UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
UNTUK MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PASIEN UGD
(UNIT GAWAT DARURAT) DAN RAWAT INAP DI UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN KABUPATEN SUMENEP
\
Oleh :
NIAN FARADILLA
NPM : 714.2.1.1541
Program Studi
Manajemen
FAKULTAS
EKONOMI
DAN BISNIS
UNIVERSITAS
WIRARAJA
2018
UPAYA
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PASIEN UGD
(UNIT GAWAT
DARURAT) DAN RAWAT INAP DI
UPT PUSKESMAS
PAMOLOKAN KABUPATENSUMENEP
Oleh :
NIAN FARADILLA
NPM : 714.2.1.1541
Program Studi : Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIRARAJA
2018
UPAYA
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PASIEN UGD
(UNIT GAWAT
DARURAT) DAN RAWAT INAP DI
UPT PUSKESMAS
PAMOLOKAN KABUPATEN SUMENEP
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Manajemen
Program Studi : Manajemen
Oleh :
NIAN
FARADILLA
NPM : 714.2.1.1541
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIRARAJA
2018
UPAYA
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PASIEN UGD
(UNIT
GAWAT DARURAT) DAN RAWAT INAP DI
UPT
PUSKESMAS PAMOLOKAN KABUPATEN SUMENEP
Dipersiapkan dan disusun oleh
NIAN FARADILLA
NPM : 714.2.1.1541
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 17 Juli 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan
Tim Penguji
Ketua : Drs.
Ec. H. Abdullah Said, MM
Anggota : 1.
Dessy Novitasari Laras Asih, SE., MM
2. Liyanto, SE., MM
Sumenep,19 Juli
2018
Dekan SYAHRIL., SE., M. Ak |
Ketua Tim Penguji Drs. Ec. H. ABDULLAH SAID, MM |
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : NIAN FARADILLA
N.P.M : 714.2.1.1541
Menyatakan
bahwa skripsi dengan judul :
UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
UNTUK MEMPERTAHANKAN KEPUASAN PASIEN UGD (UNIT GAWAT DARURAT) DAN RAWAT INAP DI
UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN KABUPATEN SUMENEP
diajukan untuk diuji pada tanggal 17
Juli 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat pemikiran dari penulis lain tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan
hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan
menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila
kemudian saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain
seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah
diberikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja batal saya terima.
Sumenep,
14 Juli 2018
Yang
membuat pernyataan,
Materai 6000
NIAN FARADILLA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. MAHASISWA
Nama : NIAN FARADILLA
N.P.M : 714.2.1.1541
Proram Studi : Manajemen
Tempat / Tanggal Lahir : Sumenep / 30
Juni 1994
Agama : Islam
Jumlah Saudara Anak ke : 5, Anak ke-4
Alamat Rumah : Jln. Kartini Pangarangan Gang V Buntu
Status : Mahasiswi
B. ORANG TUA
Nama Ayah : Sujanto (Alm.)
Nama Ibu : Akustianingsih
Alamat Rumah : Jln. Kartini Pangarangan Gang V Buntu
Alamat Kantor / Telepon : MTsN Sumenep
Pekerjaan / Jabatan : Guru
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
Tamat SD di SDN Pangarangan V Tahun 2008
2.
Tamat SLTP di MTsN Sumenep Tahun 2011
3.
Tamat SLTA di MAN Sumenep Tahun 2014
4.
Pendidikan Tinggi (PT)
Nama PT |
Tempat |
Semester |
Tahun |
Keterangan |
UNIJA |
SUMENEP |
VIII |
2018 |
|
Foto 3x3
Dibuat
dengan sebenarnya
Oleh
Nian Faradilla
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripri ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesakan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
BapakDr. Sjaifurrahman S.H., C.N., M.H., selaku PJS Rektor Universitas Wiraraja;
2.
BapakSahril, S.E., M. AK., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis;
3.
Ibu Rusnani SE,
MM dan Ibu Dessy Novita Sari Laras Asih, SE, MM, selaku
dosen pembimbing;
4.
Ibu Endang
Widyastuti, SE, M. Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen;
5.
Semua dosen dan staf TU di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja Sumenep;
6.
Pihak UPT Puskesmas Pamolokan Sumenep yang telah memberikan kesempatan
dalam melakukan penelitian;
7.
Kepada teman-teman Mahasiswa
Manajemen yang selalu memberikan semangat dan bantuannya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Sumenep, 12
Juli 2018
Nian Faradilla
LEMBARAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN
·
Tidak ada orang yang
malas,
yang
ada orang yang tidak termotivasi....
·
Tidak ada orang yang
gagal,
yang ada orang yang tidak tahu
caranya,
Saatnya berubah, belajar, belajar
dan belajar....
·
Tidak ada yang tidak
mungkin terjadi,
jika kita memiliki kemauan dan
keyakinan,
Sesuatu yang kita inginkan pasti
akan terwujud,
Yang tentunya diikuti dengan doa,
usaha dan ikhtiar....
Skripsi ini saya
persembahkan untuk :
·
Kedua orang tuaku
tercinta, khususnya untukAyah Sujanto (Alm.) tercinta, sebagai
wujud bakti dan terima kasihku atas pengorbanan, jerih payah dan kesabaran
dalam membesarkanku hingga aku tumbuh dewasa.
·
Untuk kakak – kakakkudan adikku yang selalu
memberikanku semangat, yang selalu menemaniku dan selalu ada disaat aku membutuhkan bantuannya.
·
Untuk mbakku Ika
Agustina yang selalu membantuku dalam mengerjakan Skripsi dan selalu ada
untukku.
·
Untuk sahabatku Dini Indriyani, yang
selalu mendukungku, menemaniku setiap
aku membutuhkan dirinya, dan yang memberikanku semangat,
motivasi untuk terus berjuang demi meraih cita – cita dan demi membanggakan (alm) ayahku.
Terima
kasih sebanyak – banyaknya aku ucapkan untuk kalian semua, saya persembahkan
skripsi ini untuk kalian semua yang aku sayangi.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI...........................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI....................................................... i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
LEMBARAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
INTISARI ....................................................................................................... xiii
ABSTRACT..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 7
1.5 Fokus Penelitian............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Penelitian
Terdahulu...................................................................... 9
2.2 Tinjauan Teoritis........................................................................... 17
2.2
1 Pengertian Pelayanan.......................................................... 17
2.2.2
Kepuasan Pasien................................................................. 22
2.2.3
Pengertian UGD................................................................. 27
2.2.4
Pengertian Rawat Inap........................................................ 28
2.3 Rancangan Isi............................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................. 32
3.2 Sampel Sumber Data.................................................................... 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 32
3.3.1 Sumber Data ..................................................................... 32
3.3.2 Teknik
Pengumpulan Data................................................. 33
3.4 Teknik Analisis Data.................................................................... 34
3.4.1 Analisis Sebelum di Lapangan........................................... 34
3.4.2 Analisis Sesudah di Lapangan........................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian............................................................................ 36
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.................................... 36
4.2 Analisis dan Pembahasan............................................................. 49
4.2.1 Data Informan.................................................................... 49
4.2.2 Analisis Penelitian............................................................... 50
4.3 Pembahasan.................................................................................. 62
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan ..................................................................................... 68
5.2 Saran............................................................................................ 69
JADWAL PENELITIAN................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 71
LAMPIRAN..................................................................................................... 73
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1.
Data jumlah kunjungan pasien UGD dan Rawat Inap. UPT
Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep bulan Januari sampai Desember Tahun 2017 ........................................................ 5
2.1
Penelitian Terdahulu................................................................................ 14
4.1.
Nama Desa, Jumlah Dusun RT dan RW ................................................ 37
4.2.
Jumlah Penduduk Perdesa...................................................................... 38
4.3.
Daftar Kunjungan Rawat Jalan............................................................... 47
4.4.
Daftar Kunjungan Puskesmas.................................................................. 47
4.5.
Data Informan......................................................................................... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Rancangan Isi............................................................................................. 31
4.1. Struktur Organisasi..................................................................................... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1.
Daftar Pertanyaan Wawancara Penelitian
2.
Hasil Wawancara dengan para informan
3.
Dokumentasi Wawancara dengan para infoman
4.
Surat Keterangan Penelitian dari Dinas Kesehatan
Puskesmas Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep
5.
Berita Acara Penilaian Skripsi
INTISARI
Nian Faradilla 2018. Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Untuk Mempertahankan Kepuasan Pasien UGD dan Rawat Inap di UPT Puskesmas
Pamolokan Kabupaten Sumenep. Skripsi. Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Wiraraja Sumenep. Pembimbing (I) Rusnani, SE, MM. (II)
Dessy Novitasari Laras Asih, SE, MM. Yang telah bersedia membimbing.
Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) menjadi salah satu sarana kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar dan memiliki peran dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Puskesmas selalu dituntut
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan apa yang
sudah ditetapkan.Puskesmas dapat mengetahui kinerja pelayanan dilihat dari tingkat
kepuasan para pasien kepada Puskesmas tersebut, sehingga dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kinerja pelayanan.Masyarakat mempunyai pendapat yang tidak
sama. Pendapat yang baik dari sebagian masyarakat sebagai pihak yang menerima
pelayanan tenaga kesehatan pada Puskesmas dapat meningkatkan minat masyarakat
untuk berobat ke Puskesmas.Sebaliknya, pendapat yang buruk dari sebagian
masyarakat dapat menurunkan minat masyarakat untuk berobat lagi ke Puskesmas
tersebut. Kepuasan pasien menjadi salah satu faktor utama terhadap pelayanan
tenaga kesehatan karena jika pasien itu merasa puas maka akan mempengaruhi
minat masyarakat untuk berobat ke Puskesmas.Dalam penilaian peningkatan
kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu tangibility, reliability, responsiveness,
assurance, dan emphaty.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan pelayanan kesehatan
untuk mempertahankan kepuasan pasiendi UGD (Unit Gawat Darurat) dan Rawat Inap
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep.
Dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling, dengan jumlah informan sebanyak 13 orang. Peneliti menggunakan
Teknik Pengumpulan Data, diantaranya yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten
Sumenep cukup baik, namun ada satu hal yang dinilai masih kurang yaitu dalam
pemberian pelayanan di ruang UGD. Petugas dinilai kurang cepat dalam menangani
pasien yang baru datang. Tetapi dalam pemberian pelayanan selanjutnya, dapat
dikatakan sudah cukup baik.
Kata
Kunci : kepuasan pasien, Pelayanan,Puskesmas.
ABSTRACT
Nian faradilla 2018. improvement of health services
to patiend satisfaction in upt hospitalization pamolokan subdistrict sumenep
regency. essay. Prodi management faculty
of economics and business university of wiraraja sumenep. Mentor: (1) rusnani,
SE, MM. (II) dessy novitasari Laras Asih SE, MM. who has been willing to guide.
community
health centers become one of the health facilities that can provide health
services to surrounding communities and have a role in accelerating the
improvement of public health status. public health centers are always required
to provide satisfactory service for patients in accordance with what has been
determined. public health centers can know the performance of services seen
from the level of satisfaction of patients to the community health center so
that it can be an input in improving service performance. A good opinion from
some people as the party that receives health services at the Puskesmas can
increase the interest of the community to seek treatment at the Puskesmas.
Conversely, bad opinions from some communities can reduce the interest of the
community to seek treatment again at the Puskesmas. in the assessment of
service improvement is based on five dimensions of service quality namely,
tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and emphaty.
this
study aims to find out how the improvement of health services to maintain the
image of service in the emergency room and upt hospitalization. puskesmas
pamolokan sumenep regency.
with
the samples using purposive sampling technique, with the number of informants
as many as 13 people. researchers use data collection techniques, such as
observation, interviews and documentation. the results of the study stated that
the services provided by the UPT. Puseksmas pamolokan sumenep regency quite
well, but there is one thing that is still considered less that is in the
provision of services in the emergency room unit. officers are judged to be
less rapid in dealing with newly arrived patients, but in the subsequent
service delivery, it can be said to be quite good.
Keyword
:Patient Satisfaction, Service,
Puskesmas
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pelayanan
publik dapat berbentuk pelayanan barang maupun jasa. Meningkatnya suatu tingkat
pendidikan dan keadaan sosial bagi masyarakat maka akan meningkat pula
kesadaran akan arti hidup sehat dari keadaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik. Undang -
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Bab IV pasal 11 ayat (2)
menjelaskan bahwa bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah
kabupaten dan kota adalah pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, kebudayaan,
dan tenaga kerja.
Pemerintah
Kabupaten dan Kota berperan penting dalam penyelenggaran serta pembangunan
kesehatan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar lebih
baik lagi. Dalam suatu proses pelayanan kesehatan serta kualitas pelayanan ada
kaitannya dengan ketersediaan sarana pelayanan, seperti Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) balai pengobatan, rumah sakit, dan tenaga kesehatan
serta obat-obatan.
Kinerja
pelayanan sangat penting jika menyangkut hasil pekerjaan dan kecepatan kerja
yang sesuai dengan harapan yang diinginkan.Puskesmas adalah salah satu unit
kesehatan yang mempunyai tugas pokok pembinaan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan dasar.Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan kesehatan dan pusat pemberdayaan keluarga.Sampai saat ini, usaha
yang dilakukan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat masih belum
memenuhi harapan, masih banyak masyarakat yang mengeluh tidak puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Pamolokan.Dari segi pemeriksaan yang
diberikan oleh petugas Puskesmas, waktu dalam memberikan pelayanan,
keterampilan, lambatnya petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, dan
sarana prasarana yang ada.
Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi salah satu sarana kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar, dan memiliki peran
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu,
Puskesmas selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pasiennya sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan. Keluhan yang sering
terdengar dari kalangan masyarakat yaitu tentang kinerja petugas dalam
memberikan pelayanan seperti contohnya ketepatan waktu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien, kualitas dan kuantitasnya masih sangat rendah.
Rendahnya suatu pelayanan yang diberikan akan membuat citra buruk bagi
Puskesmas itu sendiri.
Puskesmas
dapat mengetahui kinerja pelayanan dilihat dari para pasien melalui umpan balik
pasien kepada Puskesmas tersebut sehingga dapat menjadi masukan dalam
meningkatkan kinerja pelayanan. Pencapaian tujuan yang diinginkan Puskesmas
harusnya memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien melalui upaya yang
baik, adanya pelayanan yang baik yang diberikan petugas Puskesmas akan membuat
kinerja pelayanan yang semakin tinggi.
Masyarakat
mempunyai pendapat yang tidak sama. Pendapat yang baik dari sebagian masyarakat
sebagai pihak yang menerima pelayanan tenaga kesehatan pada Puskesmas dapat
meningkatkan minat masyarakat untuk berobat ke Puskesmas.Sebaliknya, pendapat
yang buruk dari sebagian masyarakat dapat menurunkan minat masyarakat untuk
berobat lagi ke Puskesmas tersebut. Kepuasan pasien menjadi salah satu faktor
utama terhadap pelayanan tenaga kesehatan karena jika pasien itu merasa puas
maka akan mempengaruhi minat masyarakat untuk berobat ke Puskesmas.
Dalam
penilaian peningkatan kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas
pelayanan, yaitu tangibility, reliability,
responsiveness, assurance, dan
emphaty. Tangibility, meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, petugas dan sarana komunikasi.Reliability, yaitu kemampuan petugas
untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan.Responsiveness, yaitu kemampuan para
petugas untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan yang tanggap.Asssurance, mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga keperawatan,
bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.Dan terakhir, Emphaty, mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan para pasien.
