusia di bawah 35 tahun

2.    Ada, menyatukan pembicaraan peserta yang beraneka ragam

3.    Macam-macam sesuai bidang yang dipilih peserta misalnya catering, jahit, batik, dan lain-lain

4.    Karena saya di konveksi, maka saya jawab konveksi dan yang lain juga prospek

5.    Menyumbang sistematika pembicaran manajemen bisnis

INFORMAN UTAMA PENDAMPING PESERTA PIWS (Siswandi)

1.    Semua kalangan

2.    Kendala cuaca dan waktu

3.    Olahan jamur, catering, roti, dan kue (semua jenis pelatihan)

4.    Semua jenis pelatihan tergaantung minat dan bakat peserta

5.    Saya mendampingi peserta disaat peserta kurang mengerti saat pelatihan akan di mulai

INFORMAN UTAMA PENDAMPING PESERTA PIWS (Anwar)

1.      Mahasiswa, pengangguran dan semua kalangan

2.    Tidak ada

3.    Ilmu yang di dapat peserta yaitu bagaimana memproduksi serta bagaimana menjual produk yang sudah di produksi

4.    Konveksi, camilan, dan catering

5.    Mengarahkan peserta untuk mengikuti pelatihan dengan baik

 

INFORMAN UTAMA PENDAMPING PESERTA PIWS (Anggi)

1.    Dari kalangan ibu rumah tangga, guru, mahasiswa, serta pengangguran

2.    Kendalanya saat peserta pelatihan berbicara sendiri saat pemateri menyampaikan materi dan bahasa peserta yang beraneka ragam

3.    Ilmu yang di dapat peserta tentunya banyak dari tatacara memproduksi, memperkirakan harga dan menjualnya

4.    Semua jenis pelatihan tentunya prospek

5.    Memberi nasehat dan motivasi peserta untuk tetap berusaha dalam mengikuti pelatiahan sampai peserta bisa membuka usaha dan di setiap bidang usaha sudah memiliki grub watshap masing-masing agar setelah pelatihan peserta bisa menanyakan langsung apa kendala yang ada saat melakukan usahanya

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Supriyadi)

1.      Untuk memperdalam pengetahuan produk yang di tetapkan panitia PIWS serta menjalankan usaha yang di jalani

2.      Kendalanya yaitu waktu ketika peserta banyak yang terlambat saat mengikuti pelatihan

3.      Yang saya dapatkan adalah produk, manajemen, bisnis plan, dan kebersamaan dalam menjalankan usaha.

4.      Sangat membantu, karna pelatihan ini mampu mencetak pengangguran menjadi pemuda yang kreatif, inovatif dan mendapatkan penghasilan dengan usaha yang di lakukan di PIWS

5.      Peran PIWS ini adalah program untuk pemuda pengangguran atau yang tidak bekerja menjadi bisnisman dan pendampingan yang dilakukan oleh PIWS sangatlah bagus, karna banyak sesuatu yang dilakukan PIWS kepada peserta, baik dari aspek modal, alat dan lain-lain. Sehingga peserta merasa enak dan nyaman di dalam menjalankan usaha yang di dampingi PIWS

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Yuliatun)

1.      Pengen mempunyai  usaha sendiri atau menjadi pengusaha

2.      Jarak yang terlalu lama dari waktu pelatihan tahap pertama, kedua, dan ketiga

3.      Banyak diantranya menjadikan diri lebih terampil dan menjadikan kita lebih dewasa dalam menjalankan usaha

4.      Sangat membantu

5.      Sangat baik, setidaknya bisa menyediakan pemuda-pemuda pengangguran menjadi tertarik dan belajar menjadi seorang pengusaha atau setidaknya mempunyai usaha sendiri

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Wadun Jamila)

1.      Untuk bisa mengetahui bidang apa yang di ikuti dalam pelatihan tersebut misalnya pelatihan yang saya lalui yaitu roti kue

2.      Kurangnya alat dan bahan ketika pelatihan berlangsung

3.      Bisa mengetahui apa yang di ajarkan mengenai proses pembuatan roti dan kue terlatih untuk bisa membuat sendiri

4.      Ya, karena tujuan wirausaha muda itu melatih kita untuk berbisnis terutama di bidang roti kue dan disediakan tempat usaha (otlet)

5.      Sangat berperan penting terutama bagi kalangan pemuda sehingga  di tuntut menjadi wirausaha muda terkhusus di Kabupaten Sumenep

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Rofi)

1.    Tujuan mengikuti pelatihan ialah mengembangkan usaha yang kita miliki dan membantu prekonomian yang ada di Kabupaten Sumenep

2.    Bagi saya pribadi mungkin tidak ada kendala

3.    Pengetahuan dan ilmu-ilmu yang telah di ajari selama pelatihan berlangsung

4.    Sangat membantu

5.    Syukur alhamdulillah setelah ada wirausaha muda Sumenep  bisa mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Sumenep

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Ahmad Rifki)

1.    Ingin menambah ke ilmuan, membuka lowongan pekerjaan untuk remaja pengangguran dan lain-lain

2.    Alat kurang lengkap, ilmu yang diberikan masih minim, dan kurangnya disiplin

3.    Ilmu, pengalaman, dan bisnis

4.    Iya, tetapi masih banyak kendala yang harus diperbaiki dan di tata

5.    Masih belum bisa secara total mengurangi angka pengangguran untuk wilayah Sumenep khususnya karena masih banyak kekurangan-kekurangan dalam struktur PIWS