UGD
(Unit Gawat Darurat) adalah salah satu unit inti dimana yang menangani keadaan
pasien di unit gawat darurat. Pelayanan di UGD
akanmempengaruhi kepuasan pasien secara signifikan dan akan mempengaruhi
citra pelayanan. Oleh karena itu, citra mutlak suatu hal yang harus
diperhatikan.Fungsi UGD adalah untuk menerima pasien, menstabilkan dan
menyediakan manajemen darurat untuk pasien dengan keadaan kritis dan mendesak.
Unit
Gawat Darurat merupakan bagian yang menyediakan penanganan pertama pada keadaan
gawat darurat karena sakit ataupun cedera yang dapat mengancam keselamatan
nyawa dan mencegah cedera lebih lanjut. Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD)
harus memberikan pelayanan selama 24 jam per-hari (UU No. 36, 2009). Pemberian
pelayanan yang tepat dan cepat merupakan standar pelayanan yang dapat digunakan
sebagai acuan pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga medis untuk mendukung
terwujudnya pelayanan yang berkualitas, efektif, dan efisien. Apabila pelayanan
mengalami keterlambatan maka akan berefek pada kondisi pasien.
Puskesmas
Pamolokan merupakan Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumenep, dan menjadi salah
satu alternatif yang dipilih oleh masyarakat sebagai tempat pelayanan kesehatan
bagi warga masyarakat terutama di daerah Kecamatan Kota Sumenep yang
membutuhkannya. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan warga masyarakat,
seharusnya lebih mengedepankan kesehatan pasien (masyarakat) yang datang berobat
secara langsung meskipun dengan cara bertahap. Perhatian dan ketulusan dari
petugas pelayanan Puskesmas sangat berarti bagi kesembuhan pasien.Puskesmas
Pamolokan sebagai sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih
mudah dan cepat, sehingga kualitas kesehatan kepada masyarakat bisa meningkat
dan dapat memenuhi tuntutan pelayanan bagi masyarakat.
Berikut
ini adalah Tabel dan jumlah kunjungan pasien UGD dan Rawat Inap Puskesmas
Pamolokan Kabupaten Sumenep pada tahun 2017 :
Tabel
1.1
Data Jumlah
Kunjungan Pasien UGD dan Rawat Inap
UPT Puskesmas
Pamolokan Kabupaten Sumenep
Bulan
Januari s/d Desember 2017
No. |
Bulan |
UGD |
Rawat Inap |
1.
|
Januari |
37 |
37 |
2.
|
Februari |
45 |
39 |
3.
|
Maret |
55 |
32 |
4.
|
April |
42 |
40 |
5.
|
Mei |
37 |
17 |
6.
|
Juni |
23 |
33 |
7.
|
Juli |
35 |
33 |
8.
|
Agustus |
50 |
33 |
9.
|
September |
45 |
25 |
10. |
Oktober |
45 |
30 |
11. |
November |
41 |
25 |
12. |
Desember |
59 |
37 |
Jumlah |
514 |
381 |
Sumber : UPT Puskesmas Pmolokan Kabupaten Sumenep
Berdasarkan data Tabel di atas bahwa pada
tahun 2017 jumlah kunjungan pasien UGD dan Rawat Inap Puskesmas Pamolokan
Kabupaten Sumenep tiap bulannya mengalami perubahan jumlah kunjungan pasien
secara terus menerus, bahkan masih terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien
yang berobat. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu faktor terjadi penurunan
kunjungan bisa disebabkan oleh pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas
kurang maksimal sehingga pasien yang berobat masih kurang puas dalam menerima
pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, dengan adanya pelayanan yang kurang
memuaskan, pasien yang pernah berobat di Puskesmas Pamolokan akan merasa malas
untuk berobat kembali ke sana. Bahkan pasien yang pernah berobat disana,
apabila disuruh kembali untuk kontrol, mungkin saja tidak akan mau kembali
untuk berobat disana.
Puskesmas Pamolokan masih belum sesuai dengan
keinginan masyarakat dilihat dari kinerja pelayanannnya, karena masih ada
keluhan dari pasien maupun keluarga pasien yang mengatakan bahwa petugas Puskesmas
yang lambat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga pasien yang
tergolong gawat tidak segera mendapatkan pelayanan yang seharusnya segera
ditangani.Penilaian pasien yang berkunjung untuk berobat ke UGD Puskesmas
Pamolokan dinilai masih kurang maksimal dilihat dari kurangnya kemampuan para
petugas untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan yang tanggap.Dengan
demikian peneliti menganggap bahwa hal tersebut perlu diteliti mengenai
pelayanan kesehatan pada Puskesmas Pamolokan dengan tujuan untuk mempertahankan
citra pelayanan di Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep. Oleh karena itu,
penulis merasa tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “ UpayaPeningkatan Pelayanan Kesehatan
Untuk Mempertahankan Kepuasan Pasien UGD (Unit Gawat Darurat) dan Rawat Inap di
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep”.
1.2. Rumusan Masalah
Salah satu keluhan dari masyarakat bahwa
pelayanan di Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep kurang maksimal atau belum
sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat seperti ketepatan waktu dan
lambatnya petugas Puskesmas dalam memberikan pelayanan, sehingga pasien yang
tergolong pasien gawat tidak segera mendapatkan pelayanan yang seharusnya.
Tidak hanya dalam memberikan pelayanan yang kurang baik tetapi juga keramahan
yang diberikan petugas Puskesmas dinilai masih kurang. Rendahnya suatu kinerja
pelayanan akan menimbulkan citra buruk bagi Puskesmas tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Cara Meningkatkan Pelayanan
Kesehatan Untuk Mempertahankan Kepuasan Pasien UGD (Unit Gawat Darurat) dan
Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan
Kabupaten Sumenep ?
1.3. Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Upaya Peningkatan
Pelayanan Kesehatan untuk mempertahankan Kepuasan Pasien UGD dan Rawat Inap di
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.
Kontribusi Praktis
Penelitian ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan mengenai upaya peningkatan pelayanan kesehatan untuk mempertahankan
kepuasan pasien UGD dan Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan serta diharapkan
dapat memberikan manfaat untuk menggambarkan bahwa peningkatan pelayanan
kesehatan sangat penting bagi pasien.
1.4.2. Kontribusi Teoritis
Penelitian ini sangat berguna dan bermanfaat untuk
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi landasan dalam
pengembangan media pembelajaran secara lebih lanjut.
1.4.3. Kontribusi Kebijakan
Penelitian ini berguna untuk UPT Puskesmas
Pamolokan untuk dapat mengetahui pelayanan yang baik yang diinginkan oleh
pasien dan mengarahkan petugas Puskesmas kearah pencapaian tujuan yang
diinginkan.
1.5. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian hanya membatasi pada
pelayanan yang diberikan pada ruang UGD (Unit Gawat Darurat) dan ruang Rawat
Inap di UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep dengan tujuan untuk
mengetahui Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan dalam Mempertahankan Kepuasan
Pasien yang diberikan oleh petugas Puskesmas terhadap pasien.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1.
Penelitian Terdahulu dan Sekarang
Salah satu data pendukung yang menurut
peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu, penelitian
terdahulu berfungsi sebagai salah satu reverensi sehingga penulis dapat
mengkaji teori yang digunakan oleh penelitian yang sedang dilakukan. Dimana
penelitian ini dilakukan untuk mengkaji riset penelitian terdahulu dengan topik
yang disesuaikan yaitu Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan untuk Mempertahankan
Kepuasan Pasien UGD dan Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten
Sumenep. Berikut beberapa jurnal yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
2.1.1. Penelitian yang dilakukan oleh (Elvi Juliansyah, Volume 12, Nomor 1,
Juli 2012) dengan judul “Efektivitas
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas”. Metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif, penelitian ini berusaha untuk menjelaskan efektivitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sungai Durian.Hasil dari penelitian ini adalah “bahwa
pelayanan kesehatan di Puskesmas Sungai Durian sudah berjalan efektif sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari kualitas
pelayanan kesehatan sudah baik dengan tersedianya berbagai macampelayanan kesehatan
pada Poli Umum, Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan Keluarga Berencana, Poli
Gigi, Laboratorium Darah, dan Apotik. Kecepatan memperoleh pelayanan kesehatan
sangat tergantung pada petugas yang ada di Puskesmas, jika petugas medisnya ada
di tempat akan cepat melayani pasien”.
2.1.2. Penelitian yang dilakukan oleh (Aris Tri haryanto, Joko Suranto) dengan judul “Pelayanan kesehatan (Studi Rawat Inap di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri)”.Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif.Hasil dari penelitian ini adalah Pada umumnya lama waktu pelayanan sebelum pasien
dikirim ke ruang rawat inap membutuhkan waktu sekitar 1 jam, guna mempersiapkan
kesiapan ruang rawat inap.Hal inilah yang biasanya menjadi keluhan sebagian
besar calon pasien, karena harus menunggu beberapa saat kemudian.
2.1.3. Penelitian yang dilakukan oleh (Atik Kartika Sari, tahun 2016) dengan
judul “Peranan Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”.Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling, Maximum
Variation Sampling. Hasil penelitian adalah Peranan pelayanan
Puskesmas dalam melayani masyarakat dimana etos kerja pegawai bekerja
berdasarkan aturan yang diberikan puskesmas yang ditaati dan dilaksanakan tepat
waktu, dapat diketahui mulai masuk dan pulang kerja adanya pegawai puskesmas
dokter dan perawat belum ditemui ditempat dalam menjalankan tugas serta
perannya sebagai pengayoman bagi masyarakat dalam memberikan kesehatan bagi
masyarakat melainkan masih cenderung mengutamakan kepentingan pribadi.
2.1.4. Penelitian yang dilakukan oleh (Ryani
yulian dan yeni, tahun 2017) dengan judul “Optimalisasi Pelayanan (Servis) Puskesmas Dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat Di Kabupaten Kubu Raya Provinsi
Kalimantan Barat”.Hasil penelitian adalah Penelitian dilaksanakan dengan metode Incidental
Sampling yang dikombinasikan dengan pendekatanPurposive Sampling.Pengembangan
percepatan dan kesimpelan prosedur pelayan di bidang kesehatan. Secara konsep
bahwa peranan atribut people (SDM) sangat penting dalam proses pelayanan
jasa kesehatan. Karakteristik dari jasa kesehatan adalah bervariasi (variability),
artinya komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari
dari seorang dokter maupun perawat dari waktu ke waktu, maupun pelayanan
kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi.Tergantung pada siap yang
memberikan pelayanan serta kapan dan di mana jasa itu diberikan.
2.1.5. Penelitian
yang dilakukan oleh (Robi
Sabela (FISIP Universitas Riau, Kampus Bina
Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Peekanbaru, 28293) tahun 2013) dengan judul “Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai
Pakning Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis”. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian ini adalah
Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu Kabupaten
Bengkalis belum terlaksana dengan baik.
Ini artinya kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Sungai
Pakning belum maksimal.Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan data yang
telah dipaparkan sebelumnya bahwa dari indikator reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangible maka
pelaksanaan pelayanan Rawat Inap pada Puskesmas Sungai Pakning Kecamatan Bukit
Batu Kabupaten Bengkalis belum berjalan dengan maksimal karena masih adanya
hal-hal yang belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan moto
yang telah ditetapkan.
2.1.6.
Penelitian yang dilakukan oleh (Angelic solegratia rompas, merinda pandawa
tahun 2015) dengan judul “evaluating
service quality of puskesmas pineleng using importance performance analysis”.Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini Facilities
is very important and has low performance for patients and visitors in
Puskesmas Pineleng. Facilities importance to make patients and visitors
comfortable when they come to Puskesmas Pineleng but what they seen the
performance of facilities is low, some of the facilities not work well and make
patients and visitors are not satisfy. Building Condition is important and has
a good performance for patients and visitors in Puskesmas Pineleng. Building
condition is importance to delivery service and programs in Puskesmas Pineleng
run properly and patients and visitors in Puskesmas Pineleng satify with the
performance of building condition in Puskesmas Pineleng because they newly renovated
their bulding a few months ago.
2.1.7. Penelitian yang dilakukan oleh (Nian Faradilla tahun 2018) dengan judul”
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Untuk Mempertahankan Kepuasa Pasien UGD
dan Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep”.Metode
yang digunakan adalah metode kualitatif.Hasil penelitian ini adalah pelayanan
yang diberikan oleh UPT Puskesmas Pamolokan Sumenep dirasa kurang maksimal
namun tidak semua pelayanan yang diberikan oleh petugas Puskesmas terhadap
pasien maupun keluarga pasien merasa tidak puas.Fasilitas yang ada di Puskesmas
juga sudah cukup baik serta petugas juga ramah dan sopan.Dan untuk
mempertahankan kepuasan pasien, puskesmas melakukan beberapa upaya yang dapat
dilakukan yaitu Melakukan pelayanan sesuai standart dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, Melakukan RTM (Rapat Tinjauan Manajemen).untuk dilakukan perbaikan
pelayanan, Memperhatikan mutu pelayanan yang dapat di ukur dari hasil survei
kepuasan yang dilakukan berkala tiap tahun, Mengadakan Forum Masyarakat Peduli
Puskesmas, Mengembangkan SDM berupa peningkatan pendidikan dari standart
kompetensi yang berlaku.
Tabel
2.1
Penelitian
Terdahulu
Perbedaan
dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Peneliti Penulis
No. |
Peneliti dan Tahun Penelitian |
Judul |
Hasil |
Persamaan |
Perbedaan |
1. |
Elvi Juliansyah, tahun 2012. |
Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. |
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sungai Durian sudah berjalan efektif sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. |
Metode yang digunakan peneliti terdahulu dengan
peneliti sekarang adalah sama – sama menggunakan metode kualitatif. |
Pada peneliti terdahulu pelayanan padaPuskesmas Sungai Durian sudah
efektif, sedangkan pada peneliti sekarang pelayanan pada Puskesmas Pamolokan masih belum sesuia dengan keinginan /maksimal. |
2. |
Aris Tri haryanto, Joko Suranto |
Pelayanan kesehatan (Studi Rawat Inap di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri) |
Pada umumnya lama waktu pelayanan sebelum pasien dikirim ke ruang rawat inap
membutuhkan waktu sekitar 1 jam, guna mempersiapkan kesiapan ruang rawat
inap. Hal inilah yang biasanya menjadi keluhan sebagian besarcalon pasien,
karenaharus menunggu beberapa saat kemudian. |
Persamaannya peneliti terdahulu dengan peneliti
sekarang adalah sama – sama menggunakan metode kualitatif dan petugas
Puskesmas masih ada yang kurang ramah terhadap pasien. |
Perbedaannya adalah terletak pada objeknya, peneliti terdahulu objeknya pada
Puskesmas kecamatan baturetno kabupaten wonogiri sedangkan peneliti sekarang
pada Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep. |
3. |
Atik Kartika Sari, tahun 2016. |
Peranan Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru. |
Peranan pelayanan Puskesmas dalam melayani masyarakat dimana etos
kerja pegawai bekerja berdasarkan aturan yang diberikan Puskesmas yang
dilaksanakan tepat waktu, dapat diketahui mulai |
Persamaannya sama –sama meneliti tentang pelayanan
Puskesmas, dan menggunakan metode yang sama yaitu kualitatif. |
Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu yaitu
tentang jam kerja pegawai Puskesmas sangat mempengaruhi etos kerja mereka,
sedangkan pada. |
No. |
Peneliti dan Tahun Penelitian |
Judul |
Hasil |
Persamaan |
Perbedaan |
|
|
|
masuk dan pulang kerja adanya pegawai Puskesmas dokter dan perawat belum dite mui ditempat dalam menjalankan tugas sebagai pengayoman bagi masyarakat dalam memberikan kesehatan bagi masyarakat melainkan masih cenderungmengutamakan kepentingan pribadi. |
|
peneliti sekarang yaitu pada pelayanannya yang kurang memuaskan bagi
pasien salah satunya pelayanan pada ruang UGD dan Rawat Inap. |
4. |
Ryani Yulian dan Yeni, tahun 2017. |
Optimalisasi Pelayanan (servis) Puskesmas dalam
peningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di Kabupaten Kubu Raya Provinsi
Kalimantan Barat. |
Penelitian dilaksanakan
dengan metode Incidental Sampling yang dikombinasikan dengan
pendekatan Purposive Sampling.Pengembangan percepatan dan kesimpelan prosedur
pelayan di bidang kesehatan. |
Metode yang digunakan sama dengan peneliti yang
sekarang yaitu dengan menggunakan metode kualitatif. |
Pada peneliti terdahulu kinerja pelayanan pada
Puskesmas adalah baik, sedangkan peneliti sekarang pelayanan pada Puskesmas
masih belum maksimal. |
5. |
Robi Sabela
tahun 2013 |
Pelayanan Rawat inap Puskesmas Sungai Pakning
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis |
Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Pakning
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis
belum terlaksana dengan baik. Ini artinya kualitas dari pelayanan yang
diberikan oleh pihak Puskesmas Sungai Pakning belum maksimal. |
Persamaannya adalah metode yang digunakan sama-sama
menggunakan kualitatif dan dan permasalahan pelayanan yang diberikan pihak petugas
Puskesmas sama –sama masih kurang maksimal. |
Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya,
peneliti terdahulu objek penelitian pada pelayanan Rawat Inap Kecamatan Bukit
Batu Kabupaten Bengkalis, sedangkan peneliti sekarang pada |
No. |
Peneliti dan Tahun Penelitian |
Judul |
Hasil |
Persamaan |
Perbedaan |
|
|
|
|
|
Puskesmas
Pamolokan Kabupaten. |
6. |
Angelic solegratia rompas, merinda pandawa tahun
2015) |
evaluating service quality of puskesmas
pineleng using importance performance analysis”. |
Facilities is very important and has low performance for patients and
visitors inPuskesmas Pineleng.Facilities importance to make patients and
visitors comfortablewhen they come to PuskesmasPineleng but what they seen
the performance of facilities is low, some of the facilities not work well
and make patients and visitors are not satisfy. |
Persamaannya sama – sama meneliti tentang pelayanan
yang ada di puskesmas |
Penelitian ini Metode yang digunakan adalah
kuantitatif sedangkan peneliti yang
sekarang yaitu dengan menggunakan metode kualitatif. |
7. |
Nian Faradilla tahumn 2018 |
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Untuk Mempertahankan
kepuasan pasienUGD dan Rawat Inap UPT
Puskesmas Pamolokan Sumenep |
pelayanan yang diberikan oleh UPT Puskesmas
PamolokanSumenep dirasa kurang maksimal namun tidak semua pelayanan yang
diberikan oleh petugas Puskesmas terhadap pasien maupun keluarga pasien
merasa tidak puas. |
Persamaan dalam peneliti terdahulu dengan peneliti
sekarang yaitu sama – sama meneliti tentang pealyanan yang ada di puskesmas |
Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya. |
Sumber
:
Data Sekunder diolah tahun 2018
2.2. Tinjauan Teoritis
2.2.1. Pengertian Pelayanan
Moenir dalam Pasolong (2011:128) mengatakan
pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa suatu kegiatan
pelayanan itu memerlukan sebuah proses manajemen (mengatur, mengarahkan) dalam
rangka mencapai tujuan organisasi itu sendiri (Muhammad Naufal Mu’tashim
Billah, Dr. Hardi Warsono, M.TP 2015).
Pelayanan merupakan suatu sikap (rencana tindakan)
atau cara pengelola dalam melayani pelanggan secara memuaskan menurut F.
Tjiptono, dalam jurnal Puspa Yudha Utama 2013).
Kesehatan merupakan tingkat atau derajat yang
menunjukan kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada
setiap pengguna jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk yang menjadi sasaran utama institusi kesehatan merupakan akhir dari
interaksi dan ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek
pada fasilitas kesehatan yang memberikan layanan sesuai dengan paran dan
fungsinya (Ryani Yulian 2017).
Suatu kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut
pemenuhan kebutuhan seseorang dan dilakukan dengan berbagai upaya sehingga
dapat memberikan kepuasan bagi seseorang yang mendapatkan pelayanan yang
diberikan. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah haruslah sesuai
dengan atusran pokok dan tata cara yang telah ditetapkan namun tetap dapat
memberikan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
Hal paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah
upaya peningkatan kesehatan, untuk mendapat gambaran tentang upaya peningkatan
kesehatan secara menyeluruh terdapat faktor – faktor masyarakat yang terlibat
(H. Zaidin Ali 2002, 52:55). Lingkup masyarakat terdiri dari 3 komponen utama
yaitu :
a. Sasaran,
yang mencakup individu, keluarga dan masyarakat
b. Saran,
yang mencakup tenaga dan dana yang tersedia
c. Masalah
kesehatan, baik yang mampu diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, mampu
diatasi sebagian maupun yang tidak dapat diatasi sama sekali.
Pelayanan
kesehatan di tingkat dasar umumnya dilaksanakan oleh Puskesmas.Oleh karena itu,
fungsi Puskesmas perlu ditingkatkan. Sebagai lembaga bimbingan kesehatan
masyarakat puskesmas memiliki tiga komponen utama, pendekatan strategi
pembinaan fungsi terhadap ketiga komponen tersebut sebagai berikut:
a. Wadah
Pembinaan
dilakukan terhadap sarana fisik, manajemen dan sumber daya manusia (SDM), untuk
meningkatkan fungsi puskesmas dalam hal jangkauan dan mutu pelayanan.
b. Program
Pembinaan
dilakukan terhadap standar pembinaan teknis, sarana, dan sistem pengendalian.
c. Peran
serta masyarakat
Pembinaan
dilakukan dalam hal persepsi, cara penyampaian pesan, dan teknologi yang
dipakai.
Seluruh
kegiatan tersebut difokuskan pada daerah prioritas, seperti daerah terpencil
atau daerah tertentu sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat optimal
dan status kesehatan di wilayah tersebut meningkat.
Menurut Parasuraman, Zeithamil dan Berry
mengemukakan bahwa di dalam kualitas pelayanan terdapat beberapa dimensi utama
(Bustami MS,MQHI 2011, 5: 6) diantaranya :
a.
Reliability (kemampuan) adalah kemampuan memberikan
pelayanan dengan segera, tepat dan akurat, serta memuaskan.
b. Responsiviness (daya tanggap) adalah keinginan petugas atau staf membantu semua
keinginan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
c.
Assurance (jaminan) artinya karyawan atau staf
memiliki kompetensi, kemampuan dan dapat dipercaya.
d. Empathy
(empati) artinya mampu menempatkan dirinya pada situasi tertentu, dapat berupa
kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk memberikan perhatian.
e.
Tangible (bukti fisik atau bukti langsung) dapat
berupa ketersediaan sarana dan prasarana.
Organisasi pelayanan kesehatan merupakan
sistem – sistem sosial yang komplek. Dalam mengatur organisasi – organisasi ini ada suatu masa yang konstan
antara kebutuhan untuk hal yang dapat diramaikan dan efiseiensi pada salah satu
penanganan dan keterbukaan, adaptasi, dan inovasi pada yang lainnya. Proses -
proses yang terjadi dalam organisasi pelayanan kesehatan dapat digambarkan
dalam istilah enam fungsi primer yaitu produksi, batasan, waktu, pemeliharaan,
adaptasi, manajemen, dam pemerintahan. Organisasi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit ataupun puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat umum, organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu
organisasi yang aktifitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.(M. Faiz Satrianegara 9:33).
Terdapat beberapa teori dalam manajemen
pelayanan diantaranya yaitu :
a.
Momen kritis pelayanan / moment of
truth (Albercht dan Bradford,1990), mendefenisikan sebagai kontak yang
terjadi antara pelaku dengan setiap aspek organisasi yang akan membentuk opini
tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi tersebut.
b.
Lingkaran pelayanan / The circles
of servis(Albercht dan Bradford,1990), untuk dapat memberikan pelayanan
yang prima, pandangan produsen dan konsumen harus sama. Hal ini sulit
diwujudkan karena biasanya organisasi penyelenggara sudah merumuskan sistem
prosedur pelayanan.
c.
Teori exit and voice (Albert
Hirchman), menurut teori ini pelayanan publik dapat ditingkatkan apabila ada
mekanisme exit dan voice. Mekanisme exit mengandung arti
bahwa jika pelayanan publik tidak berkualitas maka konsumen/klien harus
memiliki kesempatan untuk memilih lembaga penyelenggara pelayanan publik yang
lain. Mekanisme voice berarti ada
kesempatan untuk mengungkapkan ketidakpuasan kepada lembaga penyelenggara
pelayanan publik.
d.
Model segitiga pelayanan (The
servis triangle), organisasi yang bergerak di bidang pelayanan yang sangat
berhasil memiliki tiga kesamaan yaitu strategi pelayanan yang tersusun secara
baik, orang di lini depan berorientasi pada pelanggan, sistem pelayanan yang
ramah.
e.
Model Kesenjangan (Zeithaml, Parasuraman, dan Berry,1990), ketiga pakar
ini mengemukakan bahwa manajemen pelayanan yang baik tidak dapat terwujud
karena adanya lima kesenjangan (Gap) yaitu, kesenjangan persepsi manajemen,
kesenjangan persepsi kualitas, kesenjangan penyelenggaraan pelayanan,
kesenjangan komunikasi pasar, kesenjangan kualitas pelayanan.
2.2.2. Kepuasan
Pasien
Menurut Tjiptono (2008:24),kepuasan
pelanggan adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitifmenyangkut apakah
kinerja relatif bagus atau jelek,atau tidak cocokdengan tujuan
pemakainnya.Kepuasan pasien tercipta daripengalaman pasien di masa lalu,dimana
saat pasien berkunjung kepuskesmas dan merasakan sendiribagaimana pelayanan
yang di berikankepada pasien tersebut.
Faktor-faktor penghalang kepuasan
menurut Kotler, P. (2000) adalah sebagai berikut.
a.
Tidak sesuai dengan
harapan dan kenyataan yang dialami
b.
Layanan selama proses
menikmati jasa tidak memuaskan pelanggan
c.
Perilaku atau tindakan
personil yang tidak menyenangkan
d.
Suasana dan kondisi
fisik lingkungan yang tidak menunjang
e.
Cost
yang terlalu tinggi, karena jarak yang terlalu jauh, banyak waktu yang terbuang
dan lain-lain
Dimensi kepuasan pasien dapat
dibedakan menjadi dua macam :
a.
Kepuasan yang mengacu
pada penerapan kode etik dan standar pelayanan Suatu pelayanan kesehatan
disebut sebagai pelayanan yang berkualitas apabila penerapan kode etik dan
standar pelayanan dapat memuaskan pasien. Maka ukuran pelayanan kesehatan
bermutu hanya pelayanan yang baik saja, antara lain:
1)
Hubungan dokter - pasien
(doctor-patient relationship)
2)
Kenyamanan pelayanan (amenities)
3)
Kebebasan melakukan
pilihan (choice)
4)
Pengetahuan dan
kompetensi teknis (scientific knowledge and technical skill)
5)
Efektifitas pelayanan (effectivess)
6)
Keamanan tindakan (safety)
b.
Kepuasan yang mengacu
pada penerapan semua persyaratan pelayanan Suatu pelayanan kesehatan disebut
sebagai pelayanan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan
kesehatan dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat seperti ini ukuran pelayanan
kesehatan yang bermutu bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian
kepuasan pasien terhadap:
1)
Ketersediaan pelayanan
(available)
2)
Kewajaran pelayanan (appropriate)
3)
Kesinambungan pelayanan
(continue)
4)
Penerimaan pelayanan (acceptable)
5)
Ketercapaian pelayanan
(accessible)
6)
Keterjangkauan
pelayanan (affordable)
7)
Efisiensi pelayanan (efficient)
8)
Efektifitas pelayanan (effectivity)
Kepuasan pasien merupakan peranan
penting dalam perkiraan kualitas pelayanan. Kepuasan dapat dianggap sebagai
pertimbangan dan keputusan penilaian pasien terhadap keberhasilan pelayanan.
Kepuasan pasien adalah salah satu ukuran kualitas pelayanan dan merupakan alat
yang dapat dipercaya dalam membantu menyusun suatu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dari sistem pelayanan. Dalam kaitan ini, yang dimaksud dengan kualitas
pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan layanan kesehatan yang
di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Berikut unsur sebagai dasar
pengukuran indeks kepuasan masyarakat, yaitu:
a.
Prosedur pelayanan
adalah ketetapan pelayanan yang diperuntukkan bagi pasien.
b.
Persyaratan pelayanan
adalah ketentuan administrasi yang harus dilengkapipasien untuk mendapatkan
pelayanan.
c.
Kejelasan petugas
pelayanan adalah perawat yang memberikan pelayanan dandokter yang memberikan
pengobatan
d.
Kedisiplinan petugas
pelayanan adalah jam kerja yang telah diatur bagi seluruhpetugas kesehatan
untuk memberikan pelayanan.
e.
Tanggung jawab petugas
pelayanan adalah kejelasan wewenang dalampenyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan.
f.
Kemampuan petugas pelayanan
adalah tingkat keahlian dan keterampilan yangdimiliki petugas dalam memberikan
atau menyelesaikan pelayanan kepadamasyarakat.
g.
Kecepatan pelayanan adalah target waktu
pelayanan dapat diselesaikan dalamwaktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggaraan pelayanan.
h.
Keadilan mendapat
pelayanan adalah pelaksanaan pelayanan dengan tidakmembedakan golongan/status
masyarakat yang dilayani.
i.
Kesopanan dan keramahan
petugas adalah sikap dan perilaku petugas dalammemberikan pelayanan kepada
masyarakat
j.
Kewajaran biaya
pelayanan adalah keterjangkauan masyarakat terhadapbesarnya biaya yang telah
ditetapkan oleh unit pelayanan.
k.
Kepastian biaya
pelayanan adalah kesesuaian antara biaya yang dibayarkandengan biaya yang telah
ditetapkan.
l.
Kepastian jadwal
pelayanan adalah pelaksanaan waktu pelayanan kepada pasienoleh perawat dan
dokter, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
m.
Kenyamanan lingkungan
adalah kondisi sarana dan prasarana pelayanan yangbersih, rapi dan teratur
serta kondisi yang tidak berisik.
n.
Keamanan pelayanan
adalah terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unitpelayanan ataupun sarana
yang digunakan sehingga untuk mendapatkanpelayanan masyarakat merasa tenang
terhadap resiko-resiko yang diakibatkandari pelaksanaan pelayanan.