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Tila)

1.    Untuk menambah wawasan dan pengalaman

2.    Kekurangan alat dan penyampaian pemateri

3.    Pengalaman

4.    Iya sangat membantu

5.    Pendapat saya tentang PIWS dalam mengurangi penangguran sanagat berperan dikarnakan PIWS menyediakan tempat usaha bagi alumni pelatihan PIWS

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Hilalah)

1.    Tujuannya adalah ingin membuka usaha dan membantu keuangan keluarga

2.    Tidak ada kendala

3.    Dapat banyak ilmu yang diterapkan buat usaha

4.    60% bisa membantu

5.    Bagus banget tetapi harus ditingkatkan lagi progresnya agar banyak penerus pemuda-pemuda yang sukses

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Urip Abdiyono)

1.    Tujuan mengikuti pelatihan ini untuk meningkatkan skill dan kemampuan dengan pelatiahan yang saya ikuti dan juga menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri maupun orang lain

2.    Untuk kendala rasanya minim kendala karena pemateri yang di ajarkan dan juga alat yang di sediakan sudah cukup memuaskan

3.    Yang saya dapatkan dari pelatihan ini banyak yaitu ilmu yang bermanfaat dan cara membuat hingga mengemas produk yang baik

4.    Untuk menciptakan sebuah usaha mungkin bisa tinggal tergantung orangnya semangat atau tidaknya dalam mendirikan usaha

5.    Peran PIWS dalam mengurangi pengangguran belum efisien karena minim peserta yang benar-benar ingin membuka usaha

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Junaidi)

1.    Dalam tujuannya tentunya untuk meningkatkan skill seperti bidang pelatihan yang di ikuti. Saya mengikuti pelatihan dibidang ketring banyak hal yang saya dapatkan, dibidang ketering bukan hanya memesan tentunya melainkan bagaimana cara memasarkan produk yang dihasilkan dan juga pengemasan produk yang baik supaya konsumen bisa tertarik terhadap produk yang kita hasilkan

2.    Untuk kendala saya minim kendala karena dalam proses pelatihan ini baik dari segi materi dan peralatan sangat memuaskan

3.    Banyak hal yang kami dapatkan dari adanya pelatihan ini yang prospek yaitu ilmu yang bermanfaat dan peralatan memasak yang cukup baik prosesnya

4.    Untuk membawa suatu usaha ini sangat mungkin bisa dilakukan tetapi ini kembali kepada yang mau membuka usaha karena jika mereka tidak semangat dalam membuka usaha itu tidak baik juga dikarnakan usaha di bidang makanan itu sangat banyak pesaingnya

5.    Pendapat saya tentang PIWS dalam mengurangi pengangguran ini masi belum cukup efisien karena meraguakan minat para peserta untuk membuka usaha setelah selesai pelatihan

INFORMAN PENDUKUNG PESERTA PIWS (Ook)

1.    Menambah wawasan

2.    Jarak yang jauh

3.    Ilmu, pengalaman, teman, dan bantuan

4.    Iya sangat membantu

5.    Dengan adanya pelatihan yang diadakan oleh PIWS ini sangat membantu dalam mengurangi pengangguran khususnya di Kabupaten Sumenep . karena beberapa peserta pelatihan yang di adakan PIWS sudah mulai mempunyai usaha sendiri

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 3.

DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN PARA INFORMAN

 

 

 

 

 

Wawancara dengan Direktur PIWS (Khoirul Asiah M.S.I)

Informan Kunci

 

 

 

 

 

 

 


Wawancara dengan Pendamping Peserta Pelatihan Siswandi

Informan Utama

 

 

 

 

 

Wawancara dengan Peserta Pelatihan (Tila)

                        Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara dengan Pendamping dan Peserta Pelatihan

(Supriyadi) Informan Pendukung (Anwar) informan Utama

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan (Hilalah)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan (Junaidi)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan  (Wadun Jamilah)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 


Wawancara pendamping Pelatihan  (Nunung)

Informan Utama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan (Ahmad Rifki)

Pusat Inkubator Wirausaha Sumenep

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara Pendamping Pelatihan(Anggi)

   Informan Utama

 

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan  (Ook)

Informan Pendukung

       

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan  (Rofi)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan  (Yuliatun)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

Wawancara Peserta Pelatihan  (Urip Abdiyono)

Informan Pendukung

 

 

 

 

 

 

Wawancara Pendamping Pelatihan (Hamzari)

             Informan Utama

 

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Riset

Surat Keterangan Riset

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menerangkan Bahwa :

Nama                                      : Faizal iqbal

NPM                                       : 715211934

Program Studi                         : Manajemen

Fakultas                                  : Ekonomi Dan Bisnis

Alamat                                    : JL. Trunojoyo Gang 3B/9C

Judul Skripsi                           : MEMBANGUN WIRAUSAHA MUDA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN ADANYA PELATIHAN 1000 WIRAUSAHA MUDA YANG DISELENGGARAKAN PIWS (PUSAT INKUBATOR WIRAUSAHA SUMENEP)”.

Dosen Pembimbing                 : Miftahol Arifin, SE, MM

Telah menyatakan riset pada waktu penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 13 Februari 2019 s/d 27 Mei 2019 di PIWS (Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep) yang terletak Di STKIP Sumenep, Jalan Trunojoyo Gedungan Sumenep. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai semestinya.

Sumenep, 27 Mei 2019

 

 

                                                                                                     KhoIrul Asiah M.S.I