Ada
beberapa metode yang dapat digunakan setiap perusahaan atau organisasi dalam
memantau dan mengukur kepuasan pelanggan yaitu :
a.
Sistem keluhan dan
saran
Setiap
perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer
oriented) perlu memberikan kesempatan seluas – luasnya bagi para pelanggan
untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang dapat
digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan ditempat-tempat yang strategis
(yang mudah dijangkau dan mudah dilewati pelanggan).Informasi yang diperoleh
melalui metode itu dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga
kepada perusahaan, sehingga memungkinkan untuk memberikan respon secara cepat
dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Tidak semua pelanggan yang
tidak puas akanmenyampaikan keluhannya, bisa saja mereka langsung beralih ke
perusahaan lain.
b.
Survei kepuasan pasien
Melalui
survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik dari pelanggan
secara langsung dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan
perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui
metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1)
Deriverd
dissatisfaction, merupakan pertanyaan yang diajukan
menyangkut dua hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut
tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.
2)
Problem
analisis, menjadikan pelanggan diminta untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan perusahaan dan
kedua memberikan saran-saran untuk melakukan perbaikan.
2.2.3. Pengertian UGD (Unit Gawat Darurat)
Unit
Gawat Darurat mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan
asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien
yang datang dengan gawat darurat. Unit gawat darurat memiliki peran sebagai
gerbang utama masuknya penderita gawat darurat (Ali 2014). Pelayanan gawat
darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera yaitu cepat, tepat
dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan (Arif Mahrur, Isma Yuniar ,
Sarwono 2016).
UGD
(Unit Gawat Darurat) sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darirat di
rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup pasien. Wide
(2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (respon time). Waktu tanggap tergantung
kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat. Pelayanan pasien gawat darurat
memegang peranan yang sangat penting berdasarkan kaidah time saving is live
saving. Waktu tanggap dikatakan tepat waktu dan tidak terlambat apabila waktu
yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada. Salah satu
indikator keberasilan penanggulanagan medik penderita penderita gawat darurat
adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat
darurat baik pada keadaan sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu
tanggap sangat tergantung kepada kecepatan kualitas pemberian pertolongan untuk
menyelamatkan nyawa ditempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan
rumah sakit (Moewardi, 2003).
2.2.4.Pengertian
Rawat Inap
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
828/Menkes/SK/IX/2008 mendefinisikan Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik,
tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan. Rawat Inap berfungsi sebagai
rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke institusi rujukan yang
lebih mampu, atau dipulangkan kembali ke rumah (Depkes RI, 2009).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 029 tahun 2012
tentang tarif pelayanan kesehatan bagi peserta PT. Askes (Persero)
mendefinisikan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat umum yang meliputi pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan
rawat inap tingkat pertama. Rawat Inap tingkat pertama adalah pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat umum dan dilaksanakan pada puskesmas
perawatan, untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan,
dan/atau pelayanan medis lainnya dimana peserta dan/atau anggota keluarganya di
rawat inap paling singkat 1 (satu) hari.
Pelayanan Rawat Inap oleh Puskesmas berdasarkan
Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas mampu Pelayanan Obstetri-Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) Tahun 2013, Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang letaknya
strategis dan mudah diakses dari Puskesmas di sekitarnya, dapat dijangkau
melalui sarana transportasi, yang didirikan sesuai dengan analisa kebutuhan
kabupaten atau kota, dilengkapi Fasilitas Rawat Inap, peralatan medis,
kesehatan serta sarana prasarana yang sesuai standar. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat mendefinisikan
Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
meenyelenggarakan pelayanan Rawat Inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan (Shinta Ayu Respati 2014).
2.3. Rancangan
Isi
Gambar
2.1
Rancangan
Isi
BAB
III
METODELOGI
PENELITIAN
3.1. Jenis
Penelitian
Penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, penulis akan mendeskripsikan
mengenai upaya peningkatan pelayanan kesehatan untuk mempertahankan kepuasan
pasien UGD dan Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep akan
lebih mendalam dan bermakna.
3.2. Sampel Sumber Data
Peneliti
menggunakan teknik purposive samplingatau
sample bertujuan, penulis juga
menentukan beberapa informan dalam penelitian ini. Sampel sumber data pada
penelaitian ini yaitu :
3.2.1.
Informan Kunci dalam
penelitian yaitu Kepala Puskesmas (dr. Rifmi Utami, M.Kes).
3.2.2.
Informan Utama yaitu 2
orang petugas Puskesmas
a.
Hj. Wiwik Astiyani,S. Kep. Ns. (Petugas UGD).
b.
Deby (Petugas Rawat Inap).
3.2.3.
Informan Pendukung
yaitu 5 orang pasien UGD dan 5 orang pasien Rawat Inap.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Sumber Data
a.
Sumber
Data Primer
Data yang diperoleh didapatkan dari hasil observasi
di Puskesmas Pamolokan, dengan mewawancarai beberapa informan yang sudah
ditentukan yaitu informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, 2
Petugas Puskesmas, 5 orang pasien UGD dan 5 orang pasien Rawat Inap.
b.
Sumber
Data Sekunder
Data
yang diperoleh yaitu dari sumber – sumber yang berhubungan dengan penelitian
mengenai upaya peningkatan pelayanan kesehatan untuk mempertahankan kepuasan
pasien UGD dan Rawat Inap, serta dokumen dari Puskesmas Pamolokan seerti
dokumen data arsip pasien.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
memperoleh data, ada beberapa teknik diantaranya sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi
digunakan untuk memperoleh data tentang Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Untuk Mempertahankan Kepuasan Pasien di Puskesmas Pamolokan.Dalam penelitian
ini peneliti melakukan pengamatan pada objek untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan.
b. Wawancara
Wawancara
(interview) digunakan untuk
memperoleh data mengenai pelayanan di Puskesmas.Peneliti menggunakan teknik
wawancara dengan beberapa informan, dengan pertanyaan yang sudah disiapkan.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, 2 petugas Puskesmas, 5
orang pasien UGD dan 5 orang pasien Rawat Inap
c. Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan seperti arsip data pengunjung
pasien UGD dan pasien Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan, serta rekaman
hasil wawancara dan foto saat dilakukannya penelitian.
3.4. Teknik Analisis Data
3.4.1. Analisis Sebelum di Lapangan
Peneliti
melakukan analisis data terhadap hasil pendahuluan dan data sekunder yang akan
digunakan untuk menentukan fokus dalam penelitian.
3.4.2. Analisis Selama di Lapangan
Peneliti
menggunakan analisis model Miles and Huberman yang dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Peneliti
menganalisis data dengan beberapa langkah:
a.
Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi
data dilakukan untuk memilih hal yang penting yang sesuai dengan yang
dibutuhkan mengenai upaya peningkatan pelayanan kesehatan untuk mempertahankan
kepuasan pasien UGD dan rawat inap di UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten
Sumenep.Data yang diperoleh diringkas lebih rinci dan jelas.
b.
Data display (penyajian data)
Penyajian
data diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di ruang UGD
dan Rawat Inap UPT Puskesmas Pamolokan Sumenep, data dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik serta teks naratif.
c.
Verification (verifikasi data)
Data
yang sudah di reduksi dan disajikan selanjutkan akan dilakukan verifikasi atau
kesimpulan, hasil dari verifikasi data ini akan memberikan kesimpulan dari
rumusan masalah yang ada di awal. Hasil verifikasi data ini akan memberikan
gambaran mengenai upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Untuk Mempertahankan
kepuasan pasien UGD dan Rawat Inap di UPT Puskesmas Pamolokan.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian akan memberikan gambaran yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya disaat dilakukan penelitian. Peneliti
akan menggambarkan secara jelas tentang Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Untuk Mempertahankan Kepuasan Pasien UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep.
Sesuai dengan data-data yang dihasilkan selama proses penelitian. Data tersebut
didapatkan dari kegiatan pengamatan objek penelitian, wawancara dengan informan
yang sudah ditentukan oleh peneliti, dan dokumentasi sehingga data yang
dihasilkan dapat dipercaya.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
UPT
Puskesmas Pamolokan merupakan Puskesmas di lingkungan perkotaan, yang berlokasi
di Jalan K.H. Agus Salim No. 25 Pamolokan yang berada kurang lebih 1 km dari
ibu kota Kabupaten, berdekatan dengan kantor Kecamatan Kota Sumenep. Puskesmas
yang satu ini adalah salah satu Puskesmas yang dekat dengan pasar Bangkal.
Luas
wilayah kerja UPT Puskesmas Pamolokan 18,74 km2 yang terbagi dalam
wilayah dataran tinggi di sebelah utara dan dataran rendah di sebelah selatan,
dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah
Selatan : Desa Kolor Kecamatan Kota Sumenep
b) Sebelah
Timur : Desa Marengan Daya Kecamatan Sumenep
c) Sebelah
Utara : Desa Tenonan Kecamatan Manding
d) Sebelah
Barat : Kelurahan Kepanjin Kecamatan Kota Sumenep
a.
Jumlah
Desa dan Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pamolokan
Wilayah
Kerja UPTPuskesmas Pamolokan meliputi 8 desa dan 1 kelurahan yang terbagi dalam
27 dusun, 148 RT dan 54 RW.Keadaan penduduk wilayah kerja UPTPuskesmas
Pamolokan pada tahun 2016 sebanyak 40.122 jiwa terdiri dari 21.037 jiwa laki -
laki dan 19.085 jiwa perempuan.
Tabel 4.1
Nama
Desa, Jumlah Dusun, RT dan RW
No. |
Nama Desa/Kelurahan |
Jumlah Dusun |
Jumlah RT |
Jumlah RW |
1. |
Pajagalan |
2 |
12 |
5 |
2. |
Pangarangan |
3 |
15 |
5 |
3. |
Pabian |
4 |
23 |
6 |
4. |
Kacongan |
4 |
7 |
3 |
5. |
Bangkal |
2 |
10 |
5 |
6. |
Parsanga |
3 |
26 |
9 |
7. |
Marengan Daya |
3 |
11 |
4 |
8. |
Paberasan |
4 |
13 |
6 |
9. |
Pamolokan |
4 |
31 |
11 |
Jumlah |
27 |
148 |
54 |
Sumber
: Data profil UPTPuskesmas Pamolokan
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Per-Desa
No. |
Desa |
Laki - laki |
Perempuan |
Jumlah |
1. |
Pajagalan |
2.312 |
2.097 |
4.409 |
2. |
Pamolokan |
4.258 |
3.863 |
8.121 |
3. |
Pangarangan |
3.075 |
2.789 |
5.864 |
4. |
Pabian |
2.943 |
2.670 |
5.613 |
5. |
Kacongan |
848 |
770 |
1.618 |
6. |
Bangkal |
1.393 |
1.263 |
2.645 |
7. |
Parsanga |
2.843 |
2.579 |
5.422 |
8. |
Paberasan |
2.224 |
2.018 |
4.242 |
9. |
Marengan Daya |
1.141 |
1.036 |
2.177 |
Jumlah |
21.037 |
19.085 |
40.122 |
Sumber
: Data profil UPTPuskesmas Pamolokan
b.
Visi
Misi Motto dan Kebijakan Mutu Puskesmas Pamolokan
1) Visi
"Dengan
pelayanan kesehatan prima menuju wilayah Puskesmas Pamolokan sehat 2020".
2) Misi
a) Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan
b) Mendorong
kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
c) Meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan
d) Memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
3) Motto
"Melayani
dengan ikhlas dan sepenuh hati “ MELATI”.
4) Kebijakan
Mutu
UPT
Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep berkomitmen untuk selalu melakukan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan berpijak pada
kode etik profesi dan peraturan perundang - undangan yang berlaku, mengutamakan
keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan, dengan cara :
a) Meningkatkan
profesionalisme sumber daya manusia
b) Memberikan
pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
c) Mengupayakan
tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar.
d) Mengupayakan
kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan
peningkatan program PHBS.
c. Struktur
Organisasi UPT Puskesmas Pamolokan
KEPALA
PUSKESMAS Dr. RIFMI UTAMI, M. Kes
UKM
Pengembangan a. Kesehatan jiwa b. Kesehatan gigi masyarakat c.
Kesehatantradisional Komplementer d.
Kesehatan indra e.
Pelayanan kesehatan lansia f.
UKS
Gambar
4.1
Struktur
Organisasi UPT Puskesmas Pamolokan
d. Uraian Tugas Puskesmas Pamolokan
1) Kepala Puskesmas
a) Bertugas
sebagai manajer Puskesmas, pelaksana medis, dan konsultan medis.
b) Melaksanakan
fungsi - fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi.
c) Mengadakan
koordinasi di tingkat Kecamatan.
d) Sebagai
penggerak pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan di wilayah kerja Puskesmas
Pamolokan.
e) Mengkoordinir
dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di Puskesmas.
f) Melakukan
pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan program dan pengelolaan
keuangan.
g) Menjalin
kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan.
h) Meningkatkan
petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan.
i) Memonitor
dan mengawasi kegiatan Puskesmas.
2)
Kasubag
Tata Usaha
a) Menyusun
rencana kegiatan sub bagian tata usaha berdasarkan data program UPTPuskesmas
Pamolokan dan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku sebagai
pedoman kerja.
b) Membagi
tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan dengan peraturan
perundang - undangan yang berlaku.
c) Mengkoordinasi
para bawahan dalam menyusun program kerja UPTPuskesmas Pamolokan agar terjalin
kerja sama yang baik.
d) Memberikan
petunjuk kepada bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk perundang -
undangan agar tercapai keserasian dan kebenaran kerja.
e) Mengevaluasi
hasil kerja kegiatan sub bagian tata usaha UPT Puskesmas Pamolokan secara umum.
f) Sub
bagian tata usaha di pimpin oleh seorang kepala sub bagian tata usaha yang
berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepala kepala UPTPuskesmas
Pamolokan.
3) Sub Bagian Sistem
Informasi Puskesmas.
a)
Melaksanakan dan
mengkoordinir penyusunan rencana program dan kegiatan kaitannya dengan
pengelolaan seluruh informasi dan data di Puskesmas.
b) Membagi
tugas kepada bawahan sesuai dengan tupoksi dan bidang tugasnya serta
memberikan arahan dan petunjuk untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
c)
Melaksanakan monitoring, evaluasi,
serta menganalisa hasil kerja bawahannya.
d)
Melaksanakan koordinasi aktif dengan
lintas program / unit lain di Puskesmas agar diperoleh hasil kerja yang lebih
baik serta dapat terwujudnya konsep data satu pintu, yang artinya bisa menjadi
‘bank data dan informasi’ di tingkat Puskesmas.
4)
Sub
Bagian Kepegawaian
a) Membuat
laporan kepegawaian (absensi, DUK, laporan triwulan, tahunan dll).
b)
Mengetik DP3 yang sudah
diisi nilai oleh atasan.
c)
Mendata dan
mengarsipkan file kepegawaian.
d)
Mengusulkan cuti dan
kenaikan pangkat.
e)
Mengusulkan tunjangan
pegawai.
f)
Merekap absensi (ijin,
sakit, dan cuti).
g)
Membuat dan menyusun
perencanaan untuk pengembangan SDM Staf Puskesmas.
h)
Menyusun daftar
pembagian tugas untuk Staf Puskesmas dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
5)
Sub
Bagian Rumah Tangga
a) Bertanggung
jawab atas Keamanan dan Kebersihan Kantor.
b) Bertanggung
Jawab atass kebersihan lantai bawah gedung dan Penataan taman dalam lingkungan
kantor termasuk mengecek kebersihan dibelakang Perpustakaan dan tangga.
c) Bertanggung
Jawab pada penataan Ruangan Sidang Utama, penataan meja sidang, kelengkapan
sidang, dll.
d) Bertanggung
Jawab mengecek Inventaris Ruangan (DIR), Rumah Dinas baik terhadap kerusakan
dan perbaikan. Bila ada permintaan dapat mengedarkan list. untuk sumbangan.
6)
Sub
Bagian Keuangan
a)
Merencanakan operasionalisasi,
memberi petunjuk, memberi tugas, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan
melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharawan dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD dan Asset RSUD).
b)
Melaksanakan pengelolaan
penatausahaan keuangan dengan tertib sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
c)
Mengurus penerimaan, penyimpanan,
membukukan, menyetorkan uang yang berada dalam pengelolaannya, serta menyusun
laporan.
d)
Menyiapkan buku kas umum.
e)
Membuat dan menyampaikan
laporan keuangan kepada instansi yang berwenang.
7)
Penanggung
Jawab UKM sosial dan keperawatan kesehatan masyarakat.
a) Memelihara,
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat.
b) Melakukan
kegiatan perencanaan kegiatan pelayanan promosi kesehatan UKS, kesehatan
lingkungan, pencegahan dan keperawatan kesehatan masyarakat.
c) Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelaksanaan lingkup UKM
dan keperawatan kesehatan masyarakat.
d) Memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana pelayanan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pembinaan,
pendampingan, pertemuan maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan.
8)
Penanggung
jawab UKP, Kefarmasian dan Laboraturium
a) Melaksanakan
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
b) Melakukan
kegiatan perencanaan pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan KIA-KB yang bersifat
UKP, pelayanan gawat darurat, pelayanan kefarmasian dan pelayanan laboraturium.
c) Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan lingkup UKP, kefarmasian dan laboraturium.
d) Memberikan
dukungan bagi pelaksana pelayanan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, antara lain pembinaan, pendampingan, pertemuan maupun konsultasi
dalam kegiatan pelaksanaan.
9) Penanggung Jawab
Pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
a)
Melaksanakan,
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengurangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
b)
Melakukan perencanaan
kegiatan pelayanan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
c)
Mengkoordinir seluruh
pelaksnaan kegiatan lingkup jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
kesehatan.
d)
Mengkomunikasikan
tujuan dan tahapan pelaksanaan kegiatan dan penjadwalan kepada lintas program
dalam sektor tertentu.
e)
Melaksanakan monitoring
pelaksnaan kegiatan lingkup jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
kesehatan.
e. Realisasi Kunjungan
Kunjungan
Puskesmas merupakan tolak ukur atas pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, karena kunjungan masyarakat akan memberikan penilaian atas kinerja
pegawai atau petugas Puskesmas serta dalam pemberian tindakan kesehatan yang
menjadi Program Pokok Kegiatan Puskesmas.
1) Kunjungan
Rawat Jalan
Tabel 4.3
Daftar Kunjungan Rawat
Jalan
No. |
Tahun Pelaksanaan |
Kunjungan Baru |
Kunjungan Lama |
Total Kunjungan |
|||
Total |
% |
Total |
% |
Total |
% |
||
1. |
2014 |
4.761 |
25,59 |
13.839 |
74,40 |
18.600 |
100 |
2. |
2015 |
4.660 |
24,97 |
13.995 |
75,02 |
18.655 |
100 |
3. |
2016 |
5.110 |
26,44 |
14.221 |
73,60 |
19.321 |
100 |
Sumber : Data
Profil UPT Puskesmas Pamolokan
2) Kunjungan
Puskesmas
Tabel
4.4
Daftar
Kunjungan Puskesmas
No. |
Tahun Pelaksanaan |
Kunjungan BPJS |
Kunjungan SPM |
Kunjungan Umum |
Total Kunjungan |
||||
Total |
% |
Total |
% |
Total |
% |
Total |
% |
||
1. |
2014 |
3.879 |
|
14.935 |
|
411 |
|
19.225 |
|
2. |
2015 |
4.508 |
|
14.900 |
|
580 |
|
19.988 |
|
3. |
2016 |
5.200 |
|
15.330 |
|
610 |
|
21.140 |
|
Sumber : Data
Profil UPT Puskesmas Pamolokan
f. Sumber Daya Manusia
Sumber
Daya Manusia Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pelaksanaan program kegiatan serta pendayagunaan SDM kesehatan secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat.
Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Pamolokan dalam tahun 2016
dalam mendukung program kegiatan Puskesmas sebagai berikut :
1) Dokter
: 3
2) Dokter
Gigi : 1
3) Sarjana
Kesehatan Masyarakat : 1
4) Bidan
: 12
5) Bidan
di Desa : 10
6) Perawat : 13
7) Perawat
Gigi : 1
8) Sanitarian : 1
9) Petugas
Gizi : 2
10) Asisten Apoteker : 1
11) Analis Laboraturium : 1
12) Juru Imunisasi : 2
13) Tenaga Aministrasi : 14
14) Sopir : 0
15) Penjaga : 0
16) Juru Layan : 1
g. Sarana dan Fasilitas
Kesehatan
Sarana
dan fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Pamolokan,
sebagai berikut :
1) Rumah
Sakit Umum : 0
2) Rumah
Bersalin : 1
3) Puskesmas : 1
4) Puskesmas
Pembantu : 1
5) Polindes : 13
6) Poliklinik
Swasta : 2
7) Praktek
Dokter Swasta : 10
8) Praktek
Dokter Gigi Swasta : 3
9) Praktek
Bidan Swasta : 11
h.
Peran
Serta Masyarakat
Peran
serta masyarakat yang turut mendukung dalam pelaksanaan program kegiatan,
sebagai berikut :
1)
Jumlah Dukun Bayi : 16 orang
2)
Jumlah Kader Kesehatan : 248
orang
3)
Jumlah Kader Twisada : 26 orang
4)
Jumlah Guru UKS : 31 orang
5)
Jumlah Santri Husada : 6 orang
6)
Jumlah Kader Usila : 25 orang
7)
Jumlah Kelompok Usia
Lanjut : 6 orang
8)
Jumlah Pengobatan
Tradisional : 0 orang
9)
Jumlah Posyandu : 48 orang
10) Jumlah Panti Asuhan : 3 orang
11) Jumlah Panti Wreda : 0 orang
12) Jumlah Posyandu Lansia : 6 orang
13) Jumlah POD : 0 orang
14) Jumlah UKBM : 0 orang
4.2.
Analisis
dan Pembahasan
4.2.1 Data Informan
Data
dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dan
informan, dimana informan yang dipilihadalah dianggap mengetahui kebenaran yang
terjadi di lapangan dan dapat memberikan informasi yang peneliti butuhkan.
Peneliti memilih para informan yang dapat dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Data Informan
No. |
Nama |
Usia (Tahun) |
Status Informan |
1. |
Dr. Rifmi
Utami,M.Kes |
41 |
Kepala Puskesmas |
2. |
Hj. Wiwik
Astiyani,S. Kep. Ns. |
56 |
Petugas UGD |
3. |
Deby |
28 |
Petugas Rawat Inap |
4. |
Lia |
30 |
Pasien |
5. |
Lutfi |
27 |
Pasien |
6. |
Julis |
29 |
Pasien |
7. |
Salamet |
35 |
Pasien |
8. |
Watik |
31 |
Pasien |
9. |
Agus Sali |
58 |
Pasien |
10. |
NurAini |
37 |
Pasien |
11. |
Sumiyati |
40 |
Pasien |
12. |
Fatnur Aini |
18 |
Pasien |
13. |
Yani |
33 |
Pasien |
Sumber
: Data sekunder diolah tahun 2018
4.2.2 Analisis Penelitian
a. Peningkatan
Pelayanan Terhadap Kepuasan
Dalam
penilaian peningkatan kualitas pelayanan dapat didasarkan pada lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu tangibility,
reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
1) Tangibility,
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, petugas dan sarana dan prasarana.
Menurut dr. Rifmi Utami, M. Kes. (41 tahun), selaku Kepala Puskesmas UPT
Puskesmas Pamolokan, mengenai fasilitas yang ada di UPT Puskesmas Pamolokan,
menyatakan bahwa fasilitas yang telah ada dari dulu merupakan fasilitas
standart sesuai dengan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 sebagai pelayanan
kesehatan masyarakat dasar yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan ada
pula tambahan fasilitas yang berbasis masyarakat.
“Saat saya
berada disini, fasilitas yang ada di Puskesmas Pamolokan ini sudah ada semenjak
Puskesmas ini didirikan.Saya meneruskan fasilitas ini dan saat ini ada pula
fasilitas tambahan yang berbasis masyarakat.Tapi kita sebenarnya bisa
fleksibel, jadi fasilitas tertentu misalnya fasilitas UKM perkembangan itu
tergantung dari kebutuhan masyarakat.Ini yang dikatakan fasilitas pelayanan.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 08.59 – 09.15 WIB)
Lebih
lanjut dr. Rifmi Utami, M. Kes, mengatakan bahwa fasilitas yang tersedia di
Puskesmas Pamolokan cukup banyak. Secara garis besar terdapat 2 (dua)
pelayanan, yaitu pelayanan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan pelayanan UKP
(Upaya Pelayanan Perorangan).
Pelayanan
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), antara lain sebagai berikut :
a) Posyandu
b) UKS
c) UKGS
d) Usaha
Kesehatan Kerja
e) UKBM
f) Polindes
g) Ponkesdes
h) Poswindu
i) Posyandu
Remaja
Sedangkan untuk pelayanan UKP (Upaya Pelayanan
Perorangan), antara lain sebagai berikut :
a) UGD
b) Rawat
Inap
c) Poli
Umum
d) Poli
KIA
e) Poli
Anak Remaja
f) Poli
Gigi
g) Pojok
Gizi, yang berguna untuk keterpaduan dalam hal nasehat gizi
h) Klinik
Sanitasi, keterkaitan antara UKM dan UKP akan terlihat pada klinik sanitasi.
Pernyataan
yang diungkapkan Lutfi (27 tahun), selaku keluarga pasien yang berobat di UPT
Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep telah meyakinkan pemaparan pernyataan
yang tersebut di atas mengenai fasilitas.
”Kalau menurut
saya, ketersediaan fasilitas dan pelayanan di Puskesmas Pamolokan ini cukup
bagus.Untuk penampilan petugasnya sendiri rapi, kebersihan dan kondisi yang ada
di ruangan juga rapi.”
(Wawancara
tanggal 04 Mei 2018, jam 18.22 – 18.27 WIB)
Selanjutnya,
disampaikan pula oleh salah satu keluarga pasien yang lain, ibu Julis (29
tahun) mengenai fasilitas yang ada di UPT Puskesmas Pamolokan yaitu :
“Fasilitas dan
pelayanannya disini cukup bagus.Untuk penampilan fisiknya baik petugas maupun
ruangannya bersih dan rapi.”
(Wawancara
tanggal 04 Mei 2018, jam 18.28 – 18.32 WIB)
Selain itu, diungkapkan oleh petugas sekaligus
Koordinator UGD di UPT Puskesmas Pamolokan, ibu Hj. Wiwik Astiyani, S. Kep. Ns.
(56 tahun) mengatakan bahwa tidak ada kendala yang signifikan tentang
ketersediaan fasilitas yang ada di Puskesmas, hanya saja terkadang terdapat
kesulitan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu saat obat yang
dibutuhkan oleh pasien kebetulan tidak ada di gudang obat.
“Fasilitas di
Puskesmas ini cukup memadai, cuma kesulitan yang pernah dihadapi saat obat yang
dibutuhkan oleh pasien kosong di gudang obat sehingga petugas memberikan
alternatif pilihan kepada pasien dan sebelumnya dilakukan inform consent dalam persetujuan membeli obat di luar Puskesmas
serta sesuai dengan SOP yang dikerjakan, apabila pasien setuju maka pasien bisa
membeli obat di luar jika tidak maka terpaksa menggunakan obat seadanya yang
ada di Puskesmas.”
(Wawancara tanggal
05 Mei 2018, jam 10.19 – 10.25 WIB)
Selanjutnya dijelaskan oleh ibu Hj. Wiwik Astiyani,
S. Kep. Ns, bahwa petugas melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan dan
fasilitas Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk
masyarakat. Apabila memang membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap maka pasien
akan dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap yaitu Rumah Sakit agar pasien bisa
tertangani sesuai dengan kebutuhan yang harus didapatkan.
2) Reliability,
yaitu kemampuan petugas untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, tepat waktu dan memuaskan. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa
pasien mengenai kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan secara tepat dan
tanggap, terutama pelayanan pertama saat pasien datang di ruang UGD UPT
Puskesmas Pamolokan, bahwa pelayanannya dinilai masih kurang.
Hal
ini dapat dilihat dari pernyataan ibu Lia (30 tahun) yang mengatakan bahwa :
“Pada saat
datang ke Puskesmas, anak saya tidak langsung di layani tapi masih harus
menunggu hasil laboratorium dari Fortuna karena saat itu saya datang malam jadi
disuruh ke laboratorium luar dan harus menunggu sekitar 30 menit baru hasil
laboratorium datang kemudian anak saya di infus, mungkin disitu kekurangan
dalam memberikan pelayanannya sehingga ketepatan waktunya menjadi terhambat
yang membuat anak saya tidak segera diberikan tindakan masih disuruh menunggu.
Padahal anak saya sudah lemas, harusnya di infus dulu baru diambil darahnya
untuk diperiksa ke laboratorium.Namun sebetulnya, kalau menurut saya pada saat
datang tidak puas tapi setelah dilakukan tindakan saya cukup puas dari
pelayanan selanjutnya.”
(Wawancara
tanggal 04 Mei 2018, jam 18.01 – 18.07 WIB)
Hal
serupa juga diungkapkan oleh keluarga pasien yang lain, bapak Salamet (35
tahun), yaitu :
“Menurut saya
mengenai ketepatan waktu dan kecepatan pelayanannya mohon maaf mbak masih
kurang karena pada saat kami datang tidak langsung ditangani oleh petugasnya,
masih duduk dan di suruh menidurkan keluarga kami yang sakit dan kami hanya
menunggu, mungkin petugasnya masih mengambil obat-obatan atau infusnya.
Sebenarnya mbak, waktu itu ada keluarga saya yang anaknya sakit kejang tapi tidak
segera ditangani sama petugasnya, seperti itu mbak, ya seperti yang saya alami
ini seperti keluarga saya sekarang, waktu itu kata keluarga saya tindakannya
kurang cepatlah, seharusnya kan segera ditangani mbak karena itu pasien kejang,
akhirnya keluarga minta di rujuk saja.Begitu mbak.”
(Wawancara
tanggal 01 Juli 2018, jam 21.22 – 21.26 WIB)
Sedangkan
saat ditanyakan kepada salah satu petugas, Deby (28 tahun) mengungkapkan bahwa
dalam pelayanan kepada pasien, petugas selalu berusaha tenang dalam menghadapi
pasien yang panik, selalu siap melayani pasien kapanpun dan tanpa adanya
keterpaksaan walaupun di jam istirahat sekalipun. Dan tidak membeda-bedakan
pasien yang mampu ataupun tidak mampu.
“Kesulitan yang
pernah saya alami dalam memberikan pelayanan yaitu menghadapi pasien – pasien
yang kurang atau bahkan tidak kooperatif, dan tidak mendengarkan anjuran dalam
pelaksanaan pengobatan misalkan disuruh minum obat tapi pasien tersebut tidak
mau minum obat.Karena hal itu maka keluhan sakitnya kadang masih tidak
berkurang.Tapi kami tetap berusaha memberi penjelasan yang sesuai dengan
kondisi pasien sampai akhirnya pasien mau mendengarkan anjuran yang kami
jelaskan.”
(Wawancara
tanggal 04 Mei 2018, jam 17.36 – 17.44 WIB)
Hal
ini juga ditegaskan oleh dr. Rifmi Utami, M. Kes, selaku Kepala Puskesmas UPT
Puskesmas Pamolokan, bahwa apabila ada keluhan dari pasien keluhan tersebut
ditampung oleh tim pengaduan yang berasal dari kotak saran atau bahkan keluhan
langsung dari pasien. Dan apabila terdapat keluhan dilakukan konfirmasi serta
klarifikasi terhadap keluhan tersebut. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap
keluhan itu, untuk mengetahui apa keluhan tersebut benar-benar terjadi atau tidak.
“Untuk masyarakat
yang terdapat keluhan, pertama perhatikan pengaduannya terlebih dahulu yang
berasal dari kotak saran, yang kedua proaktif dengan melakukan survei kebutuhan
masyarakat yang dilakukan pada saat survei mawas diri yang dilakukan tiap tahun
dan ada juga survei kepuasan masyarakat yg dilakukan tiap tahun.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 08.59 – 09.15 WIB)
3) Responsiveness,
yaitu kemampuan para petugas untuk membantu kebutuhan pasien dan memberikan
pelayanan dengan tanggap. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien yang
dirawat di ruang Rawat Inap UPT Puskesmas Pamolokan ini, bapak Agus Sali (58
tahun), bahwa petugas tanggap dan bersedia untuk membantu pasien apabila pasien
membutuhkan bantuan.
“Respon dan
ketanggapan petugas bagus dalam memberikan pelayanan dan petugas mudah ditemui
saat dibutuhkan.”
(Wawancara tanggal
04 Mei 2018, jam 18.15 – 18.18 WIB)
Begitu juga yang disampaikan oleh pasien yang
lain bahwa petugas di UPT Puskesmas Pamolokan ini selalu bersedia membantu
apabila pasien ada yang membutuhkan bantuannya. Seperti yang dikatakan oleh ibu
Nur Aini (37 tahun), salah satu keluarga pasien yang dirawat di UPT Puskesmas
Pamolokan, mengatakan bahwa :
“Respon dan
ketanggapannya cukup baik.Petugas mudah ditemui dan apabila membutuhkan
bantuannya, petugas berada di ruangannya dan apabila diminta bantuannya petugas
langsung datang ke kamar.”
(Wawancara
tanggal 19 Mei 2018, jam 20.49 – 20.53 WIB)
4) Asssurance,
mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para petugas,
bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Hal ini terlihat dari ungkapan
yag disampaikan oleh salah satu pasien, ibu Sumiyati (40 tahun) yang mengatakan
bahwa :
”Petugas sopan
saat memberikan pelayanan mbak. Petugas juga memberikan informasi sebelum
melakukan tindakan yang akan dilakukan. Misalnya saat mau nyuntik, itu sebelum
disuntik memberi penjelasan terlebih dahulu.”
(Wawancara
tanggal 01 Juli 2018, jam 20.08 – 20.12 WIB)
Selanjutnya,
diungkapkan pula oleh keluarga pasien yang lain, Fatnur Aini (18 tahun), yang
mengatakan bahwa petugas memang sangat sopan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
“Petugasnya
sopan, ramah saat memberikan pelayanan.Tindakan yang akan dilakukan
disampaikan, tapi informasi dari luar seperti tadi hasil laboratorium tidak
disampaikan kalau tidak ditanya.”
(Wawancara
tanggal 01 Juli 2018, jam 17.02 – 17.05 WIB).
Pernyataan
yang dipaparkan oleh petugas mengenai perbedaan antara pasien yang mampu dan
pasien yang tidak mampu di jawab oleh ibu Hj. Wiwik Astiyani, S. Kep.Ns :
“Tidak ada
perbedaan dalam pemberian pelayanan bagi pasien yang mampu ataupun pasien yagn
tidak mampu, pelayanannya sama saja.Dan untuk jaminan pelayanan tetap diterima
asalkan sesuai dengan prosedur dan standart yang berlaku.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 10.19 – 10.25 WIB)
5) Emphaty,
mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami
kebutuhan para pasien. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pasien mengenai
cara komunikasi petugas dalam memberikan pelayanan, ibu Yani (33 tahun)
mengatakan bahwa :
“Cara komunikasi
petugas cukup baik, dan petugas juga menawarkan bantuan.”
(Wawancara
tanggal 28 Juni 2018, jam 17.10 – 17.12 WIB)
Selanjutnya,
pernyataan yang sama dipaparkan oleh ibu Watik (31 tahun) tentang komunikasi
petugas dalam memberikan pelayanannya.
“Iya,
komunikasinya bicara dengan baik.Dan petugas juga menawarkan bantuan.”
(Wawancara
tanggal 26 Juni 2018, jam 16.59 – 17.02)
Seperti
yang dikatakan oleh dr. Rifmi Utami, M. Kes, mengenai bentuk emphaty yang diberikan kepada petugas
dan pasien. Bentuk emphaty arti
penghargaan untuk para petugas berupa reward
khusus sesuai dengan mekanisme tertentu misalkan pembagian jaspel dan lain –
lain. Bentuk emphaty dalam arti rasa
untuk para petugas yaitu dengan cara berusaha menyelami tugas yang dilakukannya
atau berusaha merasakan berat atau tidaknya tugas demi tugas yang dikerjakan
oleh para petugas.
Sedangkan
emphaty kepada pasien, dengan
sesekali mengobrol kepada pasien sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan
pasien secara langsung tanpa melalui petugas.
“Komunikasi yang
diberikan berupa pembuatan leaflet
atau brosur tentang informasi kesehatan berupa penyuluhan tentang suatu
penyakit yang sangat dibutuhkan informasinya oleh pasien, sehingga pasien bisa
mendapatkan informasi tersebut dengan mudah, dan ini merupakan wujud komunikasi
tidak langsung sehingga pasien tetap mendapatkan informasi yang diinginkan.”
(Wawancara
tanggal 05 mei 2018, Jam 08:59 -09.15 WIB)
Selanjutnya
ibu Hj. Wiwik Astiyani, S. Kep.Ns mengatakan mengenai perhatian dan komunikasi
yang diberikan kepada pasien.Petugas tidak boleh menyia – nyiakan, melalaikan
tugas kepada pasien, hal ini sesuai dengan sumpah yang dilakukan sebagai medis
dan para medis.
“Komunikasi yang
dilakukan dengan pasien yaitu dengan mengkaji keluhan pasien tentang penyakit
yang diderita, serta memberikan pelayanan terlebih dahulu baru kemudian kita
menanyakan tentang administrsi yang akan dilakukan oleh pasien, apakah dia itu
pasien umum atau memiliki kartu jaminan kesehatan yaitu BPJS/KIS, atau apabila
tidak memiliki dan pasien tersebut tidak mampu maka kita arahkan untuk membuat
surat pernyataan miskin (SPM) yang dibuat oleh Kepala Desanya.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 10.19 – 10.25 WIB)
b. Upaya
Peningkatan Kepuasan
Upaya
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas demi mempertahankan kepuasan
pasien, maka juga perlu dilakukan peningkatan citra pelayanan di UPT Puskesmas
Pamolokan.dr. Rifmi Utami, M. Kes, selaku Kepala Puskesmas UPT Puskesmas
Pamolokan, menyampaikan bahwa banyak upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
mewujudkan citra pelayanan yang baik.
“Upaya untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu melakukan pelayanan sesuai dengan standart dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu dua intrumen ini harus ada dan harus sering
melakukan evaluasi terus menerus sesuai dengan standart input,proses dan ouput
yang dilakukan secara berkesinambungan.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 08.59 – 09.15 WIB)
Selanjutnya
dijelaskan oleh dr. Rifmi Utami, M. Kes, bahwa hal ini merupakan tugas dari tim
mutu dengan melihat indikator-indikator mutu yang berada di unit-unit pelayanan.
Indikator ini akan diperhatikan terus dan akan dilakukan evaluasi. Apabila
terdapat hal yg kurang baik akan dilakukan audit internal setelah itu akan
dilakukan RTM (Rapat Tinjauan Manajemen) kemudian di aplikasikan apa yg menjadi
perbaikan. Jadi, hal yang dilakukan adalah Plan,
Do, Check, danAction secara
berkesinambungan.
Terdapat
pula standart khusus dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang telah diatur
dalam suatu program pelayanan, misalnya pada UKM, harus ada kerangka acuan kerja
(KAK), kemudian dibuatkan suatu SK (Surat Keputusan), dan semuayang dilakukan
harus sesuai dengan prosedur SOP (Standar Operasional Prosedur).
Sedangkan
untuk membuat masyarakat yakin dan percaya terhadap pelayanan yang diberikan
UPT Puskesmas Pamokokan dengan selalu memperhatikan mutu pelayanan yang
diberikan.Jika bermutu maka masyarakat pasti percaya dengan pelayanan yang
diberikan dan hal ini dapat di ukur dari hasil survei kepuasan yang dilakukan
secara berkala tiap tahun.
“Kemudian ada
satucara lagi dalam membuat masyarakat yakin dan percaya dalam memberikan
pelayanan yaitu dilakukan Forum Masyarakat Peduli Puskesmas, yang diundang adalah
perwakilan dari masyarakat dan kita mendengarkan masukan dari masyarakat. Apabila
ada program-program baru dari Puskesmas kita akan menyampaikan pada forum tersebut
sebagai informasi tambahan kepada masyarakat.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 08.59 – 09.15 WIB)
Selain
itu, menurut dr. Rifmi Utami, M. Kes. untuk mempertahankan citra pelayanan demi
meningkatkan kepuasan pasien di UPT Puskesmas Pamolokan yaitu dengan
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di UPT Puskesmas
Pamolokan. Pengembangan SDM ini idealnya
berupa indentifikasi sejauh mana kualitas kompetensi yang dimiliki.Misalkan
saat ini standart kompetensinya adalah DIII (Diploma tiga), maka para petugas
yang kompetensinya DI apabila dia adalah PNS maka Kepala Puskesmas mengajukan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, untuk meningkatkan pendidikannya agar
bisa meningkatkan SDM yang dimiliki, dengan cara menganjurkan untuk melanjutkan
pendidikannya. Bahkan untuk yang sudah DIII (Diploma tiga) akan dianjurkan pula
untuk melanjutkan pendidikannya untuk menjadi Sarjana (S1).
“Untuk yang
berkaitan dengan pendidikan, itu merupakan kompetensi formal.Sedangkan masalah
keilmuan yang harus terupgrade dan terupdate yaitu dengan mengikuti pelatihan dan
seminar.Seandainya bisa dibantu/disubsidi oleh Puskesmas dalam hal pembiayaan
pelatihan dan seminar, maka sesekali itu dapat dilakukan. Tetapi apabila terdapat
banyak penawaran atau pengajuan seminar lain maka dianjurkan untuk mengikuti
pelatihan dan seminar tersebut dengan dana mandiri atau pribadi.”
(Wawancara
tanggal 05 Mei 2018, jam 08.59 – 09.15 WIB)
4.2.
Pembahasan
a. Peningkatan
Pelayanan Terhadap Kepuasan
1) Tangibility
Fasilitas
yang terdapat di UPT Puskesmas Pamolokan sesuai dengan fasilitas standart yang
telah diatur oleh PERMENKES RI No. 75 Tahun 2014 dan terdapat pula fasilitas tambahan
yang berbasis masyarakat. Sedangkan untuk fasilitas pelayanan, secara garis
besar terdapat 2 (dua) fasilitas pelayanan yaitu untuk pelayanan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dan pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan).
Fasilitas
di UPT Puskesmas Pamolokan cukup baik dan memadai, karena Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maka dari itu fasilitasnya sesuai
dengan standart yang berlaku.Namun terkadang terdapat kesulitan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di UPT Puskesmas Pamolokan yaitu mengenai
fasilitas ketersediaan obat yang dibutuhkan oleh pasien tidak ada di gudang
obat di UPT Puskesmas Pamolokan.
Oleh
karena itu petugas memberikan alternatif pilihan kepada pasien yang sebelumnya
dilakukan pernyataan persetujuan (inform
consent) dalam hal pembelian obat di luar Puskesmas. Hal ini harus sesuai
dengan SOP yang dikerjakan, apabila pasien setuju bisa membeli obat di luar
apabila tidak maka akan memakai obat yang tersedia di UPT Puskesmas Pamolokan.
Apabila membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap maka pasien akan di rujuk ke
fasilitas yang lebih memadai agar pasien bisa tertangani sesuai dengan
kebutuhan yang di perlukan yaitu di Rumah Sakit.
2) Reliability
Dilihat dari segi pandangan pasien maupun keluarga
pasien dalam hal pemberian pelayanan saat pasien datang pertama kali di ruang
UGD, kemampuan petugas UPT Puskesmas Pamolokan dalam memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat terutama di ruang UGD dinilai masih kurang dan cukup lambat.
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan beberapa pasien yang mengatakan bahwa
saat dilayani di ruang UGD petugas tidak segera menangani pasien yang
seharusnya harus segera ditangani.
Sedangkan dari segi pandangan petugas mengatakan
bahwa hal ini terjadi pada pasien yang panik serta pasien yang kurang atau bahkan
yang tidak kooperatif. Ada pula sebagian pasien yang tidak mau mendengarkan
anjuran dalam pelaksanaan pengobatan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa pasien yang memang kurang puas dalam hal pemberian pelayanan pertama
di ruang UGD UPT Puskesmas Pamolokan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
beberapa pasien yang lain, yang datang untuk berobat di ruang UGD merasa puas.
Hal ini dapat terjadi karena tidak semua petugas memiliki sikap yang kurang
cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan.
3) Responsiveness
Kemampuan
para petugas untuk membantu kebutuhan pasien dinilai cukup baik.Petugas selalu
bersedia apabila ada pasien membutuhkan bantuan.Petugas mudah ditemui
diruangannya dan apabila diminta bantuan, petugas langsung datang ke kamar
pasien.
Dengan
kemampuan petugas dalam kesediaannya memberikan bantuan kepada setiap pasien
yang meminta bantuan maka, hal ini dapat menjadi nilai positif bagi petugas.
Karena dengan dilakukannya hal itu maka pasien tidak akan merasa canggung untuk
meminta bantuan kepada petugas. Misalnya saja apabila cairan infus sudah habis
maka pasien akan segera memanggil petugas untuk menggantinya. Contoh lain
yaitu, apabila infus pasien terjadi kemacetan atau tidak menetes maka pasien
akan segera memanggil petugas untuk meminta bantuannya untuk memperbaiki infus
tersebut.
4) Assurance
Petugas
dalam pemberian pelayanan di UPT Puskesmas Pamolokan dinilai cukup sopan dan
ramah.Petugas juga memberikan informasi atau penjelasan terlebih dahulu sebelum
melakukan tindakan yang akan dilakukan.
Pemberian
pelayanan dengan sikap yang sopan dan ramah akan membuat pasien merasa betah
dan nyaman selama berada di sana. Pasien juga akan merasa senang apabila
menemui petugas yang bersikap ramah saat merawat pasien. Hal ini akan membuat
pasien merasa puas dalam menerima pelayanan di sana.
5) Emphaty
Cara
komunikasi petugas dalam memberikan pelayanan di UPT Puskesmas Pamolokan dinilai
cukup baik. Petugas menawarkan bantuan kepada pasien apabila pasien membutuhkan
sesuatu dan petugas juga menanyakan perkembangan kondisi pasien serta keluhan
apa yang dirasakan pada pasien yang di rawat disana.
Dengan
komunikasi yang baik terhadap pasien, petugas akan mengetahui apa yang
dibutuhkan serta yang diinginkan oleh pasien. Pasien juga akan merasa senang
apabila petugas memahami apa yang dirasakan oleh pasien mengenai keluhan
penyakitnya selama dirawat di sana. Dengan pendekatan serta pengkajian yang
jelas terhadap pasien, maka dapat memudahkan petugas dalam memberikan
pengobatan yang tepat sesuai dengan penyakit yang di derita dan pengobatannya
dilakukan sesuai dengan advis dokter.
b. Upaya
Peningkatan Kepuasan
Untuk mempertahankan kepuasan pasien juga perlu dilakukan
peningkatan citra pelayanan. UPT Puskesmas Pamolokan melakukan upaya dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas, Pelayanan tersebut yaitu dengan
melakukan pelayanan sesuai standart dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi secara terus menerus sesuai dengan standart input, proses dan output yang dilakukan secara berkesinambungan.
Terdapat tim mutu yang melakukan upaya dalam
pemberian pelayanan yang berkualitas, dengan melihat indikator - indikator mutu
yang berada di unit - unit pelayanan. Jika terjadi hal kurang baik akan
dilakukan audit internal. Kemudian akan dilakukan RTM (Rapat Tinjauan
Manajemen) yang pada akhirnya akan dilakukan perbaikan dari hasil rapat
tersebut. Jadi, hal yang dilakukan adalah plan,
do, check, dan action secara
terus menerus.
Untuk membuat masyarakat yakin dan percaya terhadap pelayanan yang diberikan yaitu
dengan selalu memperhatikan mutu pelayanan. Hal ini dapat di ukur dari hasil
survei kepuasan yang dilakukan berkala tiap tahun. Selain itu, dilakukan Forum
Masyarakat Peduli Puskesmas, yang mengundang perwakilan dari masyarakat. Isi
dari forum tersebut adalah mendengarkan masukan dari masyarakat serta
menyampaikan jika ada program - program baru yang ada di Puskesmas sehingga
dapat menjad informasi tambahan untuk masyarakat.
Selain itu, untuk mempertahankan citra pelayanan
untuk meningkatkan kepuasan pasien di UPT Puskesmas Pamolokan yaitu dengan
menegembangkan SDM. Pengembangan SDM ini berupa peningkatan pendidikan yang
menjadi standart kompetensi yang berlaku. Saat ini, standart kompetensi yang
harus dimiliki oleh petugas adalah D3. Jadi, apabila terdapat petugas yang
memiliki kompetensi di bawah D3, dianjurkan untuk melanjutkan pendidikannya. Bahkan
untuk yang sudah D3 akan dianjurkan pula untuk melanjutkan pendidikannya menjadi
(S1). Hal ini merupakan kompetensi formal. Sedangkan untuk yang berkaitan
dengan keilmuan yang harus terupgrade
dan terupdate maka dianjurkan
mengikuti pelatihan danseminar.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat di tarik kesimpulan bahwa UPT Puskesmas Pamolokan sebagai salah satu
instansi di bidang pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat di sekitar
wilayah kecamatan kota Sumenep, selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan.Dalam penelitian
ini, penilaian peningkatan kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi
kualitas pelayanan, yaitu tangibility,
reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Hasil
penelitian menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh UPT Puskesmas
Pamolokan Kabupaten Sumenep cukup baik, namun ada satu hal yang dinilai masih
kurang yaitu dalam pemberian pelayanan di ruang UGD (Unit Gawat Darurat).
Petugas dinilai kurang cepat dalam menangani pasien yang baru datang. Tetapi
dalam pemberian pelayanan selanjutnya, dapat dikatakan sudah cukup baik.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa pasien yang memang kurang puas dalam hal pemberian pelayanan pertama
di ruang UGD (Unit Gawat Darurat)UPT Puskesmas Pamolokan. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa beberapa pasien yang lain, yang datang untuk berobat di ruang
UGD merasa puas. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua petugas memiliki
sikap yang kurang cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan.
5.2
Saran
Dari
hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan di atas maka peneliti
memiliki beberapa saran sebagai berikut :
5.2.1
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
lebih berkualitas, petugas yang memiliki kekurangan dalam hal melayani pasien,
terutama di ruang UGD, hendaknya lebih meningkatkan pelayanannya secara cepat
dan tepat. Ruangan UGD merupakan garda terdepan dalam pelayanan pasien dan
tergolong pasien yang membutuhkan penanganan segera dan cepat. Hal yang perlu
dilakukan salah satunya adalah petugas dapat mengikuti pelatihan ataupun seminar
tentang kegawatdaruratan yang bertujuan untuk menambah keilmuan yang terupgrade dan terupdate serta demi meningkatkan pelayanan yang akan diberikan
kepada pasien.
5.2.2.
Untuk mempertahankan kepuasan pasien di
UPT Puskesmas Pamolokan maka perlu dilakukan peningkatan citra pelayanan yaitu
dengan selalu meningkatkan upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini. Upaya
yang telah dilakukan sudah cukup bagus, maka hendaknya hal itu ditingkatkan dan
selalu dipertahankan.
5.2.3.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
dapat membahas lebih dalam lagi dan lebih rinci mengenai pelayanan yang ada di
UPT Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep.
JADWAL
PENELITIAN
No |
Tahap
Penelitian |
Februari 2018 |
Maret 2018 |
April 2018 |
Mei 2018 |
Juni 2018 |
Juli 2018 |
||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Observasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pengajuan Judul |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Penyusunan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Bimbingan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Pengumpulan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Seminar Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Observasi Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
Bimbingan Hasil
Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
Pengumpula Hasil
Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11 |
Seminar Hasil |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12 |
Revisi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13 |
Ujian Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14 |
Revisi Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15 |
Penyerahan Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Ali (2014). Pengertian UGD. Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume. 3 No. 1.
Ali, Z,. (2002). Buku
Dasar – Dasar Keperawaatan Profesional 52-53.
Ayu,
S, R,. (2014). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Inap Di Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Adiya,
A, B., (2015). Buku pelayanan Prima
Bustami,
MS. MQHI. (2011). Buku Penjaminan Mutu Pelayanan
Kesehatan & Akseptabilitasnya 5 - 6.
Bridson,
& Mavando. (2011). Citra Pelayanan. Jurnal
Standardisasi. Volume. 17 No. 3
Jefkins,
F, & Yadin, D,. (2014). Buku Publik
Relations. Edisi kelima. 20 – 23
Kartika,
A, S,. (2016). Peranan Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Vol. 3 No. 1. Jurnal JOM FISIP.
Mahrur,
A, Yuniar, I,& Sarwono. (2016). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya
Waktu Tanggap Dalam Pelayanan Gawat Darurat Di Instalasi RSUD dr. Soedirman
Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan. Vol. 12 No. 1.
Mu’tashim,
B, Naufal, M, & Warsono, B,. (2015). Analisis Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Puskesmas Weddung II Kabupaten Demak.
Octavia,
A, S., (2012). Analisis kepuasan pasien rawat inap bangsal jantung di RSUD
Raden Mattaher Jambi. Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.Vol. 1 no. 1.
Pasolong. (2011). Pengertian Pelayanan.
Purhantara,
W,. (2010). Buku Metode Penelitian
Kualitatif Untuk Bisnis.
Satrianegara,
F,. (2014). Buku Organisasi Dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan9 – 23.
Soemirat,
S, & Ardianto, E,. (2010). Buku Dasar
– Dasar Public Relations111 – 117.
Sabela,
R,. (2013). Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Sungai Paking Kecamatan Bukit Batu
Kabupaten Bengkalis. Jurnal Administrasi
Negara.
Sugiyono.
Agustus. (2009). Buku Memahami Penelitian
Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono.
(2011). Buku Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Cetakan ke 13. Alfabeta. Bandung.
Solagratia,
A, r,. & Pandawa, M,. (2015). Evaluating service quality of puskesmas
pineteng using importance performance analysis.
Tri
Haryono, A, Suranto, J,. (2012).Vol.XIV No 22. Jurnal Transformasi.
Tjiptono,
F., (2013). Pengertian pelayanan. Jurnal
Puspa Yudha Utama. Vol 2. No. 1
Wide.
(2009). Pengertian Instalasi Gawat Darurat. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan.
Yuliansyah,
E,. Juli. (2012). Efektifitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas. Vol. 12, No. 1.
Jurnal Ilmu Administrasi Negara.
Yulian,
R, & Yeni. (2017). Optimalissasi Pelayanan Puskesmas Dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Masyarakat Di Kabupaten Raya Provinsi Kalimantan Barat. Vol.
13, No. 2. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.
P -ISSN: 2085-1596 E-ISSN: 2407-5310.
Yulfita,
A, E., (2016). Analisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien berobat di
puskesmas pembantu desa pasir utama. Jurnal Ilmiah cano ekonomis. Vol. 5 no.
1.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN
INFORMAN KUNCI
(KEPALA PUSKESMAS)
UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN
1. Bagaimana
cara Anda menyediakan fasilitas yang memadai di UPT Puskesmas Pamolokan yang Anda kelola saat
ini? Apa saja fasilitas yang tersedia di UPT Puskesmas Pamolokan?
2. Apa
upaya akan Anda lakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di UPT
Puskesmas Pamolokan? Apakah ada standar khusus dalam memberikan pelayanan pada
pasien di UPT Puskesmas Pamolokan ini?
3. Apa
tindakan yang akan Anda lakukan apabila ada keluhan dari pasien di UPT
Puskesmas Pamolokan? Apa saja upaya yang Anda lakukan dalam memberikan
pelayanan yang baik untuk mempertahankan citra pelayanan UPT Puskesmas
Pamolokan di kalangan masyarakat?
4. Bagaimana
cara Anda untuk meningkatkan citra pelayanan yang ada di UPT Puskesmas
Pamolokan? Bagaimana cara Anda untuk membuat masyarakat yakin dan percaya
terhadap UPT Puskesmas Pamolokan?
5. Kebijakan
apa yang dibuat untuk para petugas serta pasien sebagai bentuk empati dari
Anda? Bagaimana cara Anda untuk berkomunikasi kepada para pasien sebagai bentuk
dari pelayanan yang baik?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN
INFORMAN UTAMA (PETUGAS RUANG UGD DAN RAWAT INAP)
UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN
1. Bagaimana
pendapat Anda terkait dengan fasilitas yang tersedia di Puskesmas Pamolokan ini
berhubungan dengan profesi Anda sebagai perawat? Apakah Anda mengalami
kesulitan selama memberikan pelayanan terkait dengan ketersediaan fasilitas?
2. Saat
pertama kali Anda melamar kerja di Puskesmas ini, apakah ada standart khusus
yang harus Anda penuhi? Apa kesulitan Anda dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yang ada di Puskesmas ini?
3. Apa
yang akan Anda lakukan apabila ada pasien yang datang pada saat Anda beristirahat?
Apakah ada rasa keterpaksaan saat Anda memberikan pelayanan?
4. Apakah
ada perbedaan pelayanan antara pasien yang mampu dengan pasien yang kurang
mampu secara ekonomi? Bagaimana sikap Anda terhadap pasien dalam memberikan
jaminan pelayanan?
5. Perhatian
seperti apa yang Anda berikan terhadap pasien? Dan komunikasi seperti apa yang Anda
lakukan dengan pasien?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN
INFORMAN PENDUKUNG (PASIEN)
UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN
1. Bagaimana
ketersediaan fasilitas dan pelayanan di Puskesmas Pamolokan ini? Bagaimana juga
penampilan fisik petugas, kondisi kebersihan dan kerapian ruangan saat Anda
pertama kali datang?
2. Apakah
petugas Puskesmas Pamolokan mampu menangani keluhan Anda, memberikan pelayanan
sesuai janji yang ditawarkan, misalnya waktu pemeriksaan, ketepatan waktu
pelayanan, dan sebagainya? Apakah Anda merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan?
3. Bagaimanakah
respon dan kesigapan petugas dalam memberikan pelayanan kepada Anda? Apakah
petugas mudah ditemui pada saat Anda membutuhkan bantuannya?
4. Bagaimana
sikap petugas saat melayani Anda? Apakah petugas menyampaikan penjelasan
informasi mengenai kondisi ataupun tindakan yang akan dilakukan secara jelas?
5. Bagaimanakah
cara berkomunikasi petugas kepada Anda? Apakah petugas menawarkan bantuan
kepada Anda untuk melakukan atau menyediakan sesuatu untuk kenyamanan/kebutuhan
Anda?
Lampiran
2.
HASIL
WAWANCARA DENGAN PARA INFORMAN UPT PUSKESMAS PAMOLOKAN KABUPATEN SUMENEP
A. HASIL
WAWANCARA DENGAN KEPALA PUSKESMAS ( dr. Rifmi Utami)
1. Fasilitas
tambahan berbasis masyarakat. Fasilitas standat yang ada di UPT Pamolokan
sesuai dengan permenkes 75, fasilitas UKM pengembangan tergantung dari
kebutuhan masyarakat. Fasilitas yang tersedia berupa fasilitas untuk pleayanan
UKM dan UKP.UKM misyalnya
posyandu,UKS,UKBM,Polindes,Ponkesdes,Poswindu,Posyandu remaja. Kegiatan
UKP,dimulai dari UGD,Poli umum,Poli KIA, ada juga poli anak remaja, poli gigi dan
disisini kami juga punya pojok gizi untuk keterpaduan dalam hal nasehat gizi,
kemudian juga ada klinik sanitasi. Keterkaitan antara UKM dan UKP akan terlihat
pada klinik sanitasi.
2. Pengembangan
SDM berupa sejauh mana indentifikasi kualitas kompetensi, misalkan standatnya
adalah D3 maka yang kompetensinya D1 apabila dia adalah PNS maka kapus
mengajukan kepada DINKES untuk meningkatkan pendidikannya agar bisa meningkat
SDM yang dimiliki dengan cara menganjurkan untuk standart kompetensi dimulai
dari yang D1 sampai dengan D3 untuk sekolah lagi agar kompetensi mereka bisa
meningkat dan ini merupakan kompetensi formal. Sedangkan maslah keilmuan yang
harus terugrade dan update dengan
mengikuti pelatihan dan seminar. Seandainya bisa di bantu oleh puskesmas dalam
hal pembiayaan pelatihan dan seminar maka sesekali itu dapat dilakukan tapi
apabila terdapat banyak pengajuan seminar lain maka dianjurkan untuk mengikuti
pelatihan dan seminar tersebut dengan dana mandiri atau pribadi. Standat khusus
dalam memberikan pelayanan kepada pasien telah diatur dalam kerangka acuan
kerja (KAK) sesuai dengan prosedur, SK, dan SOP nya.
3. Apabila
ada keluhan dari pasien keluhan tersebut ditampung oleh tim pengaduan yang
berasal dari kotak saran atau bahkan keluhan langsung dari paisen. Dan apabila
terdapat keluhan dilakukan konfirmasi serta klarifikasi terhadapa keluhan
tersebut. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap keluhan ertsebut apakah
keluhan tersebut benar2 terjadi atau tidak. Misalnya waktu itu pernah terjadi
suatu keluhan dari pasien yang berupa surat yang langsung ditujukan kepada
bupati kemudian kita melakukan identifikasi terhadap keluhan tersebut apakah
benar atau tidak, kemudian kita lakukan klarifikasi kepada bupati tentang
permasalahan tersebut dan dilanjutkan penjelasn atau klarifikasi kepada DINKES.
Upaya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu sesuai dengsn standart
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
oleh karna itu dua intrumen ini harus ada dan harus sering melakukan evaluasi
terus menerus sesuai dgn standart input,proses dan ouput yang dilakukan secara
berkesinambungan. Hal ini merupakan tugas dari tim mutu dengan melihat
indikator-indikator mutu yang berada di unit-unit pelayanan akan diperhatikan
terus dan akan dilakukan evaluasi. Apabila terdapat hal yg kurang baik akan
dilakukan audit internal setelah itu akan dilakukan RTM (rapat tinjawan manajemen)
kemudian di aplikasikan apa yang menjadi perbaikan. Jadi, Plan do check action
secara berkesinambungan sedangkan untuk masyarakat yang pertama perhatikan pengaduannya terlebih dahulu yang
berasal dari kotak saran, yang kedua
proaktif dengan melakukan survei kebutuhan masyarakat yang dilakukan pada saat
survei mawas diri yang dilakukan tiap tahun dan ada juga survei kepuasan
masyarakat yg dilkukan tiap tahun.
4. Untuk
membuat masyarakat yakin dan percaya dengan selalu memperhatikan mutu pelayanan
jika bermutu pasti masyrkat percaya
dengan pelayanan yang diberikan dan dapat di ukur dari hasil survei kepuasan
yang dilakukan secara berkala tiap tahun, kemudian ada satu cara lagi dalam
membuat masyarakat yakin dan percaya dalam memberikan pelayanan yaitu dilakukan
forum masyarakat peduli puskesmas yang diundang adalah perwakilan dari
masyarakat dan kita mendengarkan masukan dari masyarakat dan apabila ada
program-program baru dari puskesmas kita akan menyampaikan pada forum tersebut
sebagai informasi tambahan kepada masyarakat.
5. Bentuk
empaty arti penghargaan untuk para petugas barupa riwet khusus sesui dengan
mekanisme tertentu misalkan pembagian jaspel dan dll, kalau empaty dalam arti
rasa untuk para petugas yaitu dengan cara berusaha menyelami tugas yang dilakukannya
atau berusaha merasakan berat atau tidaknya tugas demi tugas yang dikerjakan
oleh para petugas. Sedangkan empaty kepada pasien dengan sesekali mengobrrol
kepada pasien sehingga dapat mengetahui apa yang diraskan pasien secara
langsung tanpa melalui petugas. Komunikasi lain berupa pembuat leaf let atau
brosur tentang informasi-informasi kesehatan berupa penyuluhan tentang suatu
penyakit yang sangat dibuthkan informasinya oleh pasien sehingga pasien bisa
mendapatkan informasi tersebut dengan mudah, dan ini merpkan wujud komunikasi
tdk lngsung sehingga pasien tetap mendapatkan informasi yang diinginkan.
B. WAWANCARA
DENGAN PETUGAS UGD
1. Menurut
hasil wawancara kepala ugd ( ibu wiwik)
a. Tidak
ada kendala yg signifikan mengenai ketersediaan fasilitas yang ada di
puskesmas.
b. Saat
melamar kerja dulu sudah PNS jadi tdk ada standat dalam melamar kerja disni SK
penempatanny langsung diotujukan di puskesmas ini, kesulitan yang pernah
dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu saat obat yang dbtuhkn
oleh pasien tidak ada di gudang obat sehingga petugas memberikan alternatif
pilihan kepada pasien dan sebelumnya dilakukan inform consent dalam persetujuan
membeli obt diluar puskesmas serta sesuai dengan SOP yang di kerjakan, apabila
pasien setuju maka pasien bisa membeli obt diluar jika tidak maka terpaksa
menggunakan obt sseadanya yang ada di puskesmas.
c. Pada
saat jam istirahat apabila ada pasien datang maka akan tetap dilkukan pelayanan
dan tidak ada keterpaksaan saat memberikan pelayanan dan mengerjakannya secara
profesional.
d. Tidak
ada perbedaan dalam pemberian pelayanan bagi yang mampu ataupun yang tidak
mampu. Jaminan pelayanan tetap diterima asalkan sesuai dengan prosedur dan
standat yang berlaku.
e. Komunikasi
yang dilakukan dengan pasien yaitu dengan mengkaji keluhan pasien tentang
penyakit yang di derita serta memberikan pelayanan terlebih dahulu baru
kemudian kita menanyakan tentang administrasi yang akan dilkukan oleh pasien
apkah dia itu pasien umum atau memiliki kartu jaminan kesehatan yaitu BPJS/KIS,
atau apbila tidak memiliki dan pasien tersebut tidak mampu maka kita arahkan
untuk membuat surat pernyataan miskin (SPM) yang dbuat oleh kepala desanya.
C. WAWANCARA
DENGAN PETUGAS RAWAT INAP
1. Menurut
hasil wawancara petugas rawat inap Deby (28 tahun)
a. Fasilitas
cukup baik, kesulitannya dalam ketersediaan obat.
b. Standat
khusus dalam melamar kerja di puskesmas ini yaitu memiliki STR dan sertifikat
pelatihan BCLS, kesulitan dalam memberikan pelayanan yaitu pasien-pasien yang
tidak kooperatif, dan tidak mendengarkan anjuran dalam pelaksanaan pengobatan
misalkan disuruh minum obat tapi pasien tersebut tidak mau minum obt.
c. Tetap
melakukan pelayanan di jam istirahat dan tidak ada keterpaksaan.
d. Tidak
ada perbedaan antra pasien yang mampu dn tidak mampu.
e. Komunikasiny
harus lebih sabar dalam menghadapi pasien yang sedang panik.
D. WAWANCARA
DENGAN PASIEN UGD
1. Menurut
hasil wawancara dari ibu lia ( 30 tahun)
a. Kalau
menurut saya ketersediaan fasilitas dan pelayanan di psukesmas pamolokan ini
cukup bagus. Untuk penampilan petugasnya sendiri rapi, kebersihan dan kondisi
yang ada di ruangan tersebut rapi.
b. Pada
saat datang ke puskesmas anak saya tidak langsung di layani tapi masih harus
menunggu hasil lab dari fortuna dan harus menunggu sekitar 30 menit baru hasil
lab datang kemudian pasien di infus, mungkin disitu kekurangan dalam memberikan
pelayanannya sehingga ketepatan waktunya menjadi terhambat yang membuat pasien
tidak segera diberikan tindakan masih dsruh menunggu. Kalau menurut saya pada
saat datang tidak puas tapi setelah dilakukan tindakan saya cukup puas.
c. Respon
dan kesigapan petugasnya cukup baik, dan pada saat saya membutuhkan sesuatu
petugas langsung datang.
d. Sikap
petugas sopan saat memberikan informasi, Iya informasinya cukup jelas
e. Sampai
saat ini petugas selalu memberikan pelayanan dengan yang dibutuhkan
2. Menurut
hasil wawancara dari mas lutfi (27 tahun)
a. Pelayanannya
cukup bagus.penampilan fisik petugas dan kebersihan semuanya rapi.
b. Tidak
ada keluhan mengenai pemberian pelayanan. Cukup puas dengan pelayanan yang dberikan.
c. Respon
dan kesigapan petugas baik dalam memberikan pelayanan.petugas mudah di temui.
d. Sikap
petugas baik.sebelum melakukan tindakan petugas memberikan penjelasan terlebih
dahulu.
e. Komunikasinya
baik. Petugas tidak menawarkan bantuan.
3. Menurut
hasil wawancara dari ibu julis (29 tahun)
a. Fasilitas
dan pelayanannya cukup bagus.penampilan fisik bersih dan rapi.
b. Memberikan
pelayanan dan pemeriksaan setiap saat jika dibutuhkan.cukup puas.
c. Petugas
sigap dalam memberikan pelayanan jika ada keluhan. Petugas mudah di temui saat
di butuhkan.
d. Sikap
petugas sopan. Memberikan penjelasan dengan baik.
e. Komunikasi
jelas. Menawarkan bantuan.
4. Menurut
hasil wawancara dari bapak salamet (35 tahun)
a. Mengenai
fasilitasnya bisa di bilang cukup. Kalau petugasnya terlihat rapi, dan keberisihan
ruangan luamayan, kerapian ruangan juga cukup menurut saya bak.
b. Menurut
saya mengenai ketepatan waktu dan ketanggapannya masih kurang karena pada saat
kami datang tidak langsung di tangani oleh petugasnya masih duduk cuman di
suruh menidurkan keluarga kami yg sakit dan kami hanya menunggu, mungkin
petugasnya masih mengambil obat-obatan atau infusnya. Ya, untuk saat ini cukup
puas la
c. Respon
dalam memberikan pelayanan baik dan untuk kesigapan masih kurang,sebenarnya
waktu itu ada keluarga saya yang anaknya sakit kejang tapi tidak segera
ditangani sama petugasnya seperti itu bak, ya seperti yang saya alami ini
seperti keluarga saya sekarang, waktu itu kata keluarga saya tindakannya kurang
cepat lah seharusnya kan segera ditangani bak karena itu pasien kejang,
akhirnya keluarga minta di rujuk saja. kalau petugasnya sih ada,kalau mengenai
kemudahannya ya Cuma ada aja waktu saya datang ke sini.
d. Cukup
sopan saat melayani. Iya menjelaskan dengan baik kepada keluarga lah.
e. Informasi
saat petugas menjelaskan cukup jelas, mereka hanya menanyakan apa kami setuju
atau tidak kalau setuju ya dilanjut kalau tidak ya tidak akan dilakukan
tindakan..tidak menawarkan bantuan, hanya saja jika kami membutuhkan sesuatu
kami langsung dtg ke petugasnya.
5. Menurut
hasil wawancara dari ibu watik (31 thun)
a. Cukup
baik. Ya, rapi.
b. Iya.
Iya merasa puas
c. Responnya
baik. Iya mudah di temui
d. Petugas
ramah. Iya menjelaskan informasi
e. Ya
komunikasinya bicara. Iya menawarkan bantuan
E. WAWANCARA
DENGAN PASIEN RAWAT INAP
1. Menurut
hasil wawancara dari bapak agusali (58 tahun)
a. Ya,
cukup baik la
b. Kekurangannya
hanya kamar mandi,cukup puas karena puskesmas adalah fasilitas kesehatan
tingkat pertama.
c. Respon
dan kesigapan petugas bagus dalam memberikan pelayanan dan petugas mudah
ditemui saat dbutuhkan
d. Sikap
petugas baik dalam melayani pasien. Petugas memberikan informasi dengan baik.
e. Komunikasi
petugas mudah dimengerti. Petugas tidak menawarkan bantuan.
2. Menurut
hasil wawancar dari ibu nuraini (37 tahun)
a. Fasilitas
cukup baik. Penampilan fisik bagus.
b. Mengenai
keluhan sdah ada di kotak saran. Cukup puas dengan pelayanannya.
c. Respon
petugas cukup baik. dan mudah ditemui.
d. Petugas
sopan dan ramah. Memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
e. Cara
berkomunikasi petugas kepada pasien,pasien dipanggil dan dijelaskan mengenai
tindakan yang akan dilakukan. Menawarkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3. Menurut
hasil wawancara dari ibu sumiyati (40 tahun)
a. Fasilitas
dan pelayanannya cukup baik. Penampilan fisik dan kebersihan rapi.
b. Petugas
menangani dengan baik. Cukup puas dengan pelayanannya.
c. Respon
dan kesigapan cukup baik. Mudah ditemui petugas berada di rungannya.
d. Petugas
sopan saat memberikan pelayannan.Petugas memberikan informasi sebelum melakukan
tindakan.
e. Komunikasinya
baik. Iya, menawarkan bantuan.
4. Menurut
hasil wawancara dari fatnur aini (18 tahun)
a. Alhamdulillah
cukup memadai fasilitasnya. Kalau masalah kerapian menurut saya kurang rapi.
b. Iya
tepat waktu. Iya alhamdulillah cukup puas.
c. Ya
responnya baik, ramah dan sopan juga. Iya kalau dicari mudah tapi kadang tidak
ada di ruangannya.
d. Ya
baik. Ya informasi yang akan dilakukan itu menyampaiakn tapi informasi dari
luar seperti barusan itu tidak di sampaikan.
e. Ya
sopan juga. Ya kalau diminta mungkin bersedia ya kalau tidak di minta mungkin
tidak.
5. Menurut
hasil wawancara dari ibu yani (33 tahun)
a. Baik.
Ya baik juga.
b. Iya
tepat waktu. Merasa puas.
c. Responnya
ya memuaskan. Iya mudah di temui.
d. Ramah.
Iya menyampaikan informasi.
e. Ya
baik. Iya menawarkan.
Lampiran
3.
DOKUMENTASI
WAWANCARA DENGAN PARA INFORMAN
Wawancara dengan Kepala Puskesmas
UPT Puskesmas Pamolokan
Wawancara
dengan Petugas UGD Wawancara
dengan Petugas Rawat Inap
UPT Puskesmas Pamolokan UPT Puskesmas
Pamolokan
DOKUMENTASI
WAWANCARA DENGAN PARA INFORMAN
Wawancara
dengan keluarga Pasien Wawancara
dengan keluarga Pasien
UPT Puskesmas
Pamolokan UPT
Puskesmas Pamolokan
Wawancara
dengan keluarga Pasien Wawancara
dengan pasien
UPT Puskesmas Pamolokan UPT Puskesmas Pamolokan
Wawancara dengan
keluarga pasien
UPT Puskesmas
Pamolokan
DOKUMENTASI
WAWANCARA DENGAN PARA INFORMAN
Wawancara
dengan pasien Wawancara
dengan pasien
UPT
Puskesmas Pamolokan UPT
Puskesmas Pamolokan
Wawancara
dengan pasien Wawancara dengan pasiem
UPT
Puskesmas Pamolokan UPT
Puskesmas Pamlokan
Wawancara
dengan pasien
UPT
Puskesmas Pamolokan
DOKUMENTASI DI LOKASI PENELITIAN
UPT Puskesmas
Pamolokan
Sumenep
Halaman depan
UPT Puskesmas Ruang
UGD UPT Pusekesmas
Pamolokan Sumenep Pamolokan
Sumenep
Ruang
Rawat Inap UPT Puskesmas
Pamolokan
Sumenep
Lampiran
4.
Surat Keterangan
Selesai Riset dari Dinas Kesehatan Puskesmas Pamolokan Kabupaten Sumenep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